NovelToon NovelToon
My Husband, I Love You

My Husband, I Love You

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Balas Dendam / CEO / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:805k
Nilai: 4.8
Nama Author: Afifatun Nasobah

Kalila Wulandari, seorang Office Girl disebuah perusahaan ternama.

Suatu hari presdir dikantornya digantikan oleh penerus berikutnya. Seketika Kalila langsung terkagum oleh ketampanan presdir baru itu, rasa kagumnya berubah menjadi cinta.

Hingga suatu hari, Kalila melupakan satu angka yang berakibat membuatnya menikah sang presdir.

Bagaimana satu angka mengubah hidup Kalila?

Kesalahpahaman terjadi karena siasat yang meleset dari orang ketiga.

Siapakah orang ketiga itu?

Yuk simak kisah Kalila Wulandari dan Keenan Alvaro Pradipta, Presdir baru yang membuat Kalila jatuh hati dalam sekali pandangan.

Penuh teka-teki karena balas dendam orang dimasa lalu...


NB : Kalau tidak halangan, akan UP tiap jam 12.00

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afifatun Nasobah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Surat Perjanjian

Kalila terus merintih kesakitan saat bi Susi memberikan salep dikakinya. Rasanya benar-benar perih.

" Sabar ya, nanti setelah Bibi pakaikan salep pasti mendingan." Hibur bi Susi.

" Sakit banget bi..."

Bi Susi hanya tersenyum, ia merasa iba.

Tak berapa lama, dokter Rio datang dan langsung memeriksa Kalila.

" Lukanya cukup serius, sepertinya air yang menyiram kakinya benar-benar mendidih. Saya akan memberikan resep obat. Dan ingat, istirahatlah yang cukup, bahkan jika bisa, jangan melakukan apapun seminggu penuh." Pesan dokter Rio setelah selesai memasangkan perban.

" Baik dok, emm...maaf dok, saya hanya ada segini." Ujar Kalila mengulurkan beberapa lembar uang yang tak seberapa dari saku roknya.

" Tidak perlu, saya sudah dibayar." Jawab dokter Rio tersenyum akan kepolosan Kalila. Gadis itu pasti tak tau jika dia dokter keluarga Pradipta.

Setelah memberikan resep obat, dokter Rio keluar dari kamar Kalila. Disana ia bertemu dengan Keenan.

" Kenapa bisa sampai begitu?." Tanya dokter Rio. Ia tak bicara secara formal, kedekatannya dengan keluarga pradipta sudah seperti keluarga sendiri.

" Hanya insiden kecil..." Jawab Keenan sekenanya.

" Hanya insiden kecil? Apa kau tak bisa melihat lukanya. Bahkan orang buta pun tau lukanya sangat serius!!!." Marah dokter Rio.

" Ya...ya...itu bukan urusanmu. Tugasmu sudah selesai, sebaiknya kau pulang, sudah malam." Jawabnya tak suka melihat sikap Rio yang menurutnya berlebihan.

Dokter Rio menggelengkan kepala tak percaya, Keenan bisa sekejam itu pada wanita yang berstatus istrinya.

Ya, karena dia sudah dianggap keluarga, dia sudah tau pernikahan Keenan dengan Kalila.

" Dia perempuan baik-baik, kau sudah mendapatkannya, jangan sia-siakan dia, atau kau akan menyesal saat dia pergi darimu." Tutur Rio bijak menepuk pelan pundak sahabatnya, kemudian melenggang pergi.

' Cih, perempuan baik apanya, dia bahkan menggunakan tubuhnya demi mendapatkan uang.' batin Keenan sinis melihat kepergian dokter Rio.

Ia kembali menengok kedalam, melihat Kalila masih merintih kesakitan membuatnya merasa bersalah. Namun lagi-lagi egonya mengatakan jika Kalila pantas mendapatkannya.

