Monika (23), seorang aktris multitalenta dengan karier gemilang, harus menghadapi akhir hidupnya secara tragis, kepleset di kamar mandi! Namun, bukannya menuju alam baka, ia justru terbangun di tubuh seorang wanita asing, dalam satu ranjang dengan pria tampan yang tidak dikenalnya.
Saat matanya menyapu ruangan, ia segera menyadari bahwa dunia di sekitarnya bukanlah era modern yang penuh teknologi. Ia terjebak di masa lalu, tepatnya tahun 1990! Sebelum sempat memahami situasinya, penduduk desa menerobos masuk dan menuduhnya melakukan dosa besar: kumpul kebo!
Lebih parahnya lagi, tunangan asli pemilik tubuh ini datang dengan amarah membara, menuntut pertanggungjawaban. Monika yang dikenal mulut tajam dan suka tawuran harus mencari cara untuk keluar dari kekacauan ini. Bagaimana ia bisa bertahan di masa lalu? Dan siapa sebenarnya pria tampan yang terbangun bersamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pinjam Dulu Ya
Yan Zhi berdiri di depan dapur kecil, menuangkan air panas ke dalam ember kayu. Uap hangat naik ke udara, memenuhi ruangan dengan kehangatan yang nyaman. Setelah memastikan suhu air sudah pas, ia melangkah ke ruang tengah dan memanggil Lin Momo.
"Air panasnya sudah siap. Kau bisa mandi sekarang."
Lin Momo yang sedang duduk di kursi ruang tamu menoleh. "Baik."
Ia berdiri dan berjalan ke lemari kecil di kamar untuk mencari pakaian. Sayangnya, tidak ada baju tidur yang bisa ia pakai. Setelah berpikir sejenak, ia mengambil salah satu kemeja Yan Zhi yang tergantung di lemari.
"Pinjam dulu, ya," gumamnya, lalu melangkah ke kamar mandi dengan kemeja itu.
Begitu masuk ke kamar mandi, Lin Momo menghela napas panjang. Hari ini benar-benar panjang dan melelahkan. Ia merendam tubuhnya dalam air hangat, membiarkan rasa penatnya perlahan menghilang. Setelah beberapa menit, ia menyelesaikan mandinya dan mengeringkan tubuh.
Ia mengenakan kemeja Yan Zhi yang sedikit kebesaran. Kemeja itu longgar, bagian lengannya hampir menutupi jari-jari tangannya, dan ujungnya menggantung hingga pertengahan pahanya. Meskipun begitu, ia merasa nyaman.
Lin Momo mengeringkan rambutnya dengan handuk, lalu melihat pantulan dirinya di cermin kecil di kamar mandi. Kulitnya masih terlihat kusam, beberapa jerawat kecil masih ada di wajahnya. Namun, setidaknya sekarang ia lebih segar dan wangi.
"Lumayanlah," gumamnya.
Ia keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat Yan Zhi yang baru saja keluar dari kamar.
Yan Zhi yang awalnya ingin mengambil handuk untuk mandi tiba-tiba terdiam.
Matanya langsung tertuju pada Lin Momo. Wanita itu berdiri di depannya dengan kemeja miliknya yang terlalu besar. Rambutnya masih basah, beberapa helai menempel di pipinya. Kulitnya yang agak gelap tampak kontras dengan warna putih kemeja itu. Meskipun wajahnya masih dihiasi beberapa jerawat kecil, ada sesuatu yang membuatnya terlihat manis.
Yan Zhi menatapnya tanpa sadar, seolah terpesona oleh pemandangan di depannya.
Lin Momo yang menyadari tatapan pria itu mengangkat alis. Ia melambaikan tangannya di depan wajah Yan Zhi. "Hei, kau kenapa?"
Yan Zhi tersentak, segera mengalihkan pandangannya. "Tidak, tidak apa-apa," katanya cepat.
Lin Momo tertawa kecil. "Maaf, aku memakai kemejamu tanpa izin. Aku belum membeli pakaian tidur, jadi besok aku akan membelinya."
Yan Zhi mengangguk. "Tidak masalah. Pakailah sesukamu."
Ia berjalan mengambil handuk di kursi, lalu berkata, "Aku mau mandi dulu. Kau tidurlah lebih dulu jika mengantuk."
Lin Momo mengangguk, lalu berjalan ke tempat tidur dan duduk di atas kasur. Sementara itu, Yan Zhi masuk ke kamar mandi.
Lin Momo duduk di tempat tidur dan menatap langit-langit dan semua dinding kamar itu dengan seksama. Ia masih tidak menyangka bahwa ia melintasi waktu ke tahun 1990 dan terjebak di dunia ini.
"Bagaimana bisa aku terjebak di tahun 1990, dan lucunya langsung terbangun di satu ranjang pria asing, lalu dengan pedenya aku mengajaknya menikah?" ucap Lin Momo sambil terkekeh malu.
Bagaimana gak malu, ia belum melihat rupa dari pemilik tubuh yang kurang perawatan, dan meminta pria yang bersama nya menikah. Mana pria ini yang jadi suaminya saat ini, mau mau aja di ajak nikah dengan wanita yang tak di kenal.
"Hidupku benar-benar berubah dalam sehari," pikirnya.
