TAKDIR CINTA (Ghea & Tristan)

Mata kuliah selanjutnya diisi oleh Fadhil, dosen yang terkenal dingin bagaikan manusia kutub itu slalu disegani oleh mahasiswanya karna ketegasannya. Meski banyak fans nya karna ketampanannya tapi tidak ada yang berani bertatap mata dengannya.

"Gue tuh semangat kalo udah pak Fadhil yang ngajar, tapi sekaligus males aja Ghe." Ucap Stevi dikelas sambil menunggu dosen itu masuk.

Ghea hanya tersenyum karna dosen yang dimaksud Stevi adalah suaminya.

"Sayang ya Ghe, ganteng-ganteng galak. Gimana yang sekarang jadi istrinya, kuat gak tuh hadepin manusia kutub kayak doi." Stevi tertawa.

"Mungkin istrinya bahagia, mana tau kan Stev." Jawab Ghea menahan tawanya.

"Gak kebayang gue Ghe, manusia kutub begitu, pas mulai malam pertamanya kayak gimana ya? bisa gitu orang super duper dingin begitu mulai duluan." Stevi tertawa.

Ghea mentoyor kepala Stevi "Otak lo kejauhan Stev, sampe mikirin malam pertama orang segala." Jelas Ghea merasa risih, karna secara gak langsung Stevi membayangkan suaminya di malam pertama walaupun Stevi belum mengetahui apa-apa.

Stevi tertawa "Ghe, kayaknya punya pak Fadhil itunya gede ya, doi kan masih turunan negara Eropa, kebayang dong." Ucap Stevi seraya mengkhayal.

"Stevii..!!!" Pakik Ghea yang benar-benar risih. "Otak lo harus dibersihin sampe ngebayangin itunya laki orang." Ghea mendengus kesal.

Stevi masih tertawa, "Biarin Ghe, istrinya kan mana tau gue ngomong begini."

Ghea hanya menggelengkan kepalanya sambil mengusap pelipis matanya.

"Pagi...." Sapa Fadhil saat memasuki kelas.

"Pagi Pak.." jawab seluruh Mahasiswanya.

Sekilas Fadhil mencuri pandang kearah Ghea dan melihat Ghea yang menunduk dengan wajah kesal.

"Kenapa dengan sayangku, kenapa seperti tidak Mood." Batin Fadhil.

Mata kuliah berjalan dengan lancar, Fadhil hanya menerangkan materi dan memberikan tugas ringan untuk pertemuan selanjutnya.

Diluar kelas Ghea dan Stevi, Fariz sudah menunggunya dengan bersandar pada tembok dan sambil memainkan ponselnya.

Fadhil melirik sekilas kejendela dan melihat Fariz lalu Fadhil melihat kearah Ghea yang masih sibuk mencatat tugasnya sementara Stevi tersenyum saat melihat Fariz sudah berada didepan kelasnya.

"Fariz pacar Stevikah?" Tanya Fadhil dalam hatinya.

Mata kuliah telah selesai, perlahan Mahasiswa mengosongkan ruangan, sementara Fadhil masih duduk dikursi dosen menunggu kelas kosong dan akan menghampiri Ghea.

Ghea masih sibuk mencatat, Kelas sudah terlihat kosong dan tinggal Ghea bersama Stevi. Fariz masuk kekelas meskipun dikelas masih ada sang Dosen.

"Permisi Pak." Sapa Fariz saat memasuki kelas.

Fadhil hanya mengangguk, kemudian Fariz menghampiri bangku Ghea dan Stevi.

"Belom kelar Ghe?" Tanya Fariz.

"Udah nih, tadi ngerapihin doang biar enak pas dibacanya." Jawab Ghea, lalu Ghea melihat sekitarnya, "Eh kelas udah kosong." Ucapnya polos.

"Lo itu gimana gak pinter Ghe, belajar sampe gak tau situasi sekitar. Dari jaman SMA begitu." ucap Fariz.

Ghea hanya nyengir dan matanya melirik kearah Fadhil yang masih duduk dibangku dosen.

"Tumben dosen kutub masih dikelas." Bisik Stevi.

Ghea menghela nafas. "Ada yang harus kalian tau." Ucap Ghea yang memutuskan untuk memberitahukan rahasia besarnya yang slama ini ia simpan.

Fadhil menghampiri bangku Ghea membuat Stevi dan Fariz saling bertatapan.

"Udah selesai?" Tanya Fadhil dengan arah mata tertuju pada Ghea.

"Udah By, kamu udah selesai atau masih ngajar?" Tanya Ghea.

"Aku ada rapat sama para dosen. mungkin pulang agak sorean." Jawab Fadhil sambil mengusap kepala Ghea.

"Aku mau pergi sama Fariz dan Stevi boleh ya By?" Tanya Ghea.

"Kemana?" Tanya Fadhil.

"Ketaman kota doang koq, ngobrol-ngobrol aja disana." Jawabnya lagi.

Fadhil mengangguk sambil tersenyum.

"Ghea.." Lirih Stevi yang terdiam melihat interaksi Ghea bersama Fadhil.

Ghea menarik nafasnya dan membuangnya perlahan.

