Nita merasa sangat terpuruk saat tahu kekasih dan sahabatnya telah mengkhianatinya, akhirnya dia terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Nathan Gabriel adalah pria yang di jodohkan dengan Nita. Demi menghormati ibunya, Nathan menerima Nita sebagai istrinya tetapi pernikahan mereka hanya akan berlangsung selama setahun.
Mereka akan bercerai karena kekasih Nathan kembali dari luar negeri. Nathan akan menikah dengan kekasihnya tersebut.
Setahun kemudian, setelah sidang perceraian baru saja usai, Nita mengatakan perasaannya pada mantan suaminya itu bahwa ia mencintainya.
Bagiamana tanggapan Nathan setelah mengetahui perasaan Nita?
Lima tahun kemudian, Nathan bertemu kembali dengan Nita yang kini sudah tampil sangat berbeda. Bertemu dengan mantan istri yang dulu mencintainya, bagaimana sikap Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menangis
Happy Reading.
Nita bergegas masuk ke dalam ruang IGD, dia ada ada shift jaga di IGD malam ini, dan sekarang dia mendapatkan pasien yang mengalami kecelakaan tunggal yang baru saja tiba.
Nita terkejut melihat siapa yang sedang tergolek lemah dan wajahnya dipenuhi darah tengah berbaring di brankar IGD.
"Nathan," lirih Nita.
Mengabaikan rasa keterkejutannya, dokter muda itu langsung menyuruh dua perawat mengambilkan alat-alat untuk membersihkan luka Nathan yang berada di keningnya.
"Pasien mengalami kecelakaan tunggal saat dia naik motor dan sepertinya helmnya terlepas, karena luka yang di alami ada di kening bukan di belakang, itu artinya korban mengalami benturan saat terjatuh dan kepala bagian depan terbentur sesuatu," jelas Nita pada kedua perawat yang dengan cekatan membersihkan luka yang tidak terlalu dalam itu.
"Dokter, sepertinya lukanya tidak dalam, tapi perlu di jahit karena lebar lukanya sekitar dua centi meter," jelas salah satu perawat yang masih muda.
"Oke, siapkan alatnya," Nita langsung mengambil sarung tangan dan bersiap akan melakukan jahitan pada dahi Nathan.
Pria itu masih belum sadar meskipun saat ini wajahnya tengah di pandangi oleh Nita yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya.
Sebenarnya apa yang terjadi dengan pria ini? Terakhir kali mereka bertemu saat makan siang ke tempat yang sangat ingin Nita kunjungi, setelah perdebatan kecil di antara mereka berdua, baik Nita maupun Nathan sama-sama saling diam.
Nathan tidak ingin memaksa Nita, karena dia sudah berjanji tidak akan memaksakan kehendaknya lagi.
Sedangkan Nita sendiri juga masih belum bisa menerima ajakan Nathan begitu saja. Dan setelah itu Nathan mengembalikan Nita ke rumah sakit dan dia kembali ke kantor meskipun sudah terlambat meeting.
Nathan membuka matanya setelah Lima belas menit dia di pindahkan ke ruang rawat. Dia melihat Nita yang masih sibuk mengecek selang infus yang tadi dipasang oleh perawat.
"Eh, kamu sudah sadar? Aku ingin menelepon keluarga mu, tapi aku gak bisa buka kunci ponselmu, nomer asisten mu aku juga tidak punya, sekarang kamu sudah sadar, apa aku bisa membantumu mengabari keluarga mu kalau kamu baru saja kecelakaan?" tanya Nita memberikan ponsel itu kepada pemiliknya.
"Kata kunci sandinya tanggal lahir kamu, belum aku ubah selama ini," ucap Nathan tersenyum.
Nita terkejut dan tidak percaya kalau ponsel pria itu belum pernah ganti.
"Ini masih ponselku yang dulu, bukankah kamu sendiri yang memberi sandi itu?" ucap Nathan membuat Nita kembali menatap ponsel Nathan yang memang tidak Berbeda dengan ponselnya yang dulu, Lima tahun lalu ponsel itu masih sangat mahal karena keluaran terbaru dari mereka hp dengan lambang apel digigit itu.
Ya, dan dulu ponsel mereka couple-an warnanya sama karena Nathan membeli dua ponsel sekaligus.
