NovelToon NovelToon
Hamil Setelah Diceraikan

Hamil Setelah Diceraikan

Status: tamat
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cerai / Romansa / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Ayah Darurat / Tamat
Popularitas:387.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: ntaamelia

Soal keturunan memang kerap menjadi perdebatan dalam rumah tangga. Seperti yang terjadi dalam rumah tangga Hana.

Hubungan yang sudah dibangun selama 10 tahun, tiba-tiba hancur lebur dalam satu malam, saat suaminya mengatakan dia sudah menikahi wanita lain dengan alasan keinginan sang mertua yang terus mendesaknya untuk memiliki keturunan.


"Jangan pilih antara aku dan dia. Karena aku bukan pilihan." -Hana Rahmania.

"Kalau begitu mulai detik ini, aku Heri Hermawan, telah menjatuhkan talak kepadamu, Hana Rahmania, jadi mulai detik ini kamu bukan istriku lagi." -Heri Hermawan.

Namun, bagaimana jika setelah kata talak itu jatuh, ternyata Hana mendapati dirinya sedang berbadan dua? Akankah dia jujur pada Heri dan memohon untuk kembali demi anak yang dikandung atau justru sebaliknya?

Jangan lupa follow akun sosmed ngothor
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia

salam anu 👑

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Fokus Takdir Masing-masing

Karena sama-sama bekerja di bagian divisi pemasaran, Mayang dan Elgar pun dipertemukan. Saat ingin melangkah, Mayang melirik ke arah Hana dengan sinis, dia yakin Hana tidak akan pernah mendapatkan yang lebih dari Heri, karena dibandingkan dengan dirinya, Hana tidak akan ada apa-apanya.

Saat pembahasan berlangsung, Mayang terus memperhatikan bagaimana cara Elgar menyampaikan pendapat. Bibirnya sedikit tertarik ke atas, sementara mata menatap penuh kagum. Namun, saat sadar bahwa Elgar tidak memiliki jabatan tinggi di perusahaan, dia langsung buang jauh-jauh kekaguman itu.

Karena dia butuh pria ber-uang dan masa depan yang jelas supaya kehidupannya tetap terjamin.

'Tampang tidak menjamin membuatku bahagia, aku hanya butuh uang, uang yang banyak!' batin Mayang sambil terus menatap wajah Elgar dengan lekat.

"Bagaimana menurut Anda, Bu Mayang?" tanya Elgar, yang belum tahu jika wanita di depannya adalah orang yang telah merebut suami Hana.

"Saya sangat setuju, ide kalian bagus. Jadi saya yakin produk kerja sama yang akan kita launching akan laris manis di pasaran," jawab Mayang sambil tersenyum. Dia sudah mencatat semua poin pentingnya, jadi setelah ini dia hanya perlu laporan untuk mengambil persetujuan perusahaan.

Setelah meeting itu selesai, Mayang tak langsung pulang ke perusahaannya. Dia justru pergi ke toilet karena melihat Hana yang menghilang dari meja resepsionis.

Begitu pintu toilet terbuka, Mayang melihat Hana dari pantulan cermin. Hana terkejut dan gelagapan, tapi tak bisa menghindar dari tatapan yang menghujam ke arahnya.

"Harusnya perusahaan lebih selektif dalam memilih karyawan. Orang yang sudah berumur kok direkrut, dijadikan resepsionis lagi," sindir Mayang sambil cuci tangan dan membenahi rambutnya yang tergerai. Dia sama sekali tak curiga jika saat ini Hana sedang hamil.

Tak ada niat meladeni, Hana pura-pura tuli dan langsung menghindar. Namun, Mayang malah mencekal pergelangan tangannya, dan Hana langsung menepisnya kasar sambil menyentak. "Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!"

Mendengar itu tentu Mayang langsung mendelik. Dia maju satu langkah, membuat mereka hampir tak berjarak. Wanita itu menatap Hana dengan sengit.

"Kamu masih marah ya, Kak? Ingatlah, sekarang Kakak bukan siapa-siapa Kak Heri. Dan perlu Kakak tahu tangan yang Kakak sebut kotor ini adalah tangan yang selalu membelai tubuh mantan suamimu, bahkan saat kalian masih menikah," balas Mayang sambil mengangkat tangannya untuk memanas-manasi, supaya Hana kembali merasakan sakit hati.

Akan tetapi apa yang diharapkan Mayang tidak terjadi, bukannya menangis ataupun terlihat sedih, Hana justru tersenyum miring dan berdecih jijik.

