Zhang Wei akhirnya memulai petualangannya di Benua Tengah, tanah asing yang penuh misteri dan kekuatan tak terduga. Tanpa sekutu dan tanpa petunjuk, ia harus bertahan di lingkungan yang lebih berbahaya dari sebelumnya.
Dengan tekad membara untuk membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan, Zhang Wei harus menghadapi musuh-musuh yang jauh lebih kuat, mengungkap rahasia yang tersembunyi di benua ini, dan melewati berbagai ujian hidup dan mati.
Di tempat di mana hukum rimba adalah segalanya, hanya mereka yang benar-benar kuat yang bisa bertahan. Akankah Zhang Wei mampu menaklukkan Benua Tengah dan mencapai puncak dunia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekalahan Sang Pecundang
Zhang Wei menyimpan pedangnya dengan gerakan santai, bibirnya melengkung dalam senyum sarkastik saat menatap Hong Jun yang masih terdiam dengan ekspresi kosong. Kekalahan yang baru saja ia alami begitu telak hingga otaknya masih mencoba mencari alasan untuk menyangkal kenyataan. Namun, tidak ada alasan yang bisa menyelamatkannya dari rasa malu ini.
"Baiklah, sekarang waktunya kau menepati janji," ujar Zhang Wei dengan nada ringan, tapi ada tekanan halus dalam suaranya yang membuat Hong Jun merinding. "Tungku pil tingkat 7-mu, berikan padaku."
Hong Jun menggigit bibirnya. Ia ingin kabur, ingin mencari dalih, tapi tatapan tajam Zhang Wei menahannya di tempat. Sebelum ia bisa mengatakan sesuatu, Ren Ji menghela napas dan berbicara dengan suara tegas. "Hong Jun, taruhan adalah taruhan. Jika kau tidak menepati kata-katamu, maka reputasimu akan hancur di dunia alkimia. Aku yakin kau tidak ingin dikenal sebagai pecundang yang tidak bisa menerima kekalahan, bukan?"
Wajah Hong Jun semakin buruk, hampir seperti seseorang yang siap menangis di tempat. Dengan tangan gemetar, ia mengeluarkan tungku pil tingkat 7 dari dalam cincin penyimpanannya dan menyerahkannya pada Zhang Wei. "Ambil dan pergilah," gumamnya dengan suara pelan, suaranya penuh kebencian dan rasa malu.
Lian Xuhuan yang sejak tadi menyaksikan semuanya dari dalam kesadaran Zhang Wei tertawa terbahak-bahak. “Hahaha! Lihat wajahnya! Aku belum pernah melihat seseorang menelan ludahnya sendiri sekeras ini! Jika dia lebih banyak mengoceh, aku yakin dia akan pingsan karena malu!”
Zhang Wei hanya tersenyum tipis dan menyimpan tungku itu ke dalam cincin penyimpanannya. Sementara itu, Hong Jun berjalan pergi dengan langkah berat, wajahnya begitu jelek seolah ingin menangis. Meninggalkan Pagoda Api Emas, ia menundukkan kepala, menghindari tatapan siapa pun yang mungkin menyaksikan aibnya. Ini adalah pukulan yang akan ia ingat sepanjang hidupnya.
Setelah suasana kembali tenang, Ren Ji menatap Zhang Wei dengan penuh kekaguman. "Tuan Bai Chen, kemampuan Anda benar-benar luar biasa. Saya tak pernah melihat seseorang di usia muda dengan keahlian pemurnian sehebat ini. Saya ingin menanyakan sesuatu… apakah Anda tertarik untuk menjadi Alkemis Kehormatan di Pagoda Api Emas? Kami selalu menyambut individu berbakat seperti Anda."
Zhang Wei tersenyum kecil, matanya berbinar penuh arti. "Tawaran yang menarik, tapi untuk sekarang, aku harus mempertimbangkannya terlebih dahulu."
Ren Ji tidak terlalu terkejut dengan jawabannya. Pemuda seperti Zhang Wei pasti memiliki tujuannya sendiri. "Baiklah, jika suatu hari Anda berubah pikiran, pintu kami selalu terbuka untuk Anda."
Setelah menyelesaikan transaksi, Zhang Wei memperoleh lebih dari 250 juta batu roh tingkat menengah, jumlah yang sangat besar untuk seseorang yang baru saja datang ke kota ini. Selain itu, Ren Ji juga memberikan sesuatu yang tak kalah berharga—token VIP Pagoda Api Emas, yang dapat digunakan di cabang mana pun di seluruh wilayah.
