"Penting kah pak?" Tanya Hana dengan suara yang datar, berusaha biasa saja.
Pak Arman menganggukkan kepala.
"Sebentar saja, saya mohon" lirihnya.
Hana yang tanpa respon dianggap Arman menyetujui permohonan nya.
Arman dengan sigap menunjuk sebuah meja panjang yang terletak persis di samping pintu keluar kafe.
"Disini ya..." Ucap nya.
Hana mengangguk dan kembali duduk meletakkan tas ranselnya.
Sebelum duduk, Pak Arman terlihat seperti memberi kode kepada pelayan di dalam, seperti nya sedang memesan sesuatu.
Mereka duduk berdampingan menghadap jendela.
"Jadi gini Hana.. saya ingin kamu menjadi istri saya.." ucap pak Arman tanpa basa-basi sedikit pun.
"Apa! Istri?" Dengan suara yang agak keras melengking, Hana di buatnya kaget bukan kepalang.
Suaranya membuat orang - orang di sekelilingnya menoleh ke arah mereka.
"Iyaa istri" kata Arman kembali mengulang kata istri dengan lembut sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yani_AZM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Canggung!
Setelah Hana duduk di samping mami Manda.
Arman pun tersenyum puas, melihat reaksi kedua orang tua nya mempertemukan mereka dengan Hana, sesuai ekspektasi.
Hana adalah satu - satu nya wanita yang sudah lama Arman cerita kan pada mami nya itu.
Sebelum nya, Arman sudah beberapa kali akan di kenal kan oleh anak rekan mami nya, Tapi Arman selalu menolak.
Ia selalu bilang, kalau hati nya sudah berpenghuni. Walaupun setiap di tanya, Arman selalu mengalihkan pembicaraan.
Semakin di paksa, Arman malah semakin tidak menurut pada orang tua.
Akhirnya mami sadar dan tak mau memaksakan kehendak nya lagi, daripada terjadi sesuatu yang di luar kendali anak nya itu.
Walaupun dalam hatinya, ia sangat ingin putra nya mempunyai kekasih di umur nya yang sudah matang untuk menikah.
Mami nya pun sangat menghargai apapun pilihan Arman, asal kan bukan wanita yang tidak punya aturan dalam hidupnya.
Urusan miskin atau kaya, itu bukan menjadi penghalang.
Bagi orang tua Arman, wanita baik - baik adalah nomor 1. Urusan cantik dan pintar itu adalah bonus.
Di lingkungan kerja, Arman memang terkenal dengan tegas bahkan galak. Tapi dirumah dia menjadi anak yang lembut juga sayang pada orang tua nya.
Terutama pada mami nya itu.
"Oh iya Hana, Ayo dong kamu main kerumah mami, temenin mami sesekali.. Soalnya mami suka kesepian kalau semua lagi ngga dirumah" ucap mami Manda yang sejak pertama Hana duduk di samping nya, tangan nya tak lepas merangkul Hana.
Hana berkali - kali menggosokkan kedua telapak tangannya karena canggung, ia hanya bisa memberikan senyum setengah hati.
Mendengar kalimat kesepian, mbak Nina pun bertanya. "Memang nya Arman berapa bersaudara bu?"
Bu Manda menoleh ke arah Nina, "Arman itu anak tunggal, dulu saya pernah keguguran 1 kali.. Harus nya Arman punya adik.. Yaa tapi tuhan berkata lain.. " kata Manda memelas.
"Oh, ya tuhan..." ucap Nina.
"Saya jadi iri melihat pak Malik memiliki anak perempuan, 4 orang lagi, dan Cantik - cantik pula.. Hihihi.." kata Manda melanjutkan.
Semua orang di sana hanya senyum - senyum saja mendengarkan pujian dari Manda.
Hana sesekali menatap Arman di hadapan nya, ingin sekali Hana menegur nya. Mengapa tak memberi kabar pada nya jika orang tua nya ingin datang berkunjung.
Di sisi lain, Arman tidak sedang memikirkan hal itu, ia hanya puas dengan pertemuan keluarga itu.
"Oh ya, omong - omong bagaimana dengan pekerjaan mu? kata Arman kamu bekerja di perpustakaan ya?" tanya pak Arya kepada Hana.
"Iya om, saya bekerja menjadi admin di sana.." jawab Hana.
"Loh kok panggil saya om, panggil papi lah. Anggap orang tua mu juga" pinta Arya kepada Hana.
"Haha maklum baru pertama bertemu, masih canggung" ucap bapak Malik membela.
Pak Arya pun ikut tertawa bersama pak Malik.
Pak Malik pun seperti sangat welcome kepada kedua orang tua Arman.
Pak Arya juga seperti nya orang yang suka berguyon, sama seperti bapak Malik.
Sejak tadi pak Arya tak canggung atau pun kaku. Ia sangat santai seperti sudah sering berkunjung.
"Oh iya, Arman pernah cerita kata nya kamu memilih bekerja untuk bisa kuliah dengan dana sendiri ya? Wah hebat sekali kamu nak... Jarang loh ada anak yang berpikiran dewasa seperti ini, apalagi ini anak perempuan.." kata Manda.
"Iya Tante, eh mami, Saya nggak mau nyusahin bapak.." jawab Hana yang masih canggung.
