Syakira Aurelia Devi seorang wanita yang berhubungan dengan pria beristri, tak tahu jika kekasihnya memiliki seorang istri. Membuatnya harus berurusan dengan seorang pria kejam dan dingin yang sangat menyayangi adik perempuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TPG : Bab 26
"Di sini kau rupanya.." Ucap Agus dengan senyuman di wajahnya.
Syakira langsung bangkit, "Apa yang kau lakukan?" Tanya Syakira seraya mundur, Agus langsung menarik tangan Syakira dengan keras dan membawa wanita itu keluar dari kamar secara paksa.
Ia di tarik secara paksa dan di bawa keluar dari rumah, dengan senyuman penuh kepuasan Agus memperlihatkan Syakira ke depan semua warga. Ia bahkan mendorong tubuh Syakira hingga terjatuh ke tanah.
"Lihat, wanita murahan ini sedang hamil tanpa seorang suami!" Teriak Agus yang membuat semua warga langsung melihat perut Syakira yang memang sudah sangat besar.
Terdengar suara gaduh dari setiap warga, mereka langsung mengatakan hal-hal kotor tentang Syakira. Mak Endah langsung membela cucunya namun hal itu malah di timpal oleh Agus, tanpa asa-asa Agus memaki Mak Endah.
Syakira merasa perutnya sakit luar biasa, ia memegang perutnya dengan erat. "Mak.." Panggil Syakira dengan nada kesakitan, namun panggilannya tidak bisa di dengar oleh Mak Endah karena warga kampung terus berteriak dan menyuraki Mak Endah.
Hingga salah seorang warga melihat darah segar mengalir dari kaki Syakira, ia langsung berteriak dengan keras yang membuat semua warga menatap ke arah darah yang mengalir. Begitu juga dengan Mak Endah, melihat cucunya yang mengalami pendarahan. Mak Endah langsung panik, ia mendekati Syakira dan memegang tangan Syakira.
"Syakira.." Panggil Mak Endah dengan wajah yang panik.
"Sakit Mak.." Jawab Syakira.
Mak Endah langsung bangkit dan menatap ke arah Agus, "Lihat apa yang kau lakukan, jika terjadi apa-apa kepada cucu ku. Aku akan menuntut mu, Agus!" Ucap Mak Endah dengan nada marah.
.
.
.
Syakira terus mengeluarkan semua tenaganya, mulutnya menggigit sebuah kain agar ia bisa mengeluarkan tenaga semaksimal mungkin.
"Ayo terus di dorong, neng." Ucap Bidan Irma.
Kedua tangan Syakira mencengkram erat ranjang persalinan, ia terus mengeluarkan tenaganya. Kedua matanya terus mengeluarkan air mata, rasa sakit yang luar biasa tidak bisa ia sembunyikan.
"Sakit.." Ucap Syakira dengan rendah, namun masih bisa di dengar jelas oleh Mak Endah.
Mak Endah terus meminta Syakira untuk mengeluarkan tenaga nya agar bayi yang ada di dalam kandungan Syakira bisa segera keluar.
Terdengar suara tangisan bayi yang membuat Syakira menghela nafas lega, rasa lelah dan sakit bercampur menjadi satu. Mak Endah nampak tersenyum senang saat melihat bayi yang di lahirkan oleh Syakira.
"Lihat neng, bayinya ganteng." Ucap Mak Endah seraya menunjukkan bayi laki-laki Syakira, Syakira lalu menidurkan bayinya di atas dadanya. Kedua mata Syakira nampak berkaca-kaca, selama beberapa bulan ini ia selalu bimbang dengan keputusannya untuk melahirkan anaknya. Namun setelah anak itu lahir, rasa bimbang Syakira pun hilang. Ia sangat menyayangi anaknya.
"Maafkan Mama, sayang." Gumam Syakira karena ia pernah memiliki pemikiran untuk mengugurkan anaknya.
Mak Endah lalu memangku anak Syakira dan kembali menyerahkannya kepada bidan untuk di mandikan.
Kini Syakira terbaring di atas ranjang dengan tubuh yang sudah bersih, namun tubuhnya masih tetap terasa lemah. Terlebih ia baru saja melahirkan seorang anak, "Apa kau sudah memikirkan nama yang cocok untuk anak mu?" Tanya Mak Endah.
Syakira terdiam sejenak, ia sama sekali belum memikirkan nama yang cocok untuk putranya. Namun nanti ia pasti akan mendapatkan nama yang cocok untuk putranya.
Di saat Mak Endah tengah menemani Syakira, terdengar panggilan Bu bidan yang meminta Mak endah untuk keluar. Saat keluar dari klinik bersalin, Mak Endah melihat pak RW datang dengan senyuman di wajahnya.
"Ada apa ini yah, Pak RW?" Tanya Mak Endah dengan mata yang sedikit menyipit.
"Begini Mak, saya mendapat aduan dari masyarakat jika Syakira hamil tanpa suami." Jelas Pak RW dengan nada lembut dan berusaha untuk menjelaskan dengan baik.
"Jadi, memang nya kenapa?" Tanya Mak Endah, ia masih belum bisa memaafkan para warga yang telah membuat Syakira mengalami pendarahan.
"Jadi untuk kenyamanan bersama, saya meminta Mak dan Syakira untuk pindah." Jelas Pak RW.
Jelas Mak Endah menolak hal itu, "Aku adalah pribumi asli di kampung ini, sebelum kau lahir dan sebelum bapak mu pindah ke sini. Aku sudah tinggal di tempat ini, dan sekarang kau mengusirku dari tanah kelahiran ku sendiri." Jelas Mak Endah dengan nada tegas.
"Mak ini sudah keputusan semua orang, dan saya adalah pemimpin di kampung ini." jelas Pak RW dengan nada tegas.
"pemimpin, lalu bagaimana dengan warga desa yang telah membuat cucu ku mengalami pendarahan. Dan lagi dengan sikap Agus yang telah menyebarkan fitrah tentang cucu ku hanya karena dia di tolak oleh cucu ku. Harusnya kau mengadili orang-orang seperti mereka!" jelas Mak Endah dengan nada marah.
Namun Pak RW tetap dengan keputusannya, ia meminta Mak Endah dan Syakira untuk segera keluar dari kampung ini karena bagi mereka apa yang dilakukan oleh Syakira adalah suatu tindakan yang memalukan. Setelah itu Pak RW langsung pamit pergi, kini hanya ada Mak Endah dengan suasana hati yang campur aduk.
Ia lalu berjalan masuk kembali ke dalam klinik, ia menatap ke arah Syakira yang masih terbaring lemah di atas ranjang.
"Tadi siapa Mak?" Tanya Syakira.
"Pak RW, dia meminta kita untuk pindah dari kampung." Jelas Mak Endah dengan nada sendu.
Syakira tahu jelas alasan ia dan Mak Endah di usir, semua itu karena dirinya yang hamil tanpa seorang suami. Lalu Syakira memegang tangan Mak Endah, "Jika mereka meminta kita untuk pergi, maka kita pergi saja. Percuma kita tinggal di sini, karena yang ada kita hanya akan di diskriminasi terus menerus, Mak." Jelas Syakira.
Mak Endah lalu menganggukkan kepalanya dengan pelan, ia tersenyum tipis kepada Syakira.
......
*Author masih bingung nama yang cocok untuk anak Syakira, apa ada yang mau ngasih saran?