Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~
Sepasang bos dan sekretaris yang diketahui publik telah sah menjadi pasangan suami istri itu disambut dengan baik di ruang perjamuan. Tidak sedikit yang memuji kecantikan dari Zahra yang malam ini tampil begitu memesona dalam balutan dress mahal berwarna hitamnya. Bukan hanya menjadi pusat perhatian, keduanya juga menjadi trending topik dalam perjamuan makan malam, malam ini.
"Tuan, saya tidak menyangka anda bisa menyimpan hubungan anda dengan begitu rapi bersama sekretaris anda," ucap salah satu laki-laki pada Jo.
"Anda salah, Tuan." ralat Jo. "Saya bukan menyembunyikan hubungan dengan sekretaris saya, tetapi saya sengaja menjadikannya sekretaris saya agar saya bisa berada di dekatnya setiap saat."
"Wow! Siapa sangka, Tuan Jonathan ternyata sangat bucin pada pasangan." sahut laki-laki lainnya
Jo hanya menanggapi ucapan rekannya dengan senyuman. Jo kemudian mengalihkan tatapannya pada Zahra yang juga masih berbincang dengan wanita-wanita yang hadir di perjamuan malam ini. Jo lantas mendekati Zahra, lalu menggenggam tangannya dan hal itu membuat Zahra sedikit terkejut, tetapi sebisa mungkin Zahra mencoba terlihat biasa saja, bahkan kini ia terlihat tersenyum manis menyambut kedatangan Jo.
"Ada apa?" tanya Zahra dengan suara lembut dan senyum manis yang masih terpatri.
"Kita pulang."
"Pulang? Perjamuannya sudah selesai?"
"Hm, aku tidak begitu tertarik."
Zahra mengangguk paham, "Baiklah, ayo."
...•••***•••...
Zahra turun dari mobil dan langsung menuju pintu rumah untuk masuk. Tetapi belum saja ia membuka pintu, pintu sudah dibuka dari dalam oleh seseorang.
"Selamat malam, Kakak Ipar."
Zahra tentu terkejut dengan kehadiran laki-laki muda yang mungkin seumuran dengan Jonathan ini. Zahra lantas melihat ke belakang, menunggu Jonathan menghampirinya.
"Hai, Jo."
"Jordan?" Jonathan ikut terkejut melihat keberadaan sepupunya yang saat ini berada di rumah keluarganya.
"Silahkan masuk, aku sampai lupa meminta kalian masuk." Jordan menyingkir dari pintu, memberi akses untuk Jo dan Zahra agar bisa masuk. "Ngomong-ngomong, apa kau tidak ingin mengenalkanku pada Kakak Iparku ini?" tanya Jordan.
"Namanya Zahra, dia istriku."
"Wow, ternyata dia benar-benar istrimu, aku tidak menyangka kau akhirnya menikahinya setelah memacarinya selama lima tahun." ucap Jordan. Ia lantas melihat Zahra. "Oh iya Kakak Ipar, aku dengar, lima tahun terakhir kau berada di Jerman untuk sekolah balet ya? Jadi kapan kau kembali ke Indonesia?"
Zahra kelabakan mendapat pertanyaan seperti itu dari laki-laki yang terus memanggilnya kakak ipar ini. Bukan itu saja, Zahra bahkan bingung harus menjawab apa atas pertanyaan yang Jordan tanyakan, sebab ia tahu betul bahwa Jordan mengira dirinya adalah Sherin.
"Kenapa? Apa aku salah informasi? Kau bukan sekolah balerina di Jerman ya?" tanya Jordan lagi.
"Ehem! Ini sudah malam, kami akan istirahat, permisi." Jonathan langsung menarik tangan Zahra dan mengajaknya menuju kamar.
"Jo, siapa dia?" tanya Zahra setelah keduanya jauh dari Jordan.
"Sepupuku, anak dari adik Daddy-ku." jawab Jonathan seadanya. "Kau istirahatlah, jangan pikirkan dia."
"Baiklah." Zahra membuka pintu kamarnya, sedangkan Jo juga membuka pintu kamarnya sendiri.
"Ehem!"
"Kenapa kau ke sini?" tanya Jo. Karena kini, Jordan kembali menghampiri mereka dengan membawa minuman kaleng di tangannya.
"Kamarku di sana," Tunjuk Jordan pada kamarnya yang tidak jauh dari kamar Jo dan Zahra. "Oh iya, kalian kenapa membuka pintu kamar berbeda? Apa kalian..."
"Mmm aku hanya akan mengambil sesuatu di kamar ini," jawab Zahra cepat.
"Oh, begitu? Baiklah, aku pikir kalian tidur di kamar terpisah tadi. Tapi tidak 'kan?"
"Tentu saja tidak, iya 'kan Jo?" Zahra tersenyum dengan makna tersirat ke arah Jonathan.
"Hm, kami suami istri, tidak mungkin tidur terpisah." jawab Jo. "Sudah sana pergi ke kamarmu, kau mengganggu waktu kami."
"Baiklah, kalau begitu selamat malam Jo, selamat tidur Kakak Ipar, semoga mimpi indah."
Jonathan menatap Jordan sampai hilang dari pandangannya. "Bagimana dia menyapamu tadi? Selamat tidur Kakak Ipar, semoga mimpi indah. Manis sekali." cibir Jonathan seolah tak suka.
...****************...
Jordan?
Mari tebak karakter dan niat si tokoh baru ini masuk ke cerita ini.
double up