Catherine dulunya adalah murid kutu buku yang polos dan kerjaannya hanya belajar di perpustakaan. Namun suatu hari, dia terlibat taruhan dengan Bastian. Mereka mereka memulai sebuah taruhan gila dan semenjak itu hidup Catherine benar-benar berubah drastis. Bastian mengajarinya hal-hal aneh dan liar yang tidak pernah Catherine ketahui ataupun coba sebelumnya.
Intinya, Bastian dan Catherine adalah teman di atas ranjang.
Hubungan mereka hanya sebatas sebagai teman yang saling memanfaatkan untuk memuaskan nafsu.
Tidak kurang, tidak lebih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1. Teman Diatas Ranjang
Halo para readers-ku, selamat datang di cerita keduaku ini.
Sesuai deskripsi, cerita ini itu [Bastian x Catherine] Bukan kelanjutan dari cerita 'Pria seksi itu suamiku' Jadi kedua cerita ini bisa dibaca secara terpisah ya.
Jangan lupa komen dan jempolnya ya, biar bisa jadi penyemangat setiap kali mau update cerita :)
Happy reading, semoga suka!
----
Suara hiruk piruk musik yang berdentum dengan keras menggema sepanjang kelab malam itu.
Sebagian kaum hawa disana sibuk meliukkan tubuh mereka, menampilkan tarian eksotis dan seksinya di tengah-tengah lantai tari dengan pakaian mereka yang terlampau ketat, menampilkan setiap lekuk tubuh mereka. Dengan bagian dada yang terekspos bebas, membungkus erat dada besar mereka yang hampir tumpah itu. Turun pada paha mereka yang nyaris naik memperlihatkan pakaian dalam mereka.
Disusul kaum adam yang sibuk menancapkan fokus mereka demi mencari mangsa mereka malam ini, bola mata mereka yang terus bergerak dari satu target ke target lainnya. Tatapan mereka kian jatuh pada dada para wanita kemudian turun menjelajahi bokong montok mereka yang ikut bergoyang saat mereka melompat-lompat di tengah musik yang berdentum sangat keras. Senyuman meremehkan cenderung mereka tampilkan, tampak memilih siapa yang akan dijadikan teman tidur mereka malam itu.
Alur mainnya didalam kelab itu sangatlah mudah.
Si pria akan menghampiri si wanita yang berhasil menaikkan hasrat seksual mereka dengan tarian mereka kemudian mengajaknya menari sebentar di area lantai dansa sebelum mereka akan saling berciuman dan berakhir pergi ke lantai dua yang berisi sebuah lorong dnegan jejeran pintu kamat yang memang sengaja disediakan oleh para tamu.
Kelab malam itu bukanlah kelab malam seperti umumnya. Itu adalah salah satu kelab yang terkenal di kalangan para pebisnis tinggi dan kelas atas, mereka serong menghabiskan malam disana. Setelah berkutat dengan bisnis mereka yang memakan kinerja otak, mereka akan memuaskan hasrat mereka di kelab itu sebagai hiburan atas kerja keras mereka.
Semua tamu itu tidak memandang usia, baik yang muda hingga yang sudah menikah juga ada disana. Dan setiap tamu yang dapat masuk ke dalam sana pastinya sudah memiliki akses sebagai tamu VIP di kelab malam itu.
Tepat di sudut ruangan, berdiri seorang pria dengan tatapan elangnya yang tertancap fokus ke arah depan sana, tertuju secara jelas kepada seorang wanita yang tengah duduk diam di area bar tempat penyedia berbagai jenis minuman alkohol.
Kehadirannya berhasil memikat minat para kaum hawa yang tengah sibuk menari dia rea lantai dansa. Pembawaannya yang begitu tegas dan serius itu berhasil menarik perhatian mereka., dengan kemeja putih tanpa dasi teringat, kancing atasnya terbuka. Pahatan wajah begitu sempurna,. Nyaris sempurna.
Mereka tahu betul siapa pria itu.
Bastian, pemilik dari kelab malam yang sedang emreka kunjungi itu.
Bisa dibilang satu-satunya wanita yang tidak bergabung ke lantai dansa malam itu.
Hanya melihat dari perawakan tubuh bagian belakangnya saja Bastian sudah bisa mengenal secara tepat siapa wanita itu.
Awalnya wanita itu tampak duduk sendirian sembari sesekali meraih gelas alkoholnya dan menyesapnya pelan. Bastian tahu betul wanita itu tidak terbiasa dengan minuman bodoh seperti itu, tetapi entah kenapa malam ini wanita itu tampak menikmatinya.