"Kamu bangga? Itu sama sekali bukan pencapaian, karena selain kamu— jalangg di luar sana pun bisa melakukannya. Atau kamu memang sejenis dengan mereka? Berhati-hatilah, karena orang yang didapat dari hasil merampas, biasanya akan dirampas lagi. Tapi kalian cocok sih, sampah dengan tempatnya!" timpal Hana dengan kalimat yang lebih menohok. Bahkan dalam sekejap wajah Mayang sudah merah padam.

"Kamu bicara seperti itu karena kamu tidak berhasil mempertahankan suamimu!" sentak Mayang tak mau kalah, tangannya mengepal karena menahan emosi yang mulai naik ke puncak ubun-ubun.

"Eits—kamu lihat kan bagaimana Heri tidak ingin berpisah denganku, tapi karena ibu mertuamu yang menyuruhnya dia menurut. Lagi-lagi aku perlu menasehatimu—asal kamu tahu, ibu mertuamu tidak sebaik yang kamu bayangkan. Sebentar lagi—aku yakin kamu akan merasakan perbedaannya," balas Hana dengan tatapan meledek, Mayang sampai tak bisa menahan diri hingga ingin menjambak rambut cepol Hana, tapi beruntung Hana langsung mencekalnya dan mendorong sampai Mayang terhuyung ke belakang.

"Argh! Jangan harap kamu bisa kembali pada Kak Heri!" cetus Mayang dengan mata yang melotot tajam, sementara cuping hidungnya kembang kempis seperti kerbau yang hendak menerjang lawan.

"Tidak akan! Ambillah pria yang tidak punya pendirian itu, anggap aku sedang bersedekah karena tidak menyulitkan jalan kalian untuk bersama. Jadi, setelah ini tolong jangan ganggu hidupku lagi, fokuslah pada takdir masing-masing!" balas Hana dengan sungguh-sungguh. Setelahnya dia langsung pergi dengan menghentakkan kakinya, karena sudah terlalu lama buang-buang waktu.

Sementara Mayang mengepalkan tangan dan berdecih berkali-kali, karena tak bisa membalas Hana. Mereka tidak tahu kalau ada yang menguping sebagian pembicaraan mereka berdua.

*

*

*

Meditra Group memberikan jatah libur kepada karyawan selama dua hari yakni Sabtu dan Minggu sesuai ketentuan yang berlaku dari pemerintah. Untuk itu Hana menggunakan waktu senggangnya untuk pergi ke panti asuhan, awalnya dia sudah mengajak Rindy, tapi untuk seorang kasir supermarket sulit rasanya mengambil libur di hari-hari weekend. Jadilah Hana pergi sendiri.

Hana pergi ke tempat yang membesarkannya itu dengan menaiki ojek, dia membawa sedikit bingkisan untuk menyenangkan anak-anak yang ada di sana, juga ibu panti, yakni Ibu Rima.

Saat tiba Hana langsung disambut hangat, sampai membuatnya menangis, karena dari tempat inilah dirinya bisa tumbuh seperti ini.

"Gimana kabar kamu, Han?" tanya Ibu Rima setelah melepas pelukan.

"Seperti yang Ibu liat, Hana sehat," balas ibu hamil itu. Sementara bingkisan yang dia bawa sudah diserbu oleh anak-anak.

"Jangan berebut, Nak," seru Ibu Rima, yang akhirnya diambil alih oleh anak yang paling besar supaya dibagi dengan adil.

"Maaf ya, Bu, Hana cuma bisa ngasih seadanya," ujar Hana dengan tatapan sedih, karena belum mampu membahagiakan adik-adiknya yang ada di panti.

"Kenapa harus minta maaf? Segini saja Ibu bersyukur kamu masih ingat untuk datang," balas Ibu Rima sambil membelai rambut Hana, kemudian mengajak wanita itu untuk masuk.

Jujur saja Ibu Rima merasa penasaran dengan kehidupan rumah tangga Hana. Karena setelah Heri menelpon, Hana tak kunjung datang, dia jadi curiga kalau keduanya sedang ada masalah.

"Mau minum apa, Han?" tanya Ibu Rima setelah Hana duduk.

"Nanti Hana ambil sendiri, Bu, lagian air putih juga cukup," jawab Hana, teringat dengan perkataan dokter untuk menghindari makanan dan minuman yang penuh dengan perisa.

Ibu Rima tersenyum, kemudian setelah mereka duduk berhadapan wanita paruh baya itu menyentuh punggung tangan Hana. Rasa penasarannya sudah tak terbendung lagi, jadi dia memberanikan diri untuk bertanya.

"Han, beberapa hari yang lalu Heri telepon ke Ibu buat nanyain kamu," ujar Ibu Rima yang membuat mimik wajah Hana langsung berubah seketika.