"Loh! Pindah saja kerja di kantor kami, kamu tinggal pilih mau di posisi apa? Mau gaji berapa? tinggal bilang saja!" kata pak Arya.
Hana mengernyitkan kening nya merasa bingung.
"Maksud nya, bagaimana? Aku kurang paham" tanya Hana.
"Hmm gini gini, jadi saya memiliki 2 perusahaan yang bekerja di bidang kontraktor. Sebenarnya saya berharap Arman mau memegang salah satu dari perusahaan yang sudah kami rintis, tapi sayang nya sejak dulu Arman ingin lebih mandiri dan bekerja di luar bidang keluarga nya yang sudah turun temurun" kata Arya menjelaskan.
"Ya, memang tidak ada salah nya menjadi guru, tapi.. Alangkah baik nya kalau ia mau berkecimpung di perusahaan orang tua nya.. Karena dia anak semata wayang kami.. Kepada siapa lagi kami akan mewariskan harta kami kalau bukan kepada Arman" kata Arya melanjutkan.
Nina, Fafa, dan Yaya agak kaget mendengar penjelasan pak Arya.
"Ternyata Arman anak konglomerat tujuh turunan" bisik fafa ke telinga Nina.
"Hus!" jawab Nina sambil menutup mulut nya dengan jari telunjuk nya.
"Gimana Hana? Mau kan kamu bekerja di perusahaan kami, Arman cerita loh kalau kamu anak yang cerdas dan pintar. Mau ya.." ucap Manda.
Suasana menjadi hening, melihat Hana yang hanya bergeming.
"Hana! Itu kamu di tanya loh.. " panggil Nina kepada Hana yang terlihat menjadi kaku sekali tubuh nya.
Hana menyeringai "Hmm, aku masih bingung mbak.." kata Hana.
"Oh yaudah yaudah, santai saja.. Pikir - pikir dulu nanti kalau kamu sudah siap pindah ke kantor kami.. Kami dengan senang hati menerima nya.. tinggal bilang saja sama Arman ya.." ucap Manda dengan lembut tanpa memaksa.
"Oh iya Tante, eh mami.. Maaf maaf" kata Hana lagi dengan kaku.
Bu Manda hanya membalas dengan mengelus - elus lengan Hana sebagai tanda maaf tadi.
"Bu Manda sangat lembut sekali cara bicara nya, pak Arya pun orang yang humoris. Tapi mengapa Arman bisa menjadi guru Galak ya di sekolah" gumam Hana dalam hati.
"Eh iya ayo ayo silahkan di minum dulu, cobain juga cemilan nya.. Maaf hanya bisa memberikan suguhan ala kadar nya" ucap pak Malik merendahkan diri.
Setelah pak Malik mempersilahkan tamu menikmati cemilan, ternyata reaksi orang tua Arman di luar dugaan pak Malik.
Mereka tanpa ada rasa sombong sedikit pun menikmati hidangan yang di sajikan se- adanya. Padahal mereka adalah orang terpandang dan berkelas.
Sangat jauh nilai ekonomi nya, Kalau di banding kan dengan keluarga Hana.
"Wah enak sekali kue ini... Siapa yang buat?" tanya Manda yang sedang memakan kue biji Ketapang.
"Itu saya yang buat Bu.. Resep nya dari almarhumah ibu.. Ibu saya dulu sangat suka memasak, masak apa saja bisa!" ucap Nina sambil tersenyum.
"Wah ini serius enak loh, Arman.. Kamu pernah cobain ini ngga? Tadi nama nya apa?" Manda kembali bertanya kepada Nina.
Nina dengan sigap menjawab "Biji Ketapang Bu.." kata nya..
Di samping itu, mbak Fafa lagi lagi membisikkan ke telinga saudara nya. Kali ini ke telinga Yaya.
"Orang kaya, ngga tau biji Ketapang ya, Ya! Hihihi" Fafa tertawa cekikikan menutup mulutnya.
Yaya jadi ikut - ikutan tertawa karena tidak bisa menahan lucu nya ekspresi Bu Manda saat lupa dengan nama kue kampung itu.
Di saat yang bersamaan Arman menjawab, "Oh kalau aku sudah pernah nyobain yang asli mi, asli buatan almarhum dulu waktu aku berkunjung kesini.. setahun yang lalu, waktu Hana masih sekolah" kata Arman sambil mengangkat alis nya ke arah Hana.
Bu Manda memundurkan kepala nya tak percaya, sambil memakan kue biji Ketapang di tangannya.
"Berati sudah lama sekali ya kamu memantau gadis ini..." sambil menggoda Arman di hadapan Hana.
Hana makin di buat salah tingkah.
Mereka pun berbincang - bincang dengan santai.
Menceritakan tentang kehidupan masa lalu antara kisah pak Arya dan bapak Malik.
Bu Manda pun tak luput terus mendekati Hana, apa saja ia tanyakan kepada Hana.
Walaupun sejak tadi, tak ada pertanyaan yang Hana lontarkan sebagai lawan bicara nya.
Hana hanya menjawab singkat dan padat setiap pertanyaan dari Bu manda.
"Oiya mami, maaf aku mau bicara sama Arman dulu ya di luar sebentar" ucap Hana kepada Manda.
"Oh iya ayo silahkan yang lama juga ngga papa kok!" ucap Manda menggoda.
Hana memberi kode kepada Arman untuk keluar rumah.