Kelanjutan dari cinta untuk wisyah.
Buku diary ku, Apakah kamu tahu.
Kini kesabaran ku telah diuji kembali setelah aku tahu tentang rahasia kenapa kedua orang tuaku berpisah. Kini aku harus dihadapkan dengan pernikahan yang tidak aku inginkan berkesan pemaksaan.
Pernikahan yang didasari perjodohan karena sahabat yang baru aku kenal dua bulan terakhir. Menikahkan aku dengan pria yang selalu menatap ku dengan tatapan kebencian, tanpa aku tahu apa sebabnya.
Apa karena masa lalu nya yang pernah di khianati oleh wanita, makanya setiap wanita pasti akan ditatap dengan kebencian termaksud diriku.
Sanggupkah aku bertahan atau aku harus berpisah seperti kedua orang tuaku yang tidak bisa mempertahankan rumah tangga nya.
Apakah aku bisa menghapus masa lalunya dengan kesabaran ku ini yang pada akhirnya akan membawa Cinta untuknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ulfa Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Setelah Fina mengantarnya sampai di jalan di mana tadi pagi Fina menjemputnya. Kini Wiyah kembali melangkah menyusuri jalan untuk kembali kerumah suaminya. Wiyah melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul lima sore. Wiyah tidak tau jam berapa suaminya itu pulang kerja karena ia sendiri baru mengenal Fazar dua hari terakhir.
Wiyah terus melangkah sampai ia didepan pagar rumah suaminya. Sedangkan security yang melihat kehadiran Wiyah dengan cepat membukakan pagar untuknya." Selamat sore pak." Sapa Wiyah sambil tersenyum saat ia masuk kedalam dan melewati security yang tadi membukakannya pagar.
" Selamat sore nona." Jawab security sambil membalas senyuman dari Wiyah. Wiyah kembali melanjutkan langkahnya untuk masuk kedalam, Tapi belum Wiyah memencet bel, pintu rumah sudah di buka oleh art lainnya yaitu mbak Alia." Assalamualaikum mbak." Salam Wiyah sambil tersenyum menatap mbak Alia yang baru saja keluar dari rumah.
" Waalaikumsalam non Wiyah." Jawab mbak Alia sambil tersenyum." Baru pulang dari kuliah non." Tanya mbak Alia membuat Wiyah mengangguk.
" Iya mbak baru aja pulang. Kalau Mbak mau kemana." Tanya Wiyah balik.
" Mau pulang ke rumah non. Soalnya saya kerja nya sampai sore." Jawab Mbak Alia membuat Wiyah mengangguk mengerti.
Wiyah melangkah masuk kedalam rumah ia melihat suasana dalam rumah itu terasa begitu sangat sepi." Mungkin Bu Neneng berada di dapur." Gumam Wiyah yang tidak melihat kehadiran Bu Neneng." Aku bersih-bersih dulu setelah itu baru bisa bantu Bu Neneng buat masak makan malam." Gumam Wiyah kembali. Wiyah melangkah masuk kedalam kamarnya, untuk membersihkan tubuhnya.
Wiyah menaruh ranselnya di atas kasur setelah itu ia mengambil baju rumah nya untuk ia pakai.
🍂🍂🍂🍂🍂
Sedangkan di lantai atas tempatnya di ruang kerja Fazar. Fazar yang sedang mengerjakan perkejaan kantornya yang tadi ia tinggalkan di kantor. Walaupun Fazar pulangnya lebih siang tapi Fazar akan tetap mengerjakan pekerjaannya itu di rumah. Fazar menutup laptopnya karena ia baru saja menyelesaikan perkejaannya." Alhamdulillah selesai juga." Gumam Fazar menghembuskan nafasnya lega. Fazar menatap jam kecil yang berada di atas meja kerjanya." Ternyata sudah jam lima. Apakah wanita itu sudah pulang." Gumam Fazar. Fazar berdiri dari duduknya lalu melangkah keluar dari kamarnya untuk turun kelantai bawah.
Saat ia turun kelantai bawah Fazar bertemu dengan mbak Fika yang baru saja ingin pulang." Selamat sore tuan, ada yang bisa saya bantu." Tanya mbak Fika sopan.
" Tidak ada Fika. Tapi apa kamu melihat istri saya." Tanya Fazar balik.
" Oh, non Wiyah. Tadi saya melihat non Wiyah masuk kedalam kamar itu tuan." Jawab mbak Fika sambil menunjuk pintu kamar yang berwana putih, Fazar mengangguk mengerti lalu melangkah pergi kekamar istrinya.
