Novel ini di penuhi konflik..
Caroline Betrigh, seorang gadis yatim piatu. Anak satu-satunya Baron Betrigh dan Baroness Berlia. Kedua bangsawan itu telah meninggal saat Caroline umur 5 tahun. Caroline pun yang tumbuh dewasa bersama sang paman. Saat hatinya perlahan mulai terbuka. Caroline menyatakan perasaanya.
Duke Elios pun menolak mentah-mentah perasaan Caroline karna dirinya telah memiliki kekasih. Pada saat Duke Elios mengadakan pertunangan. Caroline yang ingin mencegah sang paman untuk bertunangan akhirnya mengalami sebuah kecelakaan.
Disaat tersadar dari komanya Caroline gadis pendiam, kini berubah menjadi Caroline gadis bar-bar.
Pada saat Caroline mulai menjauh, justru sang Paman mencintainya. Namun hal yang tak di sangka. Caroline justru memilih suaminya dari pada sang Paman.
Caroline.
"Walaupun aku mencintainya, aku memiliki suami. Biarkan aku menjalankan kewajiban ku sebagai seorang istri."
Duke Elios.
"Aku akan menunggu mu, hingga aku tak l
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghancurkan
Aaaaaa
brak
Dengan penuh emosi Caroline menendang pintu dan membuatnya lagi-lagi mengerang kesakitan. "Pintu Sialan !" Ucap Caroline mengelus jari kaki kanan seakan mau patah.
Aaa
"Sakit." Caroline berjalan pincang menuju ke ke ranjangnya, ia melihat jarinya memar.
"Ah. seharusnya aku menendangnya, bukan menendang pintu beton itu." Caroline memandang pintu itu dan semakin membuatnya bertambah kesal. Caroline membaringkan tubuhnya, ia tidur terlentang. Memandang langit-langit dan menerawang jauh. Dirinya yang bebas di dunianya dulu. Kini di kekang dengan banyaknya peraturan. Seorang wanita bangsawan tidak boleh keluar malam, makan dan minum harus seperti ini, duduk harus seperti ini, menyapa para bangsawan lainnya harus seperti ini.
Ah
Caroline beranjak duduk dengan posisi bersila. Ia mengacak-acak rambutnya, apa dia harus kecelakaan lagi ya, supaya kembali ke zamannya. Mungkin saja jiwanya masih koma. Memikirkan semua itu membuat Caroline bertambah pusing, jika dirinya bunuh diri dan ternyata ia tidak bisa kembali ke zamannya. Bisa saja ia melukai tubuhnya sendiri, dia juga yang menanggung sakitnya.
Hah
Caroline turun dari kasurnya, seperti untuk hari ke depan dirinya harus menjalani tahanan.
"Tidak, tidak. Aku Caroline aku ingin pergi dari sini. Biarkan saja dia marah, apa peduliku." Ucap Caroline seraya melangkahkan kakinya ke teras atau balkom.
Caroline memegang lehernya, angin malam membuat bulunya merinding. Ia pun mengelus kedua tangannya dengan posisi silang. Caroline mengedarkan pandangannya. Ternyata pengawal Duke Elios berjaga sangat ketat. Bahkan di depan gerbang ada lima pengawal. Tiga pengawal dari keluarga Duke dan dua pengawal dari keluarganya.
Caroline beralih, di setiap sudut ada dua penjaga dan masing-masing setiap dua orang mondar mandir serta kedua Kesatria Duke Elios ikut turun andil. Sepertinya kali ini dirinya memang tidak bisa berkutik atau kabur.
Lagi-lagi matanya melihat pemandangan di depannya, bukan pemandangan hamparan bunga, tapi pemandangan para pengawal yang mondar mandir layaknya setrikaan.
"Nona." Caroline masih diam saja, ia sudah tau siapa yang datang dan memilih mengabaikannya. Percuma saja dirinya meladeni orang yang kini berada di belakangnya.
"Pergilah, aku hanya ingin sendiri." Seru Caroline tanpa melihat ke arah mereka.
"Nona, maaf." Cicit Mia dan Kenan mereka menunduk dan melirik ke punggung Caroline. Mereka berharap Caroline membalikkan badannya dan mau berbicara dengannya.
"Kali ini maaf, nona. Kami tidak bisa berbuat apa-apa." Ujar Kenan.
Caroline menghirup udara angin malam itu, lalu menghembuskannya dengan pelan. Semuanya tidak ada hubungannya dengan kedua pelayannya. Kenapa mereka harus meminta maaf pada dirinya. "Kalian tidak perlu meminta maaf. Bukan salah kalian."
"Tapi ini memang kesalahan kami. Kami tidak becus menjaga nona." Ujar Mia menahan isakan tangisnya.
Caroline membalikkan badannya, ia langsung berpelukan dengan kedua pelayannya itu. "Ini semua bukan kesalahan kalian, ini juga salah ku. Memang sepantasnya aku tidak pulang larut malam. Maaf ya, karna sudah membuat kalian cemas." Lirih Caroline.
"Kami memang cemas, tapi kami tidak suka nona di hukum seperti ini." Seru Kenan dengan wajah cemberut.
"Sudahlah, jangan membahas ini lagi. Aku lelah mau tidur." Ucap Caroline melepaskan pelukannya seraya menuju ke tempat tidur.
"Kalian bawalah makanan ini. Lagian aku sudah kenyang, tadi aku sudah puas jalan-jalan. Maaf ya, aku lupa membawa kalian oleh-oleh."
"Tidak masalah nona. Nona saja pulang dengan selamat kami sudah bersyukur." Balas Kenan.
"Baik, nona." Ucap mereka serempak membungkuk hormat dan berlalu pergi dengan membawa nampan yang berisi hidangan tadi.
Sementara di sisi lain.
Seorang laki-laki dengan badan tegas, wajah dingin dan menatap tajam ke arah lukisan di depannya serta tersenyum sinis.
"Aku akan membuat hidup putri mu menderita. Semua yang kamu lakukan pada ku, menyakiti ku. Aku akan membalasnya pada putri mu, ya putri Caroline. Aku sangat membencinya, wajah itu memang mirip dengan mu, tapi dia bukan dari benih ku." Ucapnya datar seraya menatap lekat lukisan itu.
"Seandainya dia benih ku. Aku akan menyayanginya." Ucapnya sambil meneteskan air matanya. Ia mengingat semua kenangan itu hingga hancur menjadi keping-keping saat ia menerima orang lain menjadi suaminya.
"Kau melupakan semuanya, lihatlah aku sudah kaya. Dan laki-laki yang kamu nikahi sudah miskin. Aku akan menghancurkannya. Karna laki-laki itu kamu meninggalkan ku." Laki-laki itu pun tertawa lepas.
"Aku sakit ketika kamu meninggalkan ku dan kamu lebih memilihnya keluarga Baron di banding dengan seorang pelayan."
"Akan aku ingat Belia, aku akan menghancurkan Putrimu. Sehingga ia merasakan apa yang aku rasakan dulu. Aku akan membuatnya menangis darah." Teriaknya menggema di ruangan gelap itu.
jujur saja, terlalu berputar2 alurnya semakin kesini. menjadi kerumitan dan MC ceweknya lebih ke lemah karakternya jadinya.
yg tadinya baca novel jadi berasa nonton sinetron.
tpi aku masih mau baca, tergimana dong.
tanggung jawab nich yg bikin cerita.
sukses terus Thor ♥️🔥
kenapaa harus pergi/Sob//Sob//Sob//Sob/