Kost Putri menceritakan tentang kehidupan anak-anak perantauan yang menyewa sebuah rumah kost-kost-an milik Nyak Tatik.
Berbagai ragam sifat, sikap, budaya dan bahasa bersatu di rumah Kost Putri. Kisah asmara, lucu, sedih dan bahagia ada di Kost Putri.
Bagaimana ceritanya?
Welcome to Kost Putri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon de'rini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25# Kencan pertama Cempaka
Setelah makan siang bersama, Butet dan Halomoan pun naik ke Bus tujuan Terminal Amplas Butet buru-buru mencari bangku kosong yang di sebelahnya sudah terisi penumpang, agar dirinya tidak sebangku dengan Halomoan.
Saat Butet hendak duduk di bangku tersebut, Seorang wanita yang berada di bangku sebelah itu melarang Butet untuk duduk di bangku itu.
"Kak, udah ada orang nya ini." Ucap wanita itu.
"Kosong ini loh, mana pulak orang nya?" Tanya Butet.
"Itu loh Kak, lagi narok tas." Ucap wanita itu.
Butet menoleh ke seorang pria yang sedang menaruh tas di keranjang khusus koper.
"Gak papa ya Kak, aku duduk disini." Butet memohon dengan wanita itu.
"Jangan lah Kak, teros suami ku mau dudok dimana pulak?" Tanya wanita itu.
"Sama dia lah." Butet menunjuk Halomoan yang duduk di bangku samping.
"Gak lah Kak, aku mau dudok sama suamiku." Ucap wanita itu bersikeras.
"Payah kali, bucin kali kelen!" Ucap Butet kesal.
"Biarlah, sibuk kali pun!" Ucap wanita itu.
"Eeeee....!" Butet melengos kesal. Lalu, menatap Halomoan yang duduk sambil tersenyum dan menepuk-nepuk bangku kosong di sebelahnya.
"Sini sayang, come to Abang." Ucap Halomoan sambil tersenyum puas.
Dengan kesal Butet duduk di samping Halomoan.
"Awas kau ngences ya..!" Ucap Butet.
"Enggak, percayalah dengan Abang Halomoan yang ganteng ini." Ucap Halomoan sambil tersenyum geli.
Butet membuang pandangannya dan mengacuhkan Halomoan.
Bus pun bergerak meninggalkan Bandara. Halomoan yang bahagia terus menatap Butet. Sedangkan Butet terus menatap kearah jendela.
Beberapa menit kemudian, sampailah mereka di terminal Amplas. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan dengan Bus tujuan Parapat. Lagi-lagi Butet dan Halomoan duduk berdampingan.
Karena sudah lelah dan malas berdebat, Butet pun pasrah duduk di sebelah Halomoan. Lagi pula lelaki itu tampak sedikit menyenangkan saat ini.
Butet mulai merasa ngantuk dan ia pun tertidur di bangkunya. Sedangkan Halomoan terus menatap gadis pujaannya itu.
"Pas tidor kek gini makin cantik kau Butet." Gumam Halomoan.
Halomoan memandangi wajah Butet dengan bebas. Bentuk hidung yang mancung, bulu mata yang lentik dan bentuk bibir yang penuh namun sangat menarik.
"Aduh Butet, Ucok ku meronta-ronta kalok liat kau tidor kek gini. Aduh, dari pada aku kurang ajar, bagos aku ikut tidor aja lah. Tah kemana-mana pikiran ku kau buat Tet." Batin Halomoan.
....
Tepat pukul 5 sore, Rozi sudah berdiri di beranda paviliun. Cempaka yang sudah siap pun, keluar dari paviliun itu dan menatap Rozi dengan malu-malu. Cempaka mengunci pintu dan mengangguk kepada Rozi.
Rozi tersenyum dan menatap kagum gadis pujaan nya itu. Sore ini Cempaka tampak sangat cantik dengan dress kuning bermotif bunga-bunga. Serta rambut hitam nya yang tergerai indah hingga menyentuh pinggang langsing gadis itu.
"Kamu cantik sekali." Ucap Rozi.
Cempaka tersenyum malu. Lalu, menundukkan pandangannya.
"Ayo." Ucap Rozi sambil mengulurkan tangannya.
"Jalan duluan saja A'." Ucap Cempaka yang menolak untuk jalan bergandengan dengan Rozi.
"Oh, ok." Ucap Rozi. Lalu, lelaki itu berjalan di depan Cempaka.
Rozi membuka kunci mobil nya dengan remote nya. Lalu, ia bergegas membukakan pintu untuk Cempaka.
"A', kita teh naik mobil?" Tanya Cempaka.
"Iya, sayangkan, kalau sudah cantik begitu tetapi terkena debu jalanan." Ucap Rozi.
Cempaka tersenyum malu mendengar pujian Rozi.
Nyak Tatik keluar dari dalam rumahnya dan melihat Rozi yang tampak semangat saat membukakan pintu mobil untuk Cempaka.
"Ati-ati ye." Pesan Nyak Tatik.
Cempaka yang baru saja hendak masuk kedalam mobil, mengurungkan niatnya dan lalu menghampiri Nyak Tatik.
Gadis itu tahu betul bagaimana cara menghormati orang tua. Cempaka berpamitan dengan Nyak Tatik dan mencium tangan Ibu pemilik kost-kost-an nya itu.
"Sering-sering jalan ama Roji ye Cem." Pesan Nyak Tatik.
Cempaka mengulum senyumnya dan mengangguk pelan.
Nyak Tatik terlihat bahagia saat Cempaka dan Rozi pergi meninggalkan halaman rumahnya.