Ia kemudian teringat tujuannya pulang lebih cepat, ia segera kekamarnya mengambil sesuatu kemudian masuk kekamar Kalila.

" Tinggalkan kami sendiri!." Titahnya pada pak Ujang dan Bi Susi yang masih berada disana.

Mereka segera mematuhi perintah majikannya tanpa membantah.

" Baca ini!!." Titah Keenan melemparkan sebuah berkas pada Kalila yang duduk dengan perban dikedua kakinya.

Tanpa membantah, Kalila segera membaca surat itu. Ia menatap Keenan penuh tanda tanya sekaligus rasa kecewa.

" Semua isinya sudah jelas bukan? Aku akan menceraikanmu setelah satu tahun. Aku rasa Papa tak akan curiga, dia akan menganggap kita memang tidak cocok, karena memang itu kenyataannya."

Sakit! Itulah yang Kalila rasakan saat ini. Meski pernikahannya didasari keterpaksaan, ia tak mengira perceraian bahkan sudah direncanakan.

' Anda benar-benar membenci saya, sampai perceraianpun direncanakan.'

" Aku tidak akan memberikanmu sepeserpun dari harta keluarga Pradipta. Bukankah hidup denganku selama setahun sudah bagaikan surga bagimu? Penuh dengan fasilitas dan kemewahan, jadi kurasa itu lebih dari cukup."

Bagaimana Keenan bisa mengatakan hal itu, apakah Keenan mengira dia adalah wanita matre, sehingga sampai sebegitunya membicarakan harta.

" Kau bisa menabung mulai sekarang untuk kehidupanmu setelah perceraian, aku akan menggajimu bekerja sebagai pelayan disini."

Yah, itulah harapannya untuk kehidupannya setelah satu tahun. Setidaknya dia tak akan terlalu menyedihkan setelah bercerai.

" Jadi bagaimana? Kau sudah paham bukan, selama setahun kau adalah pelayan dan aku majikan. Tak perlu aku jelaskan tugas dan batasan pelayan atas majikan bukan?."

" Tak perlu tuan, saya mengerti semua ketentuan yang sudah tuan buat."

" Bagus, sekarang tanda tangani surat itu!."

Tanpa ragu Kalila langsung menandatangani surat perjanjian itu. Ia sadar, tak seharusnya berharap lebih pada pernikahan ini.

" Selama seminggu ini kau kuizinkan libur. Aku tak ingin kau mengacaukan rumahku karena bekerja dengan kaki seperti itu." Ucapnya angkuh dan melangkah pergi dari sana meninggalkan Kalila dengan segala rasa sakitnya.

Sakit lahir sekaligus batin...

Kalila memandang pintu dimana Keenan baru saja lewat, dengan tatapan hampa. Semangat yang sempat berkobar dalam dirinya seakan sudah padam, Keenan benar-benar membencinya.

Namun apalah daya, semua ini berawal dari kecerobohannya.

Kalila memutuskan untuk tidur, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

" Masuk saja."

" Lila, bibi bawakan makan malam dan obat." Ujar bi Susi dengan nampan ditangannya. Ia menaruhnya dinakas.

" Terima kasih bi."

" Tidak perlu berterima kasih, kau makanlah...Atau, mau bibi suapi?."

" Tidak perlu, aku bisa sendiri."

" Baiklah kalau begitu. Kalau butuh sesuatu panggil bibi ya..."

" Iya, bibi tenang saja. Dalam keadaanku saat ini, aku pasti akan sering merepotkan bibi."

" Bibi akan senang jika direpotkan."

' Terima kasih bi, terima kasih banyak. Dengan adanya bibi, membantuku bisa bertahan untuk satu tahun kedepan.' Batinnya miris.

" Bi?." Panggil Kalila saat bi Susi berada diambang pintu berniat keluar.

" Iya? Apa kau butuh sesuatu?."

Kalila menggeleng.

