Lulu, seorang yatim piatu yang rela menerima pernikahan kontrak yang diajukan Atthara, demi tanah panti asuhan yang selama ini ia tinggali.
Lulu yang memerlukan perlindungan serta finasial dan Atthara yang memerlukan tameng, merasa pernikahan kontrak mereka saling menguntungkan, sampai kejadian yang tidak terduga terjadi. “Kamu harus bertanggung jawab!”
Kebencian, penyesalan, suka, saling ketertarikan mewarnai kesepakatan mereka. Bagaimana hubungan keduanya selanjutnya? Apakah keduanya bisa keluar dari zona saling menguntungkan?
Note: Hallo semuanya.. ini adalah novel author yang kesenian kalinya. Semoga para pembaca suka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Operasi
“Apa sebelumnya pasien ada mengalami kecelakaan?” tanya dokter yang memeriksa Lulu.
“Ada. Benang jahit di tangannya belum dibuka.” Jawab Atthara yang meninggalkan rapat, demi membawa Lulu ke rumah sakit.
“Bukan itu. Saya menemukan ada luka lebam di perutnya.”
“Ya. Dia mendapat pukulan di sana. Kenapa Anda bertanya?” tanya Atthara tidak sabar.
“Kemungkinan saat mendapatkan pukulan, rahimnya mengalami cedera.”
“Tapi sebelumnya dokter yang menanganinya sudah melakukan rontgen dan mengatakan tidak ada cedera.”
“Saya perlu melakukan USG untuk memastikannya.”
Dokter meminta perawat untuk menyiapkan alat USG dan membantu pasien membuka pakaiannya. Mendengar hal tersebut, Atthara meminta dokter yang menangani Lulu di ganti dengan dokter Perempuan. Dokter memaklumkan permintaan Atthara dan meminta rekan Perempuan untuk melakukan pemeriksaan.
“Kami perlu melakukan CT-scan untuk memastikannya, Pak.” Kata dokter yang telah mendapatkan hasil USG.
“Kenapa? Apa ada yang salah?”
“Saya melihat bentuk dinding Rahim istri Bapak, tampak tidak normal dan ada penggumpalan darah di sana. CT-scan rongga perut bisa melihatnya dengan jelas.
Atthara menyunggar rambutnya ke belakang. Ia sudah memastikan Lulu baik-baik saja saat di rumah sakit. Tetapi kenapa baru sekarang Lulu merasakan sakit? Dokter mengatakan jika menstruasi yang dialami Lulu memicu luka yang dialaminya, maka dari itu istrinya merasakan nyeri hebat sampai pingsan.
Lulu harus dirawat untuk melakukan pemeriksaan CT-scan. Saat ia sudah dipindahkan ke ruang inap, Lulu sadar dari pingsannya. Ia mendapati Atthara dan Lala yang menjaganya di dalam ruangan.
“Aku di mana, Mas?”
“Rumah sakit. Tiduran saja!” Atthara mencegah Lulu duduk.
“Apakah masih sakit?” tanyanya.
“Sedikit.”
“Kenapa kamu tidak mengatakan apapun kalau kamu merasakan sakit?”
“Aku baru merasakannya tadi, Mas. Maaf aku tidak ingat untuk mengabarimu.”
“Kamu akan menjalani pemeriksaan karena kata dokter, kamu mengalami cedera di Rahim.”
“Rahim? Apakah aku tidak akan bisa hamil?”
“Kenapa pertanyaanmu jauh sekali!”
“Ada salah satu temanku yang terlalu bersemangat saat sparing, perut bagian bawahnya terkena tendangan. Ia dilarikan ke rumah sakit dan rahimnya harus diangkat.”
Ini juga alasannya tidak melanjutkan bela diri dan berhenti hanya sampai di sabuk hijau.
“Hanya Rahim saja, kenapa kamu sedih!”
“Rahim adalah hidup seorang Perempuan, Mas. Tanpa Rahim, seorang Perempuan tidak akan bisa mengandung. Sama saja dengan tidak bisa memberikan keturunan.” Lulu mulai menitikkan air mata.
“Dunia medis sekarang lebih canggih! Tidak punya Rahim, kamu bisa menggunakan Rahim orang lain.”
“Itu haram, Mas. Meminjam Rahim bertentangan dengan Al-Maqasid Asy-Syari’ah karena menyebabkan percampuran nasab. Apalagi Perempuan yang disewa bukanlah muhrim.”
Atthara merasa tidak tega melihat Lulu yang menangis. Ia memilih untuk diam. Lala mendekat, memberikan tisu untuk Lulu.
Beberapa saat kemudian, perawat datang dan memberitahukan jika Lulu harus berpuasa 2 jam ke depan. Selain itu, perawat juga memberikan pakaian longgar untuk Lulu kenakan dan memintanya melepaskan semua perhiasan yang dikenakannya.
“Apakah harus mengenakan pakaian ini?” tanya Lulu yang mendapati pakaian yang diberikan oleh perawat adalah pakaian rumah sakit berbentuk kimono lengan pendek, selutut.
“Ya, itu adalah bagian dari prosedur.”
“Bisakah istri saya tetap menutupi auratnya?”
“Boleh, Pak. Asalkan di area yang akan diperiksa tetap longgar.” Atthara mengangguk.