Sedangkan mbak Fika kembali meneruskan urusan setelah itu ia kembali untuk pulang.
Fazar memegang pegangan pintu untuk mengecek apakah pintu kamar istri di kunci atau tidak. Tapi sepertinya istrinya itu lupa untuk mengunci pintu kamarnya. Membuat Fazar bisa masuk kedalam. Fazar membuka perlahan-lahan pintu kamar itu, tapi sebelum ia membukanya lebar-lebar dan melangkah masuk kedalam Fazar sudah di suguhkan dengan pemandangan yang begitu sangat menarik. Karena gadis yang dia cari ternyata sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. Rambut yang begitu sangat panjang sampai di atas lutut membuat Fazar terdiam, ternyata kepala yang selalu terbungkus oleh hijab, ternyata menyembunyikan keindahan yang begitu sangat indah. Fazar bisa melihat bagaimana sulitnya gadis itu mengerikan rambutnya panjangnya itu tanpa bantuan alat apapun seperti Hair Dryer.
" Kenapa saat seperti ini, dia terlihat menarik." Batin Fazar yang terus menatap Wiyah tanpa berkedip sama sekali."
Sedangkan Wiyah belum sadar akan kehadiran Fazar di kamarnya, karena Wiyah sedang mengeringkan rambutnya Sambil membelakangi pintu yang membuat Wiyah tidak menyadari kalau Fazar sudah berada di dalam kamarnya.
" Apa seperti ini caranya mu, menggoda pria lain, selain memberikannya obat p**angsang dengan diam-diam." Terdengar suara berat dari seorang pria yang begitu sangat Wiyah hafal, membuat Wiyah menghentikan mengerikan rambutnya lalu membalikkan tubuhnya menghadap kearah belakang. Wiyah begitu sangat terkejut saat melihat Fazar yang berada di kamarnya dan menatap dirinya dengan tatapan dingin." Tuan." Bisik Wiyah pada dirinya sendiri saat melihat Fazar.
Fazar bisa melihat wajah cantik dari Wiyah saat ia melihat kearahnya dengan tatapan terkejutnya, apalagi saat rambut panjangnya itu terhambur menutupi wajahnya cantiknya itu.
Fazar mendekat kearah Wiyah, membuat gadis itu langsung mundur kebelakang. Karena Wiyah begitu sangat takut dengan tatapan Fazar yang menatapnya seperti sedang menatap musuh.
" Apa yang akan tuan akan lakukan." batin Wiyah ketakutan saat melihat tubuh kekar itu mendekat kearah yang membuat Wiyah semakin mundur kebelakang sampai tubuhnya terbentur di dinding yang membuat Wiyah tidak bisa mundur kembali." Apa yang harus aku lakukan ya Allah." Batin Wiyah ketakutan yang membuat wajahnya seketika menjadi pucat.
Fazar terus mendekat sampai Fazar mendekati tubuh Wiyah yang sudah terbentur dinding yang membuatnya tidak bisa bergerak lagi. Fazar menghimpit tubuh Wiyah dengan tangan yang menempel diding sedangkan tangan satunya mengangkat dagu Wiyah. Kini tidak ada jarak antara kedua yang membuat keduanya saling menatap satu sama lainnya.
Wiyah bisa menatap suaminya itu begitu sangat dekat seperti kemarin malam. Tiba-tiba saja rasa takut muncul dihatinya.
Sedangkan Fazar bisa melihat wajah cantiknya istrinya dari jarak yang begitu sangat dekat membuat Fazar bisa mencium aroma harum dari rambut sang Istri yang bisa meredakan emosinya." Kenapa bau dari tubuh wanita ini membuat aku begitu sangat tenang." Batin Fazar. Fazar memejamkan matanya karena begitu sangat menyukai aroma rambut Istrinya itu.
" Tuan, ada apa. Apa kau melakukan kesalahan." Tanya Wiyah terbata-bata karena begitu sangat takut dengan Fazar.
Fazar membuka matanya, lalu menatap istrinya itu, Fazar menjauh dari tubuh istrinya." Tidak ada, aku hanya ingin berbicara denganmu maka datanglah di kamarku selesai makan malam." Jawab Fazar.
" Baik tuan." Ucap Wiyah. Mendengar jawaban dari Wiyah membuat Fazar melangkah meninggalkan istrinya itu, padahal rencananya tadi Fazar akan mengomeli Wiyah, tapi tidak jadi karena Fazar sudah melupakan emosinya.
Fazar melangkah meninggalkan kamar Wiyah.
Wiyah masih bisa melihat punggung kekar itu menghilang di balik pintu yang tidak tertutup.