Tiba-tiba seorang pria dari arah belakangnya berjalan mendekati wanita itu kemudian duduk tepat disampingnya.
Bastian masih memperhatikan semuanya dari tempatnya berdiri. Tatapannya tak lepas dari pemandangan itu barang sedetikpun.
Kendati deru napasnya terasa teratur, namun jauh dalam dirinya timbul perasaan tidak nyaman, percikan amarahnya mulai bangkit secara perlahan. Sebab yang dilihatnya sekarang adalah wanita itu tidak menolak kehadiran pria asing yang disampingnya itu.
Wanita itu malah menyambutnya dengan seulas senyuman manisnya yang seharusnya hanya diberikan kepada Bastian seorang.
Mereka tampak mengobrol sejenak saat kesabaran Bastian sudah benar-benar habis disana. Bastian sudah cukup memberikan kelonggaran kepada wanita itu untuk tidak menariknya paksa keluar dari kelab malam saat pertama sekali wanita itu secara berani menginjakkan kakinya di area miliknya itu.
Bastian melangkah dengan tergesa-gesa, kakinya yang panjang itu menuntun tubuhnya secara cepat untuk sampai di hadapan wanita itu. Dengan sekali sentakan, ia meraih tangan wanita itu kemudian menariknya secara kuat membuat wanita itu berakhir bangkit dari duduknya.
Bastian menuntun langkah mereka dengan cepat, membelah kerumunan orang yang berlalu-lalang di kelab malam itu hingga melewati pintu keluar.
“Bas, apa yang sedang kau lakukan?” teriak wanita itu sembari meronta meminta agar tangannya dilepaskan.
Namun tampaknya Bastian memang tidak ada niat untuk melepaskan tautan tangan mereka, pria itu malah menariknya menjauh dari area pintu keluar kelab malam kemudian berhenti di depan sebuah gang sempit yang berjarak belasan langkah dari area kelab.
“Apa kau sudah gila?” teriak wanita itu lagi, berusaha menyentak tangannya tetapi pria itu mencengkramnya dengan sangat kuat, ia yakin nantinya itu akan membekas pada pergelangan tangannya .
“Bastian!” teriak Catherine yang sudah mulai kesal dengan sikap pria itu sebelum akhirnya Bastian membawa mereka berdua masuk ke dalam gang yang sempit dan gelap itu.
Bastian kemudian memojokkan Catherine ke dinding lorong gang itu. Benar-benar sepi dan dengan cahaya dari lampu jalan yang sudah padam itu membuat mereka berdua susah untuk melihat ekspresi wajah satu sama lain saat ini.
Tetapi deru napas Catherine yang tampak memburu itu membuat Bastian mengetahui satu fakta bahwa wanita itu sedang meluapkan amarahnya kepadanya.
Memang itu yang Bastian mau, membuat Catherine naik pitam saat di detik selanjutnya Bastian tanpa aba-aba mendekatkan wajahnya dan langsung mendaratkan bibirnya pada bibir Catherine kemudian menciumi wanita itu dengan brutal.
Catherine yang tampak belum siap dengan serangan tiba-tiba itu hanya berakhir meronta sembari menggelengkan kepalanya dan secara gesit bergerak asal membuat Bastian kesusahan meneruskan tautan bibir mereka itu.
Namun tampaknya Bastian tidak ingin melepaskannya dengan begitu mudah, Bastian malahan mendaratkan tangannya pada area belakang kepala Catherine kemudian menekannya kuat-kuat guna memperdalam tautan bibir mereka.
Bastian menciuminya secara buas.
Awalnya Catherine menutup rapat bibirnya untuk menghalangi akses masuk Bastian, namun pria itu malah dengan kurang ajarnya mengigiti bibirnya guna menerobos masuk, membuat Catherine membuka akses mulutnya secara terpaksa.
Bastian terus memperdalam ciuman mereka, menekannya dan menyesapnya tanpa memberikan jeda bagi Catherine untuk mengambil napas.
Bastian terlihat seperti hewan buas yang sedang menyantap mangsanya.
Decakan bibir mereka terdengar begitu jelas bagi keduanya, kian panas saat bibir mereka saling bertubrukan. Catherine dapat merasakan bibirnya terasa lembap.
Seperti yang bisa dibayangkan, Bastian adalah seseorang yang handal. Ciumannya begitu memabukkan dan mendebarkan disaat yang bersamaan.