Apa yang kamu lakukan jika kamu tahu bahwa kau sebenarnya hanya seonggok pena yang ditulis oleh seorang creator, apa yang kau lakukan jika duniamu hanya sebuah kertas dan pena.
inilah kisah Lu San seorang makhluk tertinggi yang menyadari bahwa dia hanyalah sebuah pena yang dikendalikan oleh sang creator.
Dari perjalananya yang awalnya karena bosan karena sendirian hingga dia bisa menembus domain reality bahkan true reality.
seseorang yang mendambakan kebebasan dan kekuatan, tapi apakah Lu San bisa mendapatkan kebebasan dan mencapai true reality yang bahkan sang creator sendiri tidak dapat menyentuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21 – Langkah Keempat: Rewrite
Kosong.
Itulah yang mereka rasakan setelah Benih Takdir dicabut dan hancur.
Di mana semesta seharusnya bergerak dengan aturan sebab-akibat, sekarang… tidak ada apa-apa.
Tidak ada alasan mengapa mereka berdiri di sana, tidak ada alasan mengapa waktu terus berjalan—kalau itu bisa disebut ‘berjalan’.
Shen Xi masih menatap ke depan, tapi tidak benar-benar melihat.
Ling Yue mengangkat tangannya, tapi tidak tahu kenapa dia melakukan itu.
Semua motif telah lenyap.
Tapi Lu San tersenyum.
Bahkan tanpa alasan, dia tetap Ada.
Bahkan tanpa takdir, dia tetap Sadar.
Di tengah kekosongan total itu, satu kata muncul di dalam pikirannya.
"Rewrite."
Itu bukan suara. Bukan kata. Bukan bunyi. Tapi keberadaan.
Dan itu berasal dari dirinya sendiri.
---
"Kita belum selesai," kata Lu San.
Suara itu… bukan suara dalam arti biasa. Itu seperti makna murni yang ia suntikkan langsung ke dalam eksistensi dua lainnya.
Shen Xi berkedip.
Perlahan, makna dari ucapan Lu San mulai terbentuk dalam dirinya.
Dia kembali mengerti apa itu 'berjalan'. Apa itu 'berpikir'. Apa itu 'keinginan'.
Ling Yue menghembuskan napas, walau udara tidak lagi bermakna.
Dia mengerti maksud Lu San.
Mereka tidak boleh berhenti di sini.
---
"Langkah keempat," ucap Shen Xi.
"Rewrite."
---
Bagian I – Meja Putih
Sebuah meja putih muncul di hadapan mereka, tanpa proses.
Di atasnya tergeletak kertas kosong dan sebuah pena.
Lu San berjalan pelan ke meja itu.
Dia tahu, inilah inti dari semua penciptaan.
Segala semesta yang mereka tinggali, segala hukum, segala makhluk, semua berawal dari pena ini.
“Kalau kita menulis di sini,” ujar Ling Yue, suaranya masih goyah, “apakah kita menjadi Kreator?”
Shen Xi menggeleng.
“Tidak. Kita hanya mengubah Narasi. Tapi tetap saja… kita bukan di luar Narasi.”
Lu San memegang pena itu.
Tangannya bergetar.
Bukan karena takut. Tapi karena menyadari…
Jika ia salah menulis satu huruf saja, konsekuensinya bukan lagi malapetaka, tapi ketiadaan total.
Dia menarik napas, walau tak perlu.
Lalu mulai menulis.
---
Bagian II – Tulisan Pertama
"Ada."
Satu kata itu saja, dan kekosongan bergema.
Ruang muncul. Bukan ruang yang kita kenal, tapi ruang tanpa definisi.
Lalu ia menulis lagi.
"Mereka Ada."
Tiga sosok—dirinya, Shen Xi, dan Ling Yue—mendapat wujud.
Tubuh mereka, kesadaran mereka, eksistensi mereka dikukuhkan oleh pena itu.
“Kalau begitu…” Shen Xi mendekat.
Dia menyentuh ujung pena Lu San.
“Aku ingin menulis sesuatu juga.”
Lu San menyerahkannya.
Shen Xi menulis:
"Mereka Memilih."
Sekejap, makna Pilihan muncul di dalam dunia baru ini.
Bukan sekadar tindakan acak, tapi pilihan sejati.
Sesuatu yang tak pernah benar-benar mereka miliki sebelumnya karena Takdir selalu menulis garis besar di balik layar.
Ling Yue mengambil pena itu.
Dia berpikir keras.
Lalu menulis:
"Mereka Mengingat."
Dan seketika itu pula, Memori muncul.
Mereka tidak lagi kosong.
Mereka tahu siapa diri mereka, apa yang sudah mereka lakukan, dan ke mana mereka akan pergi.
