Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick, .
Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.
"Frederic, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrik.
Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?
"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.
Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meet
Grisela menghela napas, melepaskan kanci manset pada kemeja pada pergelangan tangan Killian.
"Killian, jika tidak ada mereka, mungkin kita akan di serang binatang buas pada malam hari." Grisela memberikan pengertian.
Sedangkan Killian menghela napas, melepaskan satu lagi. Grisela begitu cantik ketika tersenyum, begitulah yang ada dalam fikirannya. Benar-benar peri musim dingin di matanya.
"Ini tambahannya...aku tau ini tidak akan cukup jika dibandingkan dengan jasa kalian pada kami. Kami berharap dapat menjadi teman bagi kalian di masa depan." Ucap Grisela memberikan kancing manset Killian.
Perhiasan khusus pria, terbuat dari emas, dengan hiasan batu berlian. Benar-benar benda mahal.
"Ka... kami," Annete tertunduk.
"Ini bahkan jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya pengobatan dokter keluarga. Jadi jangan sungkan, belikan pakaian dan makanan untuk Sarah." Grisela menghela napas, memberikannya pada Annete.
Sedangkan Sarah tersenyum, melangkah memeluknya kemudian berucap."Terimakasih! Apa kamu bangsawan?" tanyanya bingung harus bersikap bagaimana. Ingat! Status bangsawan jauh lebih tinggi dibandingkan rakyat jelata.
"Bisa dibilang begitu, nama panggilanku, Grisela dan ini suamiku Killian." Jelas Grisela.
"Kalian menikah?" Tanya Sarah tidak mengerti.
"Sarah, di kalangan bangsawan sering terjadinya pernikahan dini, biasanya karena kepentingan kedua keluarga." Jelas Annete pelan pada adiknya.
"Begitu? Grisela begitu cantik, walaupun kotor pakaiannya bagus. Aku ingin seperti Grisela." Kembali Sarah memeluknya.
Lebih realistis dibandingkan dengan kakaknya. Begitu mulia dan cantik, bagaikan impiannya melihat kaum bangsawan tercapai hari ini. Bagi rakyat biasa, bertemu bangsawan tingkat tinggi seperti sebuah keajaiban. Mereka bagaikan hidup di dunia yang berbeda.
"Sarah juga cantik..." Puji Grisela penuh senyuman.
"Apa yang akan kalian lakukan setelah ini?" Tanya Annete pada gadis kecil di hadapannya.
"Ini wilayah Baron Rudwic, diperlukan perjalanan lebih dari 10 hari menuju wilayah Count Nicolas." Grisela menghela napas, memikirkan segalanya. Tidak banyak yang dapat mereka jual, permata pada gaun, kalung yang dikenakannya, cincin, serta Bros. Tidak akan cukup untuk biaya perjalanan. Apalagi beberapa wilayah yang mereka lewati tidak aman.
"Ayah akan pulang jika mengetahui aku menghilang. Ayah tidak ingin dibenci oleh ibuku (mendiang Duchess)." Gumam Killian menatap ke arah jendela.
Alasan mengapa dirinya masih bertahan hidup. Alasan mengapa William Frederic tidak bersedia memiliki keturunan dengan Duchess saat ini adalah dirinya. Ayahnya sudah menutup hati, menikahi Matilda karena desakan bangsawan pengikut dan keluarga kaisar. Mengetahui penyakit yang menimpa dirinya selaku penerus tunggal.
"Ayahmu akan mencari mu?" Tanya Grisela menyipitkan matanya. Killian mengangguk membenarkan.
"Kalau begitu, kita dapat tinggal di penginapan, sementara waktu! Tanpa takut kehabisan biaya perjalanan!" Lanjut Grisela bagaikan menganggap ini wisata keluarga.
Sedangkan Annete menghela napas tersenyum, menatap aneh pada Killian. Ada perasaan buruk dalam benaknya, ada yang aneh dengan anak ini. Entah apa...
***
Kastil Duke_
Prang!
Duchess yang tengah menikmati segelas wine, melemparkan gelasnya ke lantai. Jemari tangannya mengepal, wajahnya terlihat kesal, namun berusaha tersenyum.
Gaun berwarna hitam telah tergantung di manekin kamarnya. Gaun yang akan dipakainya saat kematian Killian dan Grisela.
Tapi, tidak ada mayat yang ditemukan?
"Apa maksud kalian mereka menghilang?" Tanyanya.
"Kami tidak tau pasti. Mungkin diperlukan waktu untuk menemukan mayatnya. Yang jelas kereta kuda jatuh ke jurang, sudah hancur tidak berbekas. Tidak mungkin mereka selamat, jikapun berhasil melompat, lereng tebing memiliki ketinggian dan kemiringan yang ekstrim." Jawab sang kapten pengawal.
