TAKDIR CINTA (Ghea & Tristan)
10 Tahun yang Lalu.
(Saat ini Fadhil berusia 25tahun, Yasmin 20tahun, Ghea dan Tristan 8Tahun.)
"Ahh Capenya.." Keluh Yasmin yang baru saja selesai pemotretan dan mendaratkan bokongnya disofa saat tiba dirumah dan diantar oleh Fadhil kekasihnya yang baru saja jadian tiga bulan yang lalu.
"Ganti baju dulu Sayang." Sahut Fadhil sambil merapikan anak rambut kebelakang telinga Yasmin.
Entah magnet apa yang menarik perasaan Fadhil hingga begitu tergila-gila pada sosok Yasmin, seorang model berusia dua puluh tahun, dengan wajah cantik dan tubuh yang mempesona.
Fadhil seorang yang bisa dibilang seperti kutub es bisa luluh dan sangat bucin terhadap Yasmin.
"Gheaa.. Gheaaaa." Suara cempreng seorang anak lelaki berusia delapan tahun memanggil Ghea adik Yasmin yang masih berusia delapan tahun.
"Sssttt.. Jangan berisik Tristan." Omel Yasmin kepada Tristan bocah delapan tahun sahabat adiknya sekaligus tetangganya itu.
"Eh kak Yasmin, biasanya gak dirumah, Ghea ada Kak?" Tanya Tristan.
"Mana gue tau, cari aja dikamarnya." Jawab Yasmin dengan nada judes.
Tristan memonyongkan wajahnya, kesal dengan kelakuan Yasmin Kakaknya Ghea, lalu Tristan berlalu dan menuju kamar Ghea dilantai dua.
"Kamu galak banget sama anak kecil sih sayang." Ucap Fadhil sambil menoel hidung Yasmin.
"Abis anak kecil itu berisik banget, aku gak suka sama anak kecil Beib." Jawab Yasmin dengan nada manja dan tentunya sangat disukai oleh Fadhil.
"Titaannnn, balikin Bopii." Teriakan Ghea yang baru keluar dari dalam kamar dan turun menelusuri anak tangga mengejar Tristan yang membawa kabur boneka sapinya.
Bopii (Boneka Sapinya Ghea)
"Ahahahahaa, ayo kejar Ghe kalo mau Bopiinya balik." Ledek Tristan yang berlari menuju luar dan kembali melewati Yasmin dan Fadhil diruang tamu.
Tristan berhasil keluar dari rumah Ghea dan Ghea masih berusaha mengejarnya.
"Ghe bisa gak sih gak usah berisik!!" Omel Yasmin sambil berkacak pinggang.
"Maaf Kak, Tristan bawa kabur Bopii." Adu Ghea yang jelas pasti diabaikan oleh Yasmin.
"Tibang boneka jelek juga, masuk kamar sana, atau kalau mau keluar jangan masuk lagi, berisik tau!! Gue mau istirahat." Kesal Yasmin.
"Yaudah maaf Kak, Ghea main aja deh dirumah Tristan." Jawab Ghea dengan nada pelan dan mulai melangkahkan kakinya.
"Eh mau kemana? ambilin dulu gue minum air dingin, baru keluar." Titah Yasmin.
Ghea berbalik arah menuju dapur, mengambilkan minum untuk Yasmin dan kekasihnya.
Yasmin melangkah menuju kamarnya untuk berganti pakaian dan membasuh wajahnya. Ghea menaruh gelas berisikan air dimeja, saat itu hanya ada Fadhil seorang diri.
"Terimakasih anak cantik." Ucap Fadhil.
"Sama-sama Om, diminum ya Om, maaf aku tinggal dulu keluar, mau kejar Titan yang udah bawa kabur Bopii." Pamitnya kepada Fadhil.
Fadhil tersenyum dan mengusap puncak kepala gadis kecil berusia delapan tahun itu kemudian Ghea melesat pergi keluar mengejar kembali Tristan sahabatnya yang slalu jahil.
Yasmin kembali duduk bersama Fadhil.
"Anak seumur Ghea dan temannya lagi lucu-lucunya ya, mereka kesal cuma karna berebut mainan." Ucap Fadhil.
"Lucu apanya sih Beib, berisik tau, dia tuh dirumah cuma bikin masalah aja, Bunda aja slalu marah-marah sama Ghea." Jawab Yasmin kesal.
"Kamu gak boleh gitu sayang, kalau nanti kita nikah gimana? Kelakuan anak kecil kan memang seperti itu."Ucap Fadhil menjelaskan.
"Nikah? aku tuh belum kepikiran nikah Beib, apalagi punya anak, umurku masih 20tahun, gak mau nikah muda. Bunda juga ngelarang aku nikah muda, Kata Bunda puas-puasin dulu berkarier mumpung job masih banyak, Bunda juga maunya aku go internasional jadi model nanti diparis."
Fadhil hanya bisa menghela nafas, pasalnya dia sudah sangat ingin menikah setelah lulus S2 nya, dan tentunya wanita pilihannya adalah Yasmin.