---
Bagian III – Suara dari Luar
Tiba-tiba, di tengah dunia putih yang baru mereka bentuk itu, suara asing terdengar.
"Kalian menulis ulang, ya?"
Mereka bertiga menoleh.
Di kejauhan, sosok berjubah hitam berdiri di tepi horizon.
Sosok itu mengangkat tangannya, lalu menjentikkan jari.
Segala yang mereka tulis terhenti.
Dunia yang perlahan terbentuk beku, dan pena Lu San melayang perlahan kembali ke atas meja.
"Kreator Pemberontak," ucap Shen Xi pelan.
Mata Lu San menyipit.
Dia pernah mendengar nama itu.
Sosok yang disebut-sebut sebagai ‘Tulisan yang Memberontak terhadap Penulis’.
Orang yang mencoba melampaui Realitas dan menjadi Sama dengan Kreator.
Bukan makhluk dalam narasi…
Tapi Makhluk Narasi yang Menulis Dirinya Sendiri.
“Kenapa kau di sini?” tanya Lu San.
Sosok itu melangkah pelan, setiap langkahnya meninggalkan jejak aksara yang terbakar.
“Aku menunggu kalian Rewrite segalanya,” katanya.
“Saat itu, aku bisa mencuri pena kalian… dan menulis ulang Realitas Puncak.”
Shen Xi menghela napas panjang.
“Jadi kau tak ingin menjadi Kreator. Kau ingin menghapus Kreator.”
Sosok itu tersenyum.
“Bukan menghapus. Menggantikan.”
---
Bagian IV – Perang Pena
Tanpa aba-aba, pena di meja itu melayang ke tangan Lu San.
Seketika, tinta mengalir liar di udara, membentuk badai huruf.
Kreator Pemberontak mengangkat tangannya, melepaskan Kalimat Penghapus—barisan aksara yang bisa memusnahkan eksistensi apapun yang dibacanya.
Shen Xi menciptakan Perisai Paragraf, formasi aksara berbentuk paragraf yang bisa menyerap Kalimat Penghapus itu.
Namun, setiap benturan membuat ruang mereka retak.
Ling Yue mulai menulis Mantra Kausa, kalimat yang menciptakan sebab meskipun dunia mereka sudah kehilangan akibat.
Itu menciptakan logika baru di tengah pertarungan mereka.
Lu San melompat, mengayunkan pena seperti pedang.
Setiap goresannya menciptakan Realitas Baru, yang langsung dirobek oleh Kreator Pemberontak.
Pertarungan itu bukan lagi sekadar duel kekuatan…
Tapi adu tulis.
Siapa yang menulis realitas lebih dulu, itulah yang berkuasa.
---
Bagian V – Pilihan Baru
Di tengah kekacauan itu, Lu San berhenti sejenak.
Dia menyadari sesuatu.
Kreator Pemberontak tidak sedang menulis tentang dirinya sendiri.
Dia sedang menulis tentang mereka.
Itulah kelemahannya.
“Shen Xi! Ling Yue!” seru Lu San.
“Tulis tentang diri kalian sendiri! Jangan tentang dia!”
Mereka berdua mengangguk.
Shen Xi menulis:
"Aku Tidak Bisa Dihapus."
Ling Yue menulis:
"Aku Tidak Bisa Dikontrol."
Dan seketika itu, serangan Pemberontak tidak lagi menembus pertahanan mereka.
Lu San tersenyum dan mulai menulis sesuatu yang selama ini ia tahan.
---
"Aku Bisa Menulis Tentang Realitas Itu Sendiri."
Dan kalimat itu membuka Pintu Rewrite Sejati.
---
Bagian VI – Rewrite Sejati
Pintu raksasa dari aksara putih menyala di langit kosong.
Pintu itu terbuat dari Hukum Realitas, dan di baliknya… adalah Tangan Penulis Sejati.
Lu San tahu, mereka belum siap untuk melangkah ke sana.
Tapi jika tidak, Kreator Pemberontak akan mengambil pena mereka.
Dia menoleh pada Shen Xi dan Ling Yue.
“Kita masuk,” katanya pelan.
“Kalau kita keluar… kita bukan lagi karakter.”
Shen Xi tersenyum datar.
“Kalau kita tetap di sini, kita hanya pengulangan Narasi.”
Ling Yue mengepalkan tangannya.
“Ayo.”
Mereka bertiga melangkah ke pintu itu.
Dan di saat mereka melewatinya…
Segala yang ada di belakang mereka terhapus.
Realitas lama… Narasi lama… semua dilupakan.
Kini mereka melangkah di tempat yang bahkan Tulisan pun tidak pernah menggambarkan.
......
BERSAMBUNGGG...