NovelToon NovelToon
Deritamu Bukan Deritaku

Deritamu Bukan Deritaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Saudara palsu
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Osmanthus

Perjalanan hidup sebuah nyawa yang awalnya tidak diinginkan, tapi akhirnya ada yang merawatnya. Sayang, nyawa ini bahkan tidak berterimakasih, malah semakin menjadi-jadi. NPD biang kerok nya, tapi kelabilan jiwa juga mempengaruhinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Osmanthus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mundur selangkah

"Ke depannya jangan buat masalah lagi. Selama ini kan kami selalu sayang dengan mu Nita. Bahkan semua kebutuhan mu kami dahulukan." ujar Joni datar.

Tidak ada yang bisa membaca perasaan Joni, dia tidak terlihat marah, tidak terlihat juga membenci Nita. Sehingga Nita kesulitan bereaksi, tapi Nita tetap memasang wajah sedih dan menjawab dengan nada sedih.

"Baik kak, aku paham." jawab Nita menundukkan kepala seakan sangat menyesal.

"Lihat, ada taxi berhenti di depan rumah kita" tu juk Doni ke arah pagar.

"Ayah, itu ayah pulang"

Telihat pak Guntur keluar dari taxi bersama pak Randy, dengan cepat Doni membukakan pintu pagar.

"Yah, bagaimana keadaan ayah?" tanya Doni lagi sembari mengekor pak Guntur.

Terlihat pak Guntur biasa-biasa saja.

"Sudah tidak apa-apa. Ayah sudah sehat kok. Hanya pingsan saja." jawab pak Guntur sembari mengusap-ngusap kepala Doni anak bungsu nya. Ya harusnya dia yang bungsu, tapi sekarang menjadi si tengah.

"Syukurlah. Ibu sudah bilang, ayah tidak boleh marah-marah." jawab Doni lagi sembari menarikkan kursi untuk pak Guntur.

Selama ini memang mereka banyak menghabiskan waktu bersama ayahnya karena pak Guntur melatih mereka ketrampilan lelaki pada umumnya. Misalnya memperbaiki lemari kayu, mengganti pagar yang rusak.

"Ya, ayah akan lebih kendalikan emosi ayah lagi." ujar pak Guntur.

Joni langsung menyodorkan kursinya untuk pak Randy dan mengambilkan dua gelas air putih.

"Wah, terimakasih Joni. Kamu memang yang paling cekatan dan bisa membaca situasi. Si Doni juga cekatan loh" puji pak Randy sembari melirik Nita yang berlalu masuk ke kamarnya.

Joni yang menyuruh Nita masuk ke kamar dahulu, dia tidak ingin memicu kemarahan ayahnya dulu. Nanti setelah kondisi ayah baik, baru Nita disuruh minta maaf kepada ayah.

"Ah, biasa aja om." Joni tersenyum terpaksa.

"Baiklah, karena ayah kalian sudah di rumah, om mau pulang dulu ya. Ibumu dimana?" tanya pak Randy yang dari tadi tidak melihat bu Tere keluar.

"Ibu di kamar. Tadi kami suruh istirahat dulu." jawab Joni lagi.

"Eh, makan dulu om. ini ada nasi bungkus dikasih bu RT tadi. Pas ada 2 bungkus om." Doni mengangkat bungkusan nasi yang dibawa ibunya tadi. Awalnya mereka menyangka hanya sebungkus, ternyata dua bungkus.

Mungkin bu RT juga mengingat pak Randy yang menemani pak Guntur, sama-sama belum makan pastinya.

"Janganlah. Kalian juga belum makan kan?" pak Randy menggoyang-goyangkan tangannya menolak makanan dari Doni.

"Sudah om, kami pulang sekolah tadi dipanggil bu RT dan dikasih nasi dua bungkus pula. Lalu ibu sama Nita juga makan dirumah bu RT." Terang Doni lagi.

"Oh, sudah pada makan ya. Kalau begitu boleh deh om makan satu. Memang lagi laper juga." jawab pak Randy menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal.

"Makan disini saja pak Randy, ngga usah dibawa pulang. Takutnya udah benyek semua nasinya nanti." pak Guntur membuka suara.

Joni dengan cepat mengambil 2 piring dan 2 sendok dari dapur lalu menyerahkan kepada pak Randy dan pak Guntur.

Kedua anak lelaki itu memilih masuk ke dalam membuat pr dan belajar.

Sekarang di teras hanya ada pak Randy dan pak Guntur.

"Gun, sebisa mungkin jangan emosian lagi ya." pak Randy memecah keheningan sembari menyuap makanannya.

"Ya, aku tadi memang sangat emosi sekali. Awalnya aku memang sudah mempersiapkan hati, mengingat kelakuan Ema di luar dan anak itu mirip sekali dengan Ema, aku sudah ada perasaan bahwa kelakuan mereka pasti mirip-mirip juga." jawab pak Guntur terhenti menyuap.