"Gue mau kasih tau lo sama Fariz. Ada yang mau gue ceritain." Ucap Ghea pada Fariz dan Stevi masih didepan Fadhil.

"Ghe, lepas dari Tristan lo gak lagi jadi pelakor kan?" Tanya Fariz ragu, pasalnya yang mahasiswa tau kalo Fadhil itu sudah menikah.

"Gila lo Riz, pelakor apaan!!" Ghea menghela nafasnya lagi. "Pak Fadhil ini suami gue dan gue ini istrinya pak Fadhil.

"Haaaah..!!" Ucap Stevi dan Fariz bersamaan dengan nada terkejut.

"Ghe lo gak lagi bercanda kan? kapan lo married? pak Fadhil tuh Married pas tahun lalu." Ucap Stevi.

"Delapan bulan yang lalu gue sama Pak Fadhil married. Jelasnya nanti gue ceritain." Ucap Ghea.

Fadhil tersenyum, "Sayang, aku keruanganku dulu ya. Have fun dan jangan pulang sore-sore." Fadhil mengecup sekilas kening Ghea dan Ghea mencium punggung tangan Fadhil.

"Ghe jelasin ini." Tegas Fariz.

Setelah Fadhil keluar kelas, Ghea menceritakan kisahnya yang menggantikan sang Kakak dipernikahannya hingga detik ini pernikahannya berjalan lancar dan baik.

Fariz dan Stevi hanya bisa terdiam dan merasa tidak percaya.

"Gila keluarga lo jahat ya sampe ngorbanin lo." Ucap Stevi.

Ghea tersenyum, "Awalnya gue menganggap keluarga gue jahat, tapi ternyata ada hikmah dibalik ini smua. Keluarga Pak Fadhil dan Pak Fadhil sendiri baik banget sama gue, bahkan gue ngerasa bahagia banget bisa masuk dikeluarga Pak Fadhil."

"Ghe, Tristan gak tau ini." Lirih Fariz.

"Gue rencana mau kasih tau ini sekarang Riz."

"Lo bahagia Ghe? lo cinta sama Pak Fadhil?"

"Riz, gue bahagia banget, gue cinta sama suami gue. Gak ada alasan buat gue gak cinta sama dia."

"Terus Tristan?" Tanya Fariz.

"Lo tau kan Riz, gue sama Titan itu beda, gak bisa bersatu."

"Hati lo?" Tanya Fariz lagi.

"Hati gue seutuhnya udah milik suami gue Riz."

"Ghee.. apa lo udah.. Udah lakuin hal suami istri sama Pak Fadhil?" Tanya Stevi ragu-ragu.

"Stev please deh, otak lo jangan kesana mulu dong. Gue sama suami gue nikah beneran, bukan nikah kontrak kayak novel online yang sering lo baca gratisan."

"Jadi lo udah sepenuhnya milik pak Fadhil?" tanya Stevi lagi dan diangguki oleh Ghea.

Fariz menarik nafasnya dan membuangnya secara kasar. "Gue bener-bener terkejut Ghe. Gimana Tristan, pasti dia shock."

"Lo tau Riz? bahkan yang dampingin dan nguatin gue waktu jadi pengantin pengganti itu nyokapnya Titan." Ucap Ghea dengan sendu.

"Jadi semua tau Ghea? kecuali...." Fariz tidak melanjutkan omongannya.

"Jelas semua tau, keluarga Titan kan datang pas acara nikahan kakak gue, dan mereka juga tau pas Kakak gue kabur sama cowok lain. Sebenarnya nyokapnya Titan mau bawa gue pergi saat itu juga, tapi ya lo tau sendiri jawabannya, gue sama Titan itu beda, gak akan bisa bersama."

"Kenapa lo baru bilang ini sama kita Ghe?" Tanya Stevi.

"Karna kemarin gue masih butuh waktu, diusia gue yang masih delapan belas tahun saat itu gue malu kalo gue udah nikah dan jadi pengantin pengganti kakak gue yang dikorbankan oleh keluarga gue sendiri."

"Sewaktu nikahan lo, para dosen kan datang Ghe, mereka tau?" Tanya Fariz.

Ghea mengangguk. "Semua dosen disini yang datang tau kalo gue istrinya pak Fadhil."

"Gilak sih ini. Gue gak nyangka Ghe." Ucap Fariz.

"Mati gue!!" Sahut Stevi.

"Kenapa lo?" Tanya Fariz pada Stevi.

Stevi melirik Ghea dan nyengir, "Ghe maafin gue soal omongan tadi sebelum masuk kelas ya, jangan masuk ke hati, lo masih maukan sahabatan sama gue, gak akan bilang pak Fadhil kan tentang omongan gue tadi."

Ghea tersenyum ala devil, "Sekali lagi gue denger lo ngomong gak bener soal suami gue, gue jodohin lo sama si Fariz." Jawab Ghea tertawa.

"Lah napa jadi gue, menang banyak dong gue?" Tanya Fariz sambil tertawa.

"Udahlah, keburu siang banget nih. Kasian Titan nungguin." Ucap Ghea yang menarik tasnya lalu berdiri.

.

.

.

.

...Dukung Author yuk, dengan Vote, like dan coment agar tetap semangat....