Tidak sengaja, Nyak Tatik melihat Nyak Komariah yang sedang mengintip dari balkon atas rumahnya.
Nyak Komariah yang tertangkap basah sedang memantau, pura-pura melanjutkan menyapu balkon atas rumahnya.
"Ceileh kang gosip, mau tau aje urusan orang! dari jaman Bang Rojali masih hidup ampe udeh koit masih aje die urusin kehidupan gue." Gumam Nyak Tatik sambil menatap Nyak Komariah dengan tajam.
Nyak Komariah tampak bersenandung sambil menyapu lantai dan tidak memperdulikan Nyak Tatik yang sedang menatapnya.
Nyak Tatik masuk kedalam dan membanting pintu rumahnya. Nyak Komariah tampak kembali melihat ke arah rumah Nyak Tatik.
"Dasar..! Madu kaga tau di untung..!" Gumam Nyak Komariah.
...
Mobil yang di kendarai Rozi menembus macetnya jalanan Ibukota. Musik romantis pun, sengaja Rozi putar di tape mobil nya. Cempaka tampak duduk berdiam sambil menatap jalanan di depan nya.
"Sudah lapar?" Tanya Rozi yang terlihat semakin tampan pada sore hari ini.
Rozi sengaja bergaya layaknya anak muda. Selama ini Rozi hanya terlihat menggunakan kemeja dan celana bahan ala pria kantoran. Tetapi, tidak sore ini. Rozi menggunakan Kaos berwarna hitam dan celana jeans berwarna deep blue. Serta sepasang sepatu sneaker berwarna hitam putih yang membuat penampilan nya semakin Ok.
"Belum A'." Sahut Cempaka.
"Nanti sebelum nonton, kita makan dulu ya." Ucap Rozi.
"Iya A'." Sahut Cempaka yang tampak sangat irit berbicara, karena dirinya benar-benar grogi dengan Rozi.
"Kok diam saja?" Tanya Rozi lagi.
Cempaka melirik Rozi dengan malu-malu.
"Saya teh malu A'." Ucap Cempaka.
"Kenapa gitu?" Tanya Rozi.
"Tidak apa-apa A'." Cempaka kembali menundukkan pandangannya.
Rozi hanya tersenyum dan mulai menggenggam tangan Cempaka.
Cempaka terlihat pucat saat tangan Rozi menyentuh tangannya. Jantungnya berdetak tak beraturan. Cempaka benar-benar dan amat sangat menyukai Rozi.
Sebelumnya, belum pernah Cempaka merasakan hal seperti ini dengan lawan jenisnya. Bukan berarti Cempaka tidak pernah berpacaran. Tetapi, perasaan seperti saat ini, baru kali ini di rasakan oleh Cempaka.
"Aduh Ambu.. saya rasa teh saya benar-benar cinta dengan A' Rozi. Rasanya teh beda sekali." Gumam Cempaka.
Mobil Rozi memasuki sebuah mall, lalu memarkirkan mobilnya.
"Kita sudah sampai. Yuk, turun." Ucap Rozi.
Cempaka mengangguk dan membuka pintu mobil itu dan melangkah keluar. Rozi mengunci mobilnya dan menghampiri Cempaka.
"Yuk." Ucap Rozi sambil mengulurkan tangannya.
Cempaka tersenyum malu dan dengan ragu, ia menyambut tangan Rozi. Begitupun Rozi yang merasa bahagia saat Cempaka mau menyambut tangannya. Selama ini, Cempaka selalu menghindari nya. Tetapi, tidak pada hari ini. Cempaka terlihat begitu menyambut dirinya. Tentu saja hal ini adalah langkah baru bagi Rozi untuk semakin dekat dengan cempaka.
Rozi dan Cempaka memasuki Mall itu dengan hati yang berbunga-bunga. Semua orang yang melihat mereka bersama, mungkin sangat setuju, bila mereka berdua sangat cocok. Cempaka yang cantik dan lembut berjodoh dengan Rozi yang pendiam tetapi penyayang.
Sebenarnya Rozi sudah cukup mapan. Ia sudah memiliki segalanya. Rumah, kendaraan dan tabungan. Ada alasan nya mengapa Rozi masih sendiri hingga saat ini. Pertama, Rozi adalah anak laki-laki paling besar. Ia mempunyai tanggungan kepada kedua adik nya dan Nyak Tatik.
Rozi sangat menyayangi keluarganya, termasuk Nyak Komariah dan kedua adik nya Rita dan Risa. Tanpa sepengetahuan Nyak Tatik, Rozi juga sering membantu keuangan Nyak Komariah demi kedua adiknya, Rita dan Risa. Rozi merasa harus bertanggung jawab sebagai seorang Kakak laki-laki semenjak Babenya meninggal dunia.
Kedua, mencari pasangan yang memahami dan sayang kepada orangtuanya adalah tantangan terberat bagi Rozi. Selama ini, banyak wanita yang mundur, saat Rozi membawanya ke rumah untuk di perkenalkan kepada Nyak Tatik. Rozi tahu, mundurnya para wanita, karena ulah Enyak nya sendiri. Nyak Tatik tidak begitu gampang percaya dengan calon pasangan anak nya.
Tetapi, entah mengapa dengan Cempaka, Nyak Tatik luluh. Tentu saja hal itu membuat Rozi semakin menyukai Cempaka. Cempaka mempunyai nilai plus tersendiri bagi Rozi. Besar harapan Rozi dengan Cempaka. Hal itulah yang membuat Rozi tidak pernah mundur dalam mendapatkan cinta Cempaka.
terimakasih buat author /Pray//Pray/
lihat kelakuan si Butet