"Nanya apa, Bu?" Hana berusaha terlihat santai, supaya Ibu Rima tidak perlu mengkhawatirkan dirinya. Akan tetapi dari gelagatnya saja wanita paruh baya itu sudah bisa menyimpulkan kalau ada yang tidak beres.

"Katanya hari itu kamu mau datang ke sini, dia mastiin kamu udah nyampe apa belum. Ibu jawab apa adanya, Han, karena Ibu mikir kamu masih di jalan. Tapi ternyata Ibu tahu, Heri bohong. Kalian ada masalah ya? Apa sudah diselesaikan?" jelas Ibu Rima sekaligus bertanya dengan nada hati-hati, agar Hana tidak tersinggung.

Hana terdiam sejenak, kemudian membalas genggaman tangan wanita paruh baya itu. Dia perlu menjelaskan bahwa dia memang sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan pria itu.

"Bu, aku dan Heri memutuskan untuk bercerai. Jadi, kalau dia tanya-tanya tentang Hana, Ibu jawab saja tidak tahu. Hana ingin hidup tenang, Bu," papar Hana yang membuat Ibu Rima merasa terperangah. Hana sama sekali tak ingin bicara keburukan Heri, karena walau bagaimanapun pria itu pernah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya, pernah memberikan warna paling menarik, juga canda dan tawa.

"Bercerai?" ulang Ibu Rima masih dengan wajahnya yang pias. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba Hana memberikan kabar mengejutkan seperti ini.

Sementara Hana mengangguk sambil tersenyum lega, seakan dia telah berhasil melepas beban yang sudah lama menghimpit dadanya.

1
Surati
Bagus ceritanya 👍🙏🏻
Bahari Sandra Puspita
finally happy ending yeaayy!!!
keren banget mak ceritanya, selalu suka deh pokoknya..
ternyata sampai akhir, si mantan mertua gak ada tobat2nya ya..
padahal udah dikasih pembalasan yg luar biasa..
happily ever after for Elgar and Hana..
penantian cintamu gak sia2 ya El, akhirnya Hana ditakdirkan jadi milikmu walopun harus singgah dulu sama Heri..
pelajaran buat para laki2, jadi suami itu harus punya prinsip..
memang harus tetap berbakti pada ibu karena bagaimanapun jg ibu adalah pintu surganya..
tapi ya gak harus mengorbankan perasaan sang istri jg, karena laki2 yg terbaik adalah laki2 yg paling baik dg istrinya..
semua sudah diatur dg porsi yg pas..
tinggal menjalankan saja sesuai porsinya masing2..
jadi mertua jg harus tahu diri, gak boleh ikut campur rumah tangga anak2nya jika tidak diminta..

makasih mak buat ceritanya yg luar biasa..
semoga selalu diberikan kesehatan..
tetap semangat untuk berkarya dan semoga sukses selalu ya mak..
🙏🏻💪🏻😘🥰😍🤩💕💕💕
Ratu Anu👑: Kembali kasih kakak, thanks buat dukungannya ya💋💋💋
total 1 replies
💞DARRA💞💖
bagus
Juan Sastra
meski marah ,, harusnya ggak gebukin ortu juga kali thorr
Juan Sastra
entah benih siapa yg nyangkut,, heri kah ?
papahertua kah ??
atasan kah ??
Juan Sastra
kok gitu papanya heri,,bukannya mayang anak angkatnya ,, tapi aahh entahlah thorr
Juan Sastra
kayak dulu....???
udah sering dong,, jadi ggak ORI ,, wah hebat heri 👍.
Evi Nopianti
bagus banget Thor
Juan Sastra
good hana
Juan Sastra
nikmati aja mah,,
Juan Sastra
syukurin aja mah,,ggak apa apa kan mantu idaman
Juan Sastra
hana jgn byk omong,,sia sia,,,
buktikan jika kamu mampu,,
Juan Sastra
skak mat,, salah pilih suami
Juan Sastra
nyeri hatiku thorr,,, anak sama mamah sama buruknya,,, lebih baik bebas hana toh nasib siapa yg tahu ke depannya..
Yuni Hartati
Biasa
Rismawati Damhoeri
habis, satu lobang buat rame2 sih....
Rismawati Damhoeri
yah baguslah...
Alexandra Juliana
Ga dikasih bonchap nih Thor?
Alexandra Juliana
Maaf ya Her kamu sdh kehilangan hak kamu sbg ayah krn kamu telah menyia2kan ibunya. Anakmu akan memanggil pria lain Ayah..Nikmati kesendirianmu
Alexandra Juliana
Alhamdulillah bayi Hana laki2 jd dia g perlu bapaknya sbg wali klo nikah nanti..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!