" Apa tuan Keenan sudah makan?."

' Walau dia sudah menyakiti lahir dan batinku, aku tak ingin dia sampai melewatkan makan malamnya.'

" Ooh itu, ya bibi sudah membawakan makanan untuk beliau."

" Baiklah."

Bi Susi kemudian keluar, Kalila langsung memakan makanannya dan meminum obatnya.

Kalila berusaha memejamkan matanya, namun rasa sakit dikakinya membuatnya tak leluasa bergerak.

Rasanya benar-benar perih dan pegal.

Pikirannya kembali melayang tentang perjanjian yang baru saja terjadi. Ia harus tetap semangat. Mungkin saja dalam satu tahun kedepan, perasaan suaminya akan berubah, sehingga tak ada perceraian itu.

Dengan pikiran yang positif, Kalila berhasil memejamkan matanya.

Hari telah berganti, setelah semalaman kurang tidur karena merasakan sakit dikakinya dan juga surat perjanjian, ia sudah terbangun dengan perasaan lebih baik.

Ia memandang kakinya, ia merasa ingin kekamar mandi, tapi ini akan sedikit sulit.

" Auuwwh!!!." Pekiknya saat baru mulai memijakan kaki merasakan sakit yang teramat. Kalila jatuh disamping ranjang.

Mendengar sebuah teriakan, bi Susi langsung masuk tanpa mengetuk.

" Kau tidak apa-apa nak.?."

" Hanya sedikit sakit saja."

" Apa kau butuh sesuatu?."

" Aku...ingin kekamar mandi bi." Ujarnya tak enak hati karena merepotkan.

" Baiklah, ayo bibi bantu."

Bi Susi kemudian memapah Kalila sampai kekamar mandi.

" Terima kasih ya bi." Ucapnya.

" Sama-sama, lain kali kamu gak usah sungkan ya panggil bibi kalau mau apa-apa. Bibi siap bantu.."

Kalila mengangguk sembari tersenyum.

Sementara itu, Keenan telah bangun dari tidurnya.

" Apa dia sudah baikkan?." Memikirkan Kalila.

" Hah, untuk apa aku peduli padanya."

Keenan bangkit dan langsung menuju kamar mandi.

Setelah selesai, ia turun untuk sarapan.

" Bagaimana keadaannya?." Tanyanya pada bi Susi yang baru saja menata makanan.

" Masih sakit tuan, tadi saja Nona Lila jatuh saat mau kekamar mandi." Jawab bi Susi dengan panggilan nona. Ia hanya memanggil dengan nama saat dihadapan Kalila yang meminta.

" Kalau begitu jangan biarkan dia melakukan apapun sebelum sembuh. Aku tak ingin repot jika sampai semakin parah." Ketus Keenan namun berhasil membuat bi Susi tersenyum.

' Walau anda menujukkan sifat tak peduli, saya tau anda khawatir pada nona Kalila.'

" Baik tuan."

***

Menurut kalian, Keenan itu gimana sih? Mau tau pendapat kalian soal sosok Keenan yang author buat...

1
Cinta Aini
cembura ya mas kenan
Helena Martini
cerita nya bagus banget
Dhea Rosady
buat kalila ,knapa masih brtahan ,udh tinggalin aj tuan muda nya ,dri pda trus mnderita ,😅
Tatik R
❤❤❤❤
Sumarni Al Fa
👍👍
ousky
lanjutkan thor seri
ousky
next
ousky
seru lanjutkan thor
ousky
akui alin klai itu anak devan
ousky
kalila buka lembaran baru
ousky
apa maksd kenan
ousky
kalila sabar y
ousky
jahat keenan
ousky
ceruita yg bagus
ousky
kenan bukalah mata hati mu
ousky
Kalila ini babak baru dlm hidup mu
ousky
kasihan lila
ousky
lanjutkan thor
ousky
bagus cerita nya thor
Selin Tari
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!