Setelah melihat suaminya benar benar pergi Wiyah menghembuskan nafasnya lega, Wiyah berusaha mengatur detak jantungnya yang kembali berdetak begitu sangat kencang saat Fazar menatapnya tadi.
" Alhamdulillah selamat, aku kira dia marah, ternyata nggak." Ucap Wiyah." Tapi apa yang ingin dia bicarakan." Gumam Wiyah kembali." Apa jangan-jangan.... Ya ampun Wiyah pikiran mu terlalu jauh. Kenapa kamu bisa-bisa berpikir seperti itu sih." Gerutu Wiyah kesal saat mengingat pikiran buruknya tadi.
Wiyah mengelus dadanya dan baru menyadari kalau rambut panjangnya tidak terikat sama sekali dan tidak tertutup hijabnya." Apa tadi dia sudah melihatku tanpa mengunakan hijab, makanya dia mengatakan hal seperti tadi." Tanya Wiyah pada dirinya sendiri saat menyadari kalau kepalanya tidak tertutup kain penutup sama sekali dan Wiyah masih mengingat perkataan Fazar tadi." Tapi bukannya itu tidak dosa Wiyah, karena yang melihat rambutmu itu suamimu sendiri." Ucap Wiyah kembali yang baru sadar kalau ia tidak melakukan kesalahan karena yang melihat mahkota yang selalu tertutup oleh hijab itu suaminya sendiri.
Tidak terasa adzan maghrib berkumandang memanggil umat muslim untuk mengerjakan tugasnya sebagai muslim. Wiyah yang mendengar adzan maghrib, segera melangkah kekamar mandi untuk berwudhu untuk mengerjakan tugasnya sebagai umat muslim.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Sama halnya dengan Fazar yang kini sudah rapi dengan setelan baju kokonya. Karena Fazar akan melakukan solat berjamaah di mesjid.
Fazar melangkah keluar sama halnya dengan kamar yang berada disebelah kamarnya yang baru saja membuka pintu kamarnya untuk melakukan solat berjemaah di mesjid.
" Abang mau ke mesjid." Tanya Fazri saat melihat abangnya itu.
" Iya Abang mau ke mesjid. Bagaimana dengan kamu, apa kamu mau ke mesjid juga." Tanya Fazar balik.
" Iya bang." Jawab Fazri. Keduanya kembali melanjutkan melangkah nya saling beriringan untuk pergi ke mesjid.
" Bang apa kakak ipar belum pulang." Tanya Fazri menatap abangnya itu.
" Dia sudah pulang dan sekarang berada di kamarnya." Jawab Fazar.
" Apa abang ngga solat berjamaah, bareng sama kakak ipar gitu." Tanya Fazri membuat Fazar menghentikan langkahnya lalu membalas tatapan adiknya itu.
" Anak kecil ngga perlu tahu urusan orang dewasa." Jawab Fazar yang kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan adiknya itu.
" Tapikan Fazri sudah dewasa bang." Ucap Fazri yang kembali melanjutkan langkahnya untuk mengikuti langkah Fazar.
Kedua adik kakak berbeda usia itu melangkah saling beriringan turun kelantai bawah.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Selesai melaksanakan shalat maghrib kini Fazar dan Fazri kembali kerumah mereka. Padahal rencana tadi keduanya akan menunggu sampai solat isya, tapi keduanya memutuskan untuk kembali kerumahnya.
Fazri melangkah duluan ke kamarnya. Sedangkan Fazar menyusul di bekang. Saat Fazar akan kembali naik kelantai atas. Fazar mengurungkan niatnya karena berfikir untuk mengecek apa yang sedang istrinya itu lakukan sekarang. Fazar kembali melangkah mengarah ke kamar istrinya. Sesampainya didepan pintu kamar, Fazar membuka perlahan-lahan pintu kamar itu, Baru saja ia membuka pintu kamarnya istrinya Fazar bisa mendengar suara lembut seseorang yang sedang mengaji membuat hatinya begitu sangat tenang saat mendengar suara lembut wanita itu.
Deg
Deg
Suara yang berhasil membuat jantung kembali berdegup kencang." Ada apa dengan jantung." Ucap Fazar memegang jantungnya.
...----------------...
Maaf baru Up, soalnya author keasikan baca sampai lupa mau up lagi 😁
Harap bijak dalam membaca karena banyak typo yang bertebaran. Jangan lupa like komen dan vote nya biar author lebih semangat buat up.
Salam manis dari author 😉
semoga Anknya cewek.....
Fazar psti bahagia bngt....
gmna jga dgn Nadila....