***
Dimarahin Kak Yasmin lagi ya Ghe?" Tanya Tristan saat melihat Ghea murung duduk dirumput halaman rumah Tristan yang bersebrangan dengan rumahnya.
"Aku salah terus ya Tan?" tanya Ghea lirih sambil memeluk Bopiinya.
"Kamu gak salah Ghe, kak Yasmin aja yang lebay." Jawab Tristan sambil merangkul sahabatnya itu.
"Tapi aku slalu disalahin sama Kak Yasmin dan Bunda, aku kan juga mau disayang Bunda dan Kak Yasmin Tan." Lirih Ghea.
"Udah Ghe.. kan ada aku sama Bang krisna yang sayang sama kamu, ada Papa dan Mama aku juga, kalau kamu lagi gak nyaman dirumah, nyebrang aja kesini main dirumah aku." Ucap Tristan menguatkan Ghea.
***
"Yah, besok Ghea final olimpiade matematika antar sekolah." Ucap Ghea saat makan malam bersama pada Erick sang Ayah.
Vika sang Bunda hanya tersenyum kecut dan berdecak "Ck, cuma olimpiade antar sekolah aja udah bangga kamu Ghe, masih kecil jangan terlalu over pede Ghe, lihat nih kakak kamu, Yasmin bentar lagi mau go Internasional jadi model diParis." Sahut Vika.
Seketika Ghea menunduk, matanya mulai berkaca-kaca namun tak ia perlihatkan pada keluarganya.
"Wahh Ghea hebat, besok Kakak datang ya lihat Ghea." Sahut Bryan sang kakak tertuanya.
Sementara Ghea hanya menunduk dan mengaduk-ngaduk makanan dihadapannya. Dan Erick sang Ayah hanya diam seribu bahasa karna jika bicarapun ia akan salah dimata istrinya.
Ghea berjalan gontai menuju kamarnya dilantai dua, dia duduk dibalkon pagarnya sambil memeluk kedua lututnya dan ditemani Bopii boneka sapi kesayangannya hadiah dari Tristan.
"Bunda gak sayang aku, Bunda cuma sayang Kak Yasmin. Ayah juga gak sayang aku, Ayah cuma sayang Kak Bryan." Gumam Ghea dan meneteskan air mata yang sedari tadi ia tahan.
dari sebrang rumahnya, Tristan pun memperhatikan Ghea, kamar mereka sama-sama berhadapan, membuat Tristan dengan mudah memantau gerak gerik Ghea.
***
Pagi menjelang, Ghea harus sudah sampai disekolah sebelum acara dimulai, ia harus berlatih dengan grup nya.
"Ghe.. semangat" Ucap Bryan memberi semangat sambil mengepalkan tangannya keatas.
Ghea tersenyum, setidaknya dirumah ini masih ada satu Kakaknya yang perduli akan dirinya.
"Bry, Meeting dimajukan jam sembilan pagi." sahut Erick.
"Tapi Yah, Bryan udah janji mau datang nonton olimpiade matematikanya Ghea." jawab Bryan dihadapan Ghea.
"Meeting dengan klien lebih penting Bry, ini tender besar, jangan kamu sia-siakan. Cuma kamu penerus Ayah diperusahaan nanti." Ucap Erick dengan tegas dan meninggalkan Bryan bersama Ghea.
Bryan tidak dapat berkata-kata. Matanya tertuju pada Ghea sang adik yang terlihat memaksakan senyumnya.
"Gapapa Kak Bry, dan makasih semangatnya. Ghea berangkat dulu ya." Pamit Ghea pada Bryan yang masih mematung.
Ghea berangkat diantar oleh supirnya, biasanya dia akan berangkat bersama Tristan dan diantar oleh Papanya Tristan sekalian berangkat kekantor, namun karna hari ini Ghea harus berangkat awal, dia memutuskan diantar oleh supir keluarganya.
"Semangat Ghe.. kamu pasti bisa!!" gumam Ghea menyemangati pada diri sendiri.
Tristan melihat dari balkon kamarnya kepergian Ghea, dia sangat tau hari ini Ghea akan menghadapi Final olimpiade matematikanya, sahabatnya itu memang sangat cerdas dalam pelajaran, tak jarang Tristanpun sering diajari oleh Ghea.
Keluarga Tristanpun sangat menyayangi Ghea, pasalnya Monica sang Mama sangat menginginkan anak perempuan, namun kedua anaknya semua lelaki, Monicapun divonis tidak bisa lagi memiliki anak lagi karna kandungannya yang sangat lemah.
"Mama nanti jadikan kesekolah Tristan?" Tanya Daniel Papanya Tristan.
"Jadi Pa, mama mau lihat Ghea, kasian anak itu, pasti keluarganya tidak ada yang datang." Jawab Monica.
"Makasih Ma.." ucap Tristan pada sang Mama.
Monica hanya tersenyum sambil mengusap lembut kepala Tristan.
.
.
.
.
...Dukung Author yuk, dengan Vote, like dan coment agar tetap semangat....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Araaa
x.
2024-11-08
0
Muhammad Rizky
pp
2024-09-22
1
Kak Eja🌜
keren...
mampir juga yuk ke novel aku☺❤
2024-08-05
2