Duchess menghela napas, berusaha lebih tenang. Tapi memang benar, dirinya hanya perlu menunggu dengan sabar, mayat ditemukan. Atau hal lain akan terjadi.
Suara kuda memasuki gerbang kastil terdengar. Duchess mengernyitkan keningnya, menatap ke arah jendela kastil.
Duke yang tengah memakai zirah besi terlihat, turun dari kuda perangnya. Apa Duke Frederic sudah mengetahui tentang kematian Killian? Ada rasa takut dalam benaknya. Tidak! Ini adalah jalan baginya untuk mengukuhkan posisi keluarganya.
Dari keluarga pengikut, jika tidak juga memiliki keturunan maka dirinya dapat mengandalkan Ivone sebagai anak yang akan diangkat olehnya.
Menghela napas, berjalan menelusuri lorong, menuruni tangga diikuti oleh seorang pelayan. Mulai membawa sapu tangan, berpura-pura sedih.
Duke Frederic terlihat di sana, raut wajahnya terlihat tidak senang. Mungkin sekaligus menyiratkan kesedihan. Putra yang dititipkan mendiang istrinya mengalami kecelakaan? Apa itu masuk akal? Sebelum dirinya berangkat ke medan perang, Killian sempat mengatakan, begitu bahagia dapat bertemu dan mengenal Grisela. Kedua anak yang manis itu, apa susah tidak ada.
Suara tangisan Duchess terdengar, melangkah mendekatinya."William, aku tidak tau... Killian mengatakan ingin bersyukur ke kuil atas kesembuhannya. Aku sudah melarang karena perjalanannya panjang. Tapi---"
"Aku akan mencari Killian sendiri." Ucap Duke William Frederic, tidak tau harus bagaimana. Putranya Killian, sudah sehat, tapi kenapa dapat seperti ini.
"Apa perangnya sudah usai? Kamu tidak bisa melawan perintah kaisar. Jika perang tanpa pemimpin, bagaimana jika kaisar menjatuhkan sangsi pada keluarga Duke. Aku akan mengutus orang untuk mencari Killian dan Grisela. Kamu kembali lah ke medan perang." Pinta Duchess, tidak ingin dirugikan atas situasi ini. Sekaligus tidak ingin memiliki masalah dengan kaisar.
"Kaisar? Putraku menghilang dan kamu berkata tentang kaisar?" Tanya Duke tertawa, matanya menatap ke arah Duchess."Satu-satunya alasan aku bersedia menikah denganmu, kamu tau bukan? Kaisar menjanjikan akan mengirim dokter, sekaligus para penyembuh untuk Killian. Tapi sekarang kamu bicara tentang kewajibanku?"
Sorot mata Duke William Frederic berubah, menatap dingin pada istrinya. Membiarkannya selama ini yang selalu bersenang-senang di ibukota, tidak dapat mengatur wilayah dengan baik. Yang terpenting bagi William adalah kesembuhan putranya.
Tapi wanita ini berani-beraninya, menyuruhnya kembali ke medan perang?
"Dengar! Kaisar selama ini tidak berani mengusik wilayah Utara yang netral. Itu karena aku dapat berbalik menyerangnya kapanpun. Aku dapat menjadi pedang yang melindungi kekaisaran. Sekaligus dapat juga menjadi pedang yang menikam nya." William benar-benar begitu murka saat ini.
"Kita dapat mengadopsi Ivone, kamu tidak menyentuhku! Aku juga ingin memiliki keturunan!" Bentak Matilda.
"Bercerai, kemudian menikahlah dengan bangsawan lain. Tinggalkan gelar mu sebagai Duchess Frederic." Jawab William tersenyum mencemooh.
Kala hendak melangkah, dua orang menghentikannya. Pelayan pribadi Grisela, serta seorang budak yang bekerja di kandang kuda.
"Yang mulia Duke, hamba memberi salam!" Ucap Ana, diikuti oleh Riel yang menunduk.
Ana mengepalkan tangannya berucap dengan cepat."Bukan Duke muda, maupun nona (Grisela) yang ingin pergi ke kuil suci. Nona dan Duke muda berangkat atas perintah Duchess."
"Kamu! Berani-beraninya kamu berbohong!" Bentak Matilda, hendak mendorong Ana dengan cukup kencang.
"Matilda!" Suara William menggelegar. Membuat dirinya tertunduk, bagaimana jika William mengetahui segalanya?
"Ceritakan padaku!" Perintah Willian pada Ana dan Riel.
makanya killian menghancurkan istana kerajaan.
lugunya annete sampai tdk mengetahui adiknya sendiri serakah sejak kecil dari pertama muncul digubuk bertemu grisella dan killian