"Kenapa gak ganti? Ah, tidak penting, sekarang aku bantu hubungi keluarga mu, ya?" Nathan menggeleng pelan.
"Tidak perlu, aku baik-baik saja, hanya kepalaku masih pusing," jawab Nathan tersenyum.
Nita menghela nafas, sebenarnya dia tidak kepo, tetapi Nita juga perlu tahu apa penyebab luka dan kecelakaan yang di alami oleh Nathan.
"Ehhmm, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa terjatuh dari motor?" tanya Nita ragu.
Nathan memejamkan matanya, dia tadi baru saja pulang dari rumah kedua orang tuanya dan mendapatkan sebuah kejutan di sana.
"Aku sedang sedang banyak pikiran, kamu tahu Papa dan Mama menginginkanku untuk segera menikah, mereka tahu bahwa kamu sudah kembali dan aku ingin membawamu kembali pada mereka, aku ingin kembali padamu, Ta, tapi Mama tidak menyetujui permintaanku, dia takut aku membuatmu sakit hati lagi, bahkan tiba-tiba Mama mengundang Silvia ke rumah dan menginginkan aku menikahinya, dengan alasan aku harus bisa berada di sampingnya untuk menjaga Silvia, aku harus bagaimana? Aku begitu menyayangi Mama, dulu dia menyuruhku untuk menikah denganmu, aku setuju, meskipun saat itu belum ada rasa cinta tapi aku tetap menurutinya," ujar Nathan.
"Lalu sekarang apa yang kamu pikirkan? Apa hanya karena Mamamu ingin kamu menikahi Silvia membuatmu jadi kecelakaan? Kenapa kamu tidak menuruti keinginan Mama untuk menikah dengan Silvia? Bukankah itu keinginan mu dari dulu? Menceraikan ku hanya untuk menikah dengan kekasihmu, sekarang keinginan mu sudah di restui, tinggal kamu menghalalkan nya bukan?" ucap Nita tenang.
Membuat Nathan langsung gusar dan berusaha untuk duduk, dia benar-benar tidak mengerti kenapa Nita sama sekali tidak sadar dengan perasaannya?
Dia yang membuat Nathan jatuh cinta, dan sekarang dengan entengnya menyuruhnya menikah dengan Silvia. Nathan tahu dia memang terlambat menyadari, tetapi bahkan dia sama sekali tidak mengkhianati cintanya untuk Nita.
Nita terkejut ketika tangannya di tarik oleh Nathan sampai dia jatuh ke dalam pangkuan pria itu, bahkan Nita tidak bisa bergerak karena Nathan langsung menguncinya begitu saja.
"Nathan, lepas! Jangan seperti ini!" Nita meronta dalam dekapan pria tersebut.
"Aku gak akan melepaskan mu, mantan! Kamu harus bertanggung jawab karena aku sakit, semua rasa sakit ini dikarenakan olehmu, jadi harus kamu obati, bukankah kamu seorang dokter?" ucap Nathan menahan tubuh Nita.
Biarkan kalau ada yang melihat, biar mereka di nikahkan sekalian.
"Kamu gila, aku gak pernah nyakitin kamu, yang ada kamu tuh yang nyakitin aku! Apa kamu gak tau gimana perasaan ku selama menjadi istrimu? Menahan sakit hati karena kamu dengan entengnya bercerita tentang Silvia, apa kamu pernah mau mengerti bagaimana sakitnya hatiku? Tapi itu semua aku tahan karena ... emmm!"
Nathan tidak kuat mendengar curahan hati Nita dan melihat mata wanita itu berkaca-kaca saat menceritakan masa lalu mereka, dengan cepat dia mencium bibir Nita dan memagutnya lembut. Bibir yang menjadi candunya ketika pernah merasakan sekali saat itu.
Nita yang sedang berusaha mendorong Nathan merasakan ciuman mereka terasa asin.
Nathan menangis! Yah, Nita bisa merasakan tubuh mantan suaminya itu bergetar, pria itu masih belum memutuskan ciuman mereka tapi Nita bisa melihat air mata Nathan mengalir begitu saja.
'Kenapa? Kenapa Nathan menangis? Apakah dia juga merasakan terluka?'
Bersambung.