"Itulah, aku sedikit merasa bersalah juga kepada kalian. Kalau tahu aku bakalan begini, mungkin akan kuberikan kepada orang lain. Sebenarnya sudah ada keluarga lain yang lebih kaya mau anak ini, tapi karena dia mau dibawa pindah ke pulau lain, makanya Simon menolak." Akhirnya pak Randy menceritakan rahasia kecilnya.

"Ha? Sudah ada yang mau?" pak Guntur kaget dan berhenti lagi menyuap makanan.

"Ya, hanya saja pak Simon dan bu Dini tidak rela cucunya dibawa jauh. Mereka tetap menginginkan bisa melihat anak ini juga. Tapi dia dibesarkan di keluarga yang baik-baik." jelas pak Randy meletakkan sendoknya dan melihat jauh ke langit.

"Jika saja waktu bisa diubah, mungkin aku sendiri yang akan memaksa mereka membawa Nita ke keluarga itu. Jadi tidak ada yang akan membuka aibnya juga." sesal pak Randy.

"Ah, sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur. Sekarang menjadi tanggungjawab kami mengurus dia." jawab pak Guntur menurunkan piring yang sedang dipegangnya.

Mereka tidak sadar ada sepasang mata yang mengintip diantara lubang-lubang dinding. Karena rumah itu terbuat dari kayu bekas pengiriman barang besar, maka potongannya juga tidak terlalu rata.

Sepasang mata ini berkilat penuh kebencian. Amarah tampak semakin menumpuk di matanya. Seakan dia mau melahap orang di depannya ini.

Sekarang dia belum ada kekuatan, dia masih berharap kepada mereka. Maka terpaksa dia harus mengikuti aturan main mereka dulu. Tapi pasti hidup mereka tidak akan pernah sama lagi.

Jika saja dia diberikan kepada orang itu, mungkin dia hidup kaya raya dan jauh dari kota ini.

Dia tidak perku hidup di balik kayu bobrok ini.

Teman-temannya di sekolah memiliki bagunan batu, hanya beberapa rumah murid saja yang dari kayu.

Dia juga ingin memakai pakaian bagus-bagus seperti temannya. Memang pakaian nya tidak kumal. Tapi semuanya murahan.

Ingin rasanya dia mencabik-cabik pak Simon dan bu Dini, juga pak Randy ini. Jika saja mereka menyerahkan dia kepada orang itu, pasti dia lebih bahagia lagi.

Kebencian merasuk ke hatinya dan dia bertekad, mulai saat itu dia akan menunggu waktu dan membuat keluarga ini porak poranda. Toh, mereka baiknya hanya karena kewajiban telah mengambil dia. Bukan karena benar-benar menganggap dia anak sendiri.

Bukan karena darah daging mereka.

Bukan karena keturunan mereka.

Tapi karena TERPAKSA!!!!

Itu yang ada dipikirannya terus.

Dia menggenggam erat tanggannya menahan emosi yang meledak-ledak.

Dia tahu, belum saatnya. Tunggu saja, dan pak Guntur ini akan semakin dia sulut emosinya. Dia mau lihat, apa yang akan terjadi kalau pak Guntur tumbang. Disaat itu dia sudah dewas, dia akan menginjak-injak mereka semua.

Mereka bukan keluargaku. Mereka hanya terpaksa menerima ku. Meskipun aku cinta dengan abangku Joni, tapi aku akan tetap membuat kalian menderita. Akan ku buat keluarga baik-baik ini hancur porak poranda.

Akan lebih buruk daripada yang kalian bayangkan. Dia tersenyum dengan jahatnya di balik dinding rumah. Hanya dinding yang menjadi saksi bisu disitu.

1
Titin Sumarni Binti Iri
sangat sangat bagus.. semakin penasaran.. pembaca mo dibawa kemana nih kira kira?
Dewi Sri
Novel ini iklan nya luar biasa
gaby
Badai besar apakah itu??? Apakah konfliknya berat ka??? Karena bny kejadian perselingkuhan ayah tiri & anak perempuannya. Atau anak tiri di perkosa ayah tirinya.
gaby
Aq baru gabung ka, kayanya sih bagus. Mudah2an selalu bagus sampe ending. Upnya yg rajin ka & yg paling penting jgn hiatus d tengah jalan. Mau rating atau jumlah like ga memenuhi ekspektasi, yg namanya sudah memulai, maka harus di akhiri pula. Jgn putus d tengah jalan, ksian kami para reader setia yg kecewa
OSM: Terimakasih. Akan diusahakan tetap jalan terus karyanya. karena saya sendiri suka membaca juga.
total 1 replies
Renji Abarai
Ceritanya seru banget sampai aku lembur nge-baca, hehehe. 👍
OSM: Terimakasih kak🙏🏻😊
total 1 replies
Shoot2Kill
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
OSM: Terimakasih atas komennya yang pertama. Baru kali ini saya coba2 buat novel
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!