Transmigrasi Aletta ( Antara Kebebasan Dan Komitmen )

¥¥¥¥¥¥¥¥¥

**Di kediaman Danita**.

"Bunda kemana sih .. , sampai sekarang belum pulang juga , mana uang gue habis lagi , kalau kayak gini gue bisa batal beli tas keluaran terbaru itu"gerutu Elva sambil berjalan bolak balik sambil menunggu kepulangan Danita.

Hingga tak lama Elva yang selalu menggerutu sambil menunggu kedatangan Danita , samar samar Elva mendengar sura deru mesin mobil yang berhenti di pekarangan rumah mereka.

Lalu dengan cepat , Elva berjalan kedepan rumah untuk melihat siapa yang datang , dan dia sangat terkejut ketika mengintip dari balik kaca jendela saat melihat siapa yang bersama dengan sang Bunda.

"Sialan , kenapa itu cewek bisa sama Bunda , ck .. bikin repot aja , jangan sampai dia tahu ini rumah gue"ucap Elva yang kemudian berbalik berjalan masuk ke kamarnya.

Sedangkan di halaman depan , Danita terlihat sedang berbincang sebentar dengan Alettha yang mengantarkan Danita pulang bersama dengan Altezza.

"Terimakasih ya nak , sudah mau nganter Ibu pulang"ucap Danita yang memanggil Alettha seperti jiwa Alettha yang dulu saat dia tahu jika jantung Alettha ada si tubuh gadis yang ada di hadapannya.

"Sama sama Ibu , Alettha seneng kok nganter Ibu pulang , jadi Alettha bisa tahu rumah Ibu , jadi nanti kalau Alettha kangen Alettha boleh kan maunya ke rumah ini"ucap Alettha sambil tersenyum melihat Danita.

"Tentu saja , kamu boleh main ke rumah sederhana Ibu , kalau begitu apa ingin masuk dulu?"

"Lain kali saja Bu , Lettha masih ada urusan"ucap Alettha menolak halus tawaran Danita.

"Baiklah kalau begitu , kalian berdua hati hati di jalan ya .."

"Tentu , kalau begitu Alettha pulang dulu ya .."yang kemudian kembali masuk kedalam mobil Altezza setelah dia memberi salam pada Danita.

Lalu setelahnya Altezza melajukan mobilnya menjauhi kediaman Danita , pulang menuju ke mension Sebastian , sebab Ryan tidak ingin di rawat dan memilih untuk pulang saja.

Tetapi bukan pulang ke rumah sederhana Ryan , melainkan Sebastian menyuruhnya untuk kembali ke mension Sebastian.

Meski awalnya Ryan menolak , namun dengan sedikit bujukan dari Alettha , akhirnya Ryan menurut dan ikut pulang ke mension Sebastian.

"Kenapa berhenti?"bingung Alettha saat tahu jika mobil Altezza berhenti di tepi jalan.

"Boleh aku tanya sesuatu sayang?"tanya Altezza sambil menatap Alettha yang duduk di sampingnya.

"Tanya apa? soal siapa Bunda Danita?"tebak Alettha.

"Ya .."

"Bukankah aku sudah katakan , jika aku bukanlah Vanesha yang dulu kamu kenal , meski kamu masih bisa melihat tubuh Vanesha , namun jiwa yang ada di dalam tubuh Vanesha bukanlah jiwa Vanesha lagi , melainkan jiwa Alettha yang tewas akibat kecelakaan , dan Bunda Danita adalah Ibu angkat ku , jantung yang ada di tubuh Vanesha juga jantungku"jelas Alettha.

Altezza terlihat terdiam sambil mencerna perkataan Alettha barusan , hal yang menurutnya mustahil untuk terjadi , namun nyatanya hal itu terjadi pada orang terdekatnya.

Meski hal itu sedikit mustahil , namun saat menyadari perubahan sikap Vanesha dan Alettha membuat Altezza jadi yakin jika orang yang sedang duduk di sampingnya sekarang bukanlah orang yang dulu dia cintai.