"Dengan token ini, Anda bisa mendapatkan diskon dan akses prioritas untuk berbagai barang dan fasilitas kami," jelas Ren Ji. "Selain itu, jika Anda butuh tempat tinggal sementara, kami memiliki asrama eksklusif untuk tamu-tamu kehormatan kami. Jika Anda berkenan, kami akan menyiapkan kamar untuk Anda."
Zhang Wei berpikir sejenak lalu mengangguk. "Tawaran yang bagus. Aku akan tinggal sementara di sini. Aku juga ingin menikmati masa-masa damai sebelum kembali ke petualangan yang lebih berbahaya."
Ren Ji tersenyum puas dan segera memerintahkan seseorang untuk menyiapkan kamar untuk Zhang Wei. Setelah semuanya selesai, Zhang Wei pergi untuk beristirahat.
Sementara itu, di ruangannya, Ren Ji menulis surat dengan ekspresi serius. Ia mengirimkan laporan ke pusat Pagoda Api Emas tentang kemunculan pemuda berbakat yang tidak hanya memiliki kemampuan alkimia dan pemurnian luar biasa, tetapi juga memiliki sesuatu yang lebih mengejutkan—air suci kehidupan. Bakat seperti ini tidak bisa diabaikan begitu saja.
Saat surat itu dikirim, Ren Ji menatap ke luar jendela dengan mata penuh antisipasi. "Aku yakin orang-orang di pusat akan tertarik padamu, Bai Chen..."
***
Sementara itu, di sebuah ruangan yang megah, dengan dinding berlapis emas dan lampu kristal yang berkilauan, seorang pria paruh baya dengan rambut jingga duduk di kursi besar. Dia mengenakan jubah merah yang berkilau dengan lambang Pagoda Api Emas di dadanya. Di depannya, seorang wanita muda duduk di atas meja, mendekat dengan ekspresi menggoda.
"Kepala Li, kau benar-benar tidak bisa menahan diri, ya?" gumam wanita itu sambil tersenyum menggoda, jemarinya menyusuri bahu pria itu.
Pria yang dipanggil Kepala Li itu tertawa kecil, tangannya melingkar di pinggang wanita itu. "Bagaimana mungkin aku bisa menolak pesonamu?" katanya seraya menarik wanita itu mendekat. Saat suasana mulai memanas, tiba-tiba—
BRAK!
Pintu ruangan itu terbuka lebar tanpa peringatan, dan seorang staf muda berlari masuk dengan wajah panik.
"Hah?!" Kepala Li membeku di tempat, sementara wanita di pangkuannya langsung melompat turun dengan wajah memerah. "Kau...!" Kepala Li menatap tajam staf yang mengganggu momen berharganya.
Staf muda itu langsung berlutut ketakutan. "T-tuan, aku minta maaf! Tapi ini penting! Surat dari Kepala Cabang Ren Ji di Kota Xiquan!"
Kepala Li menyipitkan matanya. "Jika ini tidak sepenting nyawamu, aku bersumpah kau akan keluar dari sini dalam keadaan lebih buruk dari mayat!"
Wanita yang tadi duduk di pangkuannya hanya bisa tersenyum kecut, menghela napas karena suasana sudah rusak total.
Staf muda itu menggigil, lalu dengan tangan gemetar menyerahkan surat tersebut. Kepala Li merebutnya dengan kasar, membuka gulungan itu, dan mulai membaca. Awalnya, ekspresinya datar, tetapi semakin lama matanya semakin menyipit, lalu membelalak.
"Jenius muda..." gumamnya. "Seorang Alkemis tingkat tinggi, refiner, tekbik pengendalian api luar biasa, dan bahkan memiliki Air Suci Kehidupan?"
Pria itu mengusap dagunya, lalu tiba-tiba tertawa. "Menarik. Sangat menarik!"
Wanita di sampingnya mendekat dengan penasaran. "Apa itu benar?"
Kepala Li hanya tersenyum penuh arti. "Seseorang yang mungkin bisa mengubah banyak hal di Pagoda Api Emas, kita harus segera bertindak dan mengambil kesempatan ini."
up
ditunggu story line berikutnya.
Bravo!
Muantebz