Sambil menunggu Yan Zhi selesai mandi, Lin Momo kembali mengingat kejadian hari ini, bagaimana ia dipermalukan oleh mantan tunangan Lin Momo, lalu membalikkan keadaan dengan bukti-bukti yang dimilikinya, dan akhirnya mendapatkan kembali uangnya.
"Setidaknya meskipun kau bodoh dalam mencari pasangan, setidaknya kau pintar menulis sesuatu secara rinci. Dan akhirnya aku bisa mengambil uang yang Lin Momo berikan pada pria brengsek itu." ucap Lin Momo merutuki dirinya, tapi ia juga tersenyum puas di akhir.
Beberapa menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka, dan Yan Zhi keluar dengan rambut basah. Ia mengenakan pakaian tidur sederhana, tetapi tetap terlihat rapi.
Lin Momo menoleh dan menatapnya sekilas sebelum kembali merebahkan diri di tempat tidur. "Kau sudah selesai?"
Yan Zhi mengangguk. "Ya. Kenapa kau belum tidur?"
Ia berjalan ke sisi tempat tidur dan duduk di tepi kasur. Sejenak, keheningan menyelimuti mereka.
Lin Momo menoleh ke arahnya.
"Tidak apa apa, hanya... Yah memikirkan sesuatu yang tidak penting. Kau tidak keberatan berbagi tempat tidur denganku, kan?" tanyanya dengan nada bercanda.
Yan Zhi menoleh dan menatapnya. "Kita sudah menikah, jadi tidak ada alasan untuk keberatan."
Lin Momo tersenyum. "Bagus kalau begitu."
Ia menarik selimut dan menutupi tubuhnya. "Selamat malam, Yan Zhi."
Yan Zhi menatapnya beberapa saat sebelum menjawab, "Selamat malam, Lin Momo."
Lin Momo tertidur lebih dulu. Napasnya teratur, wajahnya tampak damai di bawah cahaya redup lampu kamar.
Namun, Yan Zhi masih terjaga. Ia berbaring dengan mata terbuka, Menatap langit-langit, sebelum akhirnya melirik ke arah wanita yang sekarang menjadi istrinya.
Ia mengubah posisinya, berbalik menghadap Lin Momo. Cahaya redup dari jendela memperlihatkan wajah gadis itu yang tertidur nyenyak. Meski kulitnya sedikit gelap dan masih ada beberapa jerawat kecil di wajahnya, Lin Momo tetap memiliki pesona tersendiri.
Yan Zhi menghela napas pelan. "Hanya dalam satu hari, aku dari pria lajang tiba-tiba menjadi seorang suami," pikirnya.
Semua ini terjadi begitu cepat. Jika ada yang mengatakan padanya pagi tadi bahwa ia akan menikah di hari yang sama, ia pasti akan menertawakan mereka. Tapi sekarang, kenyataan ada di depan matanya.
Ia kembali membalikkan badannya, bersiap untuk tidur. Namun, sebelum ia sempat memejamkan mata,
PLAK!
Sebuah kaki tiba-tiba menimpa perutnya.
Yan Zhi langsung membuka matanya lebar-lebar. Ia menoleh dan melihat kaki Lin Momo nangkring di tubuhnya, membuatnya hampir ingin berteriak.
"Astaga..."
Lebih parahnya lagi, selimut yang seharusnya menutupi tubuh Lin Momo malah terlipat, memperlihatkan paha wanita itu yang terbuka.
Yan Zhi buru-buru menoleh ke arah lain, wajahnya sedikit memerah. Dengan hati-hati, ia mengangkat kaki Lin Momo dan mengembalikannya ke tempat semula. Setelah itu, ia menarik selimut dan menutupinya dengan benar.
Ia menghela napas lega. "Aku baru tahu, tidur seseorang bisa seberantakan ini."
Setelah memastikan semuanya kembali normal, Yan Zhi pun ikut memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur.
Namun, malam itu tidak berakhir begitu saja.
Tengah malam, Yan Zhi tiba-tiba terbangun.
Ia merasakan kasur terus bergoyang pelan. Ketika membuka matanya, ia melihat Lin Momo menggeliat, terlihat tidak nyaman dalam tidurnya.
Wanita itu berbalik ke kanan, lalu ke kiri, seakan mencari posisi yang enak. Tapi tak peduli bagaimana pun, ia tetap terlihat gelisah.
Yan Zhi mendesah. Jika ini terus berlanjut, ia juga tidak akan bisa tidur dengan tenang.
Akhirnya, tanpa berpikir panjang, ia bergerak mendekat. Ia merentangkan tangannya dan dengan lembut menarik Lin Momo ke dalam pelukannya.
Tiba-tiba, gadis itu diam.
Tubuh Lin Momo yang gelisah tadi kini menjadi tenang dalam pelukan Yan Zhi.
Yan Zhi menatap wajah istrinya yang masih tertidur lelap. Seulas senyum kecil muncul di bibirnya. "Sepertinya ini cara terbaik."
Dengan posisi seperti itu, Yan Zhi pun kembali memejamkan matanya. Perlahan, rasa kantuk kembali menyerangnya.
Dan untuk pertama kalinya sejak mereka menikah, mereka tidur dalam pelukan satu sama lain.
mau ketemu menantu dan mertua teh drama aja 🤦🏼
akhirnya timbul kesalah pahaman kan kasian momo kena impeknya kecewa aja ma yang zie 😏laki g tegas
gassskeun...
lanjut..
tinggal siap2 menunggu ibu mertua datang aja mo..