Melihat Altezza yang diam membuat Alettha entah mengapa menjadi sedih , dia bingung dengan perasaan nya sekarang , entah mengapa dia takut jika Altezza akan membencinya disaat dia tahu jika dia bukanlah Vanesha yang dulu dia cintai.

"Aku tahu kamu tidak akan percaya dengan semudah itu Al , dan kamu pasti membenciku karena aku bukanlah Vanesha yang kau cintai sejak dulu"ucap Alettha yang menundukkan kepalanya , sebab takut melihat ekspresi Altezza yang akan membuatnya sedih nantinya.

Mendengar Alettha bicara padanya , membuat Altezza menoleh kearah Alettha.

"Lettha "

"Hem .."

**Cup**

Altezza kemudian mengecup bibi Alettha saat Alettha menoleh kearahnya lalu kemudian menatap intens Alettha yang terlihat terkejut dengan apa yang di lakukan Altezza tadi.

"Al .."

"Kalau mau ngomong itu lihat orangnya , jangan nunduk kayak gitu , sebab aku tidak suka bila di cuekin kayak gitu"sambil mencubit gemas pipi Alettha , lalu kemudian Altezza mengusap pipi Alettha yang dia cubit tadi.

"Dan jangan memikirkan hal yang tidak perlu , sebab yang kulihat sekarang adalah orang yang ada di hadapanku sekarang , karena aku tahu aku tidak akan bisa dekat dengan Vanesha yang memang sejak dulu menyukai Rafka , meski aku pernah bilang mencintainya , tapi nyatanya dia masih ingin bertunanggan dengan Rafka "

"Karena sebenarnya .. sebelum aku pergi menyusul kakek , aku pernah mencoba bertemu dengan Vanesha , dan mendengar langsung tanggapan nya mengenai diriku , tapi yang terjadi malah diluar dugaan jadi karena itulah aku pergi untuk sementara dan kembali lagi seperti yang kau lihat sekarang"ucap Altezza panjang lebar.

"Tapi nyatanya kau kembali untuk Vanesha bukan?"

"Bukan seperti itu sayang , kau ingat pertama kali kita bertemu?"

Alettha kemudian mengangguk saat ingat pertama kali dia bertemu Altezza , tetapi dia masih bingung dengan maksud dari Altezza sebenarnya , hingga membuatnya diam menunggu Altezza yang akan menjelaskan.

"Saat itu sebenarnya aku tidak sengaja bertemu denganmu , karena waktu itu aku sedang melarikan diri dari orang orang suruhan pamanku yang ingin melukaiku , meski terkejut dengan perubahan sikapmu , namun aku senang bisa bertemu lagi denganmu dan melihat kau tidak terlihat membenciku lagi , karena itulah aku memutuskan untuk tetap berada di negara ini"ucap Altezza lagi.

"Jadi , sejak awal kau sebenarnya sudah tahu tentang perubahan sikap ku , lalu kenapa hanya diam saja?"tanya Alettha yang masih bingung dengan cara pikir Altezza.

"Aku diam karena itu adalah dirimu , dan aku ingin tetap seperti ini terus , meski dirimu bukanlah jiwa Vanesha yang dulu , tetapi yang ku inginkan adalah dirimu yang sekarang , jadi .. jangan berpikir jika aku akan membencimu , seban aku tidak akan bisa membencimu"ucap Altezza yang tanpa sadar membuat Alettha meneteskan air matanya.

Dan Altezza lalu mengusap pipi Alettha yang basah karena air mata dan tersenyum kearahnya.

"Jadi .. kamu sudah mendapatkan jawabannya? jawaban dari apa yang kau rasakan sekarang?"

"Hem .."

Altezza tersenyum lalu kemudian mengacak rambut Alettha , dan setelahnya dia kembali melanjutkan perjalanan mereka yang tertunda.

Sebab Altezza tidak ingin jika terlalu lama di jalan saat Alettha bersamanya , karena dia merasakan jika ada seseorang yang mengintai kegiatannya beberapa hari ini , dan Altezza tidak ingi melibatkan Alettha di dunianya yang penuh dengan permusuhan.

Karenanya dia tidak ingin bila sampai Alettha terluka sebab terlibat dengan dunia yang sangat berbahaya itu.

**££££££££**