Lulu yang telah berhenti menangis, mengembangkan senyumnya. Suaminya memikirkan kekhawatirannya. Kini Lulu mulai menata hati dan pikirannya untuk berserah diri kepada Allah. Ia berharap hasil pemeriksaan yang dilakukannya berjalan lancar dan tidak ada kabar buruk.
Pemeriksaan dilakukan, sebelum itu Lulu diberikan suntikan kontras. Lulu mengernyitkan alisnya saat merasakan nyeri di pembuluh darah yang mendapatkan suntikan. Kemudian Lulu menjalani pemeriksaan alat CT untuk memindai dengan sinar-X.
Saat ini Lulu dan Atthara menunggu hasil CT-scan yang akan dibacakan dokter.
“Rahim istri Bapak baik-baik saja, hanya saja ada penggumpalan darah di luar Rahim. Kami akan segera menjadwalkan laparotomi untuk menghilangkan gumpalan darahnya.”
“Jadi saya tetap bisa hamil, dok?” tanya Lulu.
“Tentu saja! Tetapi kalian masih harus menunggu setelah proses pemulihan.”
“Berapa lama, dok?”
“Normalnya 2-3 bulan. Tetapi semua itu tergantung pada tingkat penyembuhan individu.”
“Tidak masalah, dok. Saya bisa menunggu.” Jawab Lulu dengan bersemangat.
Ia sudah keluar dari rasa khawatirnya, sehingga ia merasa Bahagia. Dalam hati, tidak henti-hentinya Lulu mengucap Syukur kepada Allah atas doa yang dikabulkan.
Sedangkan Atthara menatap Lulu dengan perasaan yang tidak bisa digambarkan. Ikut Bahagia karena Lulu baik-baik saja. Tetapi ia merasa berat saat Lulu Bahagia bisa hamil. Hamil? Siapa yang akan menghamili Lulu? Atthara saja tidak ada pikiran sampai sana.
Prosedur operasi dilakukan di hari berikutnya. Setelah berpuasa, Lulu di bawa ke ruang operasi. Atthara menunggu di luar ruang operasi, beruntung ada Bobby yang membantunya menyelesaikan pekerjaannya sehingga ia bisa tenang menunggu saat ini. Nenek Rahma yang sudah mendengar kabar Lulu bahkan rela terbang ke kota S untuk melihat keadaan Lulu.
“Bagaimana keadaan Lulu?” tanya Nenek Rahma.
“Lulu masih ada di ICU.”
“Kenapa bisa sampai operasi?”
“Pukulan yang didapatkannya kemarin menyebabkan penggumpalan darah di luar Rahim.”
“Astagfirullah.. bukannya kemarin kalian mengatakan jika Lulu baik-baik saja?”
“Aku juga berpikir seperti itu, Nek. Dokter yang menangani sebelumnya tidak menemukannya.” Jawab Atthara frustasi.
Sejak Lulu menyetujui perjanjian dan menikah dengannya, Atthara membuat Lulu mengalami berbagai macam hal sampai-sampai membahayakan hidup istrinya. Ia bahkan sempat berpikir untuk melepaskan Lulu agar tidak lagi berurusan dengannya. Tetapi lubuk hatinya ada rasa tidak rela. Entahlah.
Setelah dipastikan keadaan Lulu stabil, ia di pindahkan ke ruangannya kembali dan menunggunya sampai sadar dari anastesi.
Atthara dan Nenek Rahma, menunggu Lulu dikamarnya dengan cemas. Sampai beberapa jam kemudian, Lulu sadar dan tersenyum kearah Nenek Rahma.
“Kamu masih bisa tersenyum?”
“Tentu saja, Nenek. Aku Bahagia saat melihat Nenek.” Jawab Lulu.
“Apa kamu tidak Bahagia melihat suamimu?”
“Tentu saja Bahagia. Lulu bisa membuat semua orang cemburu karena Mas Attha selalu menjaga Lulu.”
“Benarkah?” tanya Nenek menekankan.
“Iya, Nek. Mas Attha sampai menyerahkan pekerjaannya kepada Kak Bobby, demi menungguku di sini.” Atthara tersenyum.
Melihat hal tersebut, Nenek Rahma bisa tersenyum lega. Beliau sempat ingin mengomeli Atthara jika saja Lulu mengatakan ketidakpuasannya dengan Atthara. Tapi ternyata beliau terlalu berlebihan. Atthara cucunya sudah mulai berubah sejak menikah dengan Lulu. Cucunya yang gila kerja itu rela menunggu Lulu di rumah sakit dan menyerahkan pekerjaannya kepada orang lain.
Lulu di rawat selama 3 hari pasca operasi dan segera di bawa terbang kembali ke kota B. Atthara tidak memperbolehkannya banyak bergerak, sehingga membelikannya kursi roda. Padahal dokter menyarankan Lulu untuk tetap bergerak guna mencegah penggumpalan darah. Hanya saja selama masa pemulihan, Lulu tidak diperbolehkan mengangkat benda berat atau beraktivitas fisik terlalu berat sampai 6 minggu ke depan dan menjaga luka operasi tetap bersih dan kering.
.
.
.
.
.
Disclaimer: Semua informasi yang ada di novel ini Author dapatkan dari google.com. Tidak 100% terjadi di dunia nyata karena informasi yang Author dapat dipadukan dengan fantasi dan pengalaman Author. Terima kasih sudah menjadi pembaca yang bijak.
selamat menjalankan ibadah puasa kak🤗