Sarena Almaira adalah seorang wanita muda cantik yang hidup dalam penderitaan. Sejak usia 5 tahun, ia mengalami broken home setelah ayahnya menghilang entah ke mana. Kehidupannya pun menjadi sangat sulit dan penuh kesedihan. Setelah lulus SMA, Sarena memutuskan untuk bekerja sebagai pelayan restoran demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun, hidupnya berubah drastis ketika sebuah kejadian tak terduga membuatnya terikat dalam pernikahan rahasia dengan seorang pengusaha muda yang kaya dan tampan.
Apakah Sarena akan menemukan kebahagiaan setelah bertemu dengan pria itu?
Baca yu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meywh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab15
'Aldevaro, aku tahu kita tidak akan selamanya bersama. Oleh karena itu, aku masih berusaha mengendalikan hatiku sekuat mungkin agar tak mencintaimu sedikit pun,' gumam Sarena.
'Aku berharap setelah anak ini lahir, dia akan mengerti bahwa orang tuanya tidak bisa bersama,' gumam Aldevaro.
"Oh ya, Sarena, aku harus kembali ke rumah orang tuaku," ujar Aldevaro.
"Baiklah. Terima kasih karena telah sabar menghadapi permintaanku selama ini," ucap Sarena.
"Demi anakku, aku tidak keberatan," balas Aldevaro, lalu pergi kembali ke kediaman orang tuanya.
'Kita sama-sama ditakdirkan untuk tidak saling mencintai,' gumam mereka dalam hati.
---
Keesokan Paginya
'Andaikan hidupku seindah bunga mawar ini,' gumam Sarena sambil melihat bunga mawar di taman rumahnya.
"Apakah kau merasa bahwa Nyonya tidak bahagia?" tanya Lala, salah satu pembantu.
"Aku juga merasa begitu, apalagi setahuku Tuan bahkan merahasiakan pernikahan mereka," jawab Ani, pembantu lainnya.
"Sedih sekali, bukan, jika dijadikan istri simpanan," sambung Sarena dengan nada datar.
"Eh... Nyo... Nyonya," ujar mereka gugup.
"Tak apa, aku sudah mendengar apa yang kalian bicarakan tadi. Lanjutkan pekerjaan kalian," ucap Sarena, lalu masuk ke dalam rumah dan mengurung diri di kamar.
'Huh, aku tidak bisa mencintai Aldevaro. Bagaimanapun, pernikahan kami hanya pernikahan siri,' gumam Sarena.
---
Di ruang rapat kantor, Aldevaro yang sedang rapat mendadak tidak fokus, teringat kejadian semalam.
'Pelukannya semalam begitu hangat, seperti pelukan ibu dan nenek. Selama ini aku baru merasakan kenyamanan berada dekat dengan seorang wanita, padahal aku tidak pernah jatuh cinta,' gumam Aldevaro.
"Tuan," panggil Dafa.
'Bukankah ini pelanggaran kalau aku mencintainya? Kami sudah berjanji untuk tidak saling mencintai,' gumam Aldevaro.
"Tuan, tolong seriuslah," ujar Dafa sambil menepuk bahu Aldevaro.
"Dafa," ucap Aldevaro.
"Tuan, maafkan saya, tapi kita sedang rapat," ucap Dafa.
"Oh, baiklah. Rapat hari ini akan diambil alih oleh Dafa. Aku ada urusan penting," ujar Aldevaro.
"Hah, Tuan?" ucap Dafa.
"Segera, Dafa," perintah Aldevaro.
Dafa pun mengikuti perintah dan mengambil alih rapat.
'Belakangan ini aku sibuk karena Tuan Aldevaro banyak memberi perintah, tapi bagaimanapun, aku harus selalu mendukungnya. Mengingat dulu tanpa dia, aku tidak akan bisa berada di posisi ini,' gumam Dafa.
Selesai rapat, Dafa segera menuju ruang bosnya.
"Maaf, Dafa, aku merepotkanmu lagi," ujar Aldevaro.
"Tidak apa-apa, Tuan. Itu sudah menjadi tugas saya," jawab Dafa.
"Aku tahu akhir-akhir ini kamu kurang istirahat karena banyak tugas yang kuberikan. Tapi aku harap kamu mengerti, Sarena sedang mengandung anakku, jadi aku tidak bisa mengurus semuanya sendiri," jelas Aldevaro.
"Saya mengerti, Tuan. Anda tenang saja, saya akan selalu setia dan membantu Anda," ucap Dafa.
"Ya, aku percaya pada kesetiaanmu, Dafa. Jangan kecewakan aku," ujar Aldevaro.
"Tidak akan, Tuan."
'Mengecewakan Tuan sama saja dengan mengecewakan mamahku. Bagaimanapun, Tuan telah banyak membantu aku dan keluargaku. Bahkan jika aku harus menjadi "anjingnya", aku tak akan marah,' gumam Dafa.
"Tapi ingat satu hal, Dafa, kau bukan anjingku. Kau adalah saudaraku," ujar Aldevaro.
"Baik, Tuan. Terima kasih," jawab Dafa.
'Tuan Aldevaro begitu peduli pada Nona Sarena. Bukan hanya karena dia sedang mengandung anaknya, tapi juga karena dia sudah memiliki perasaan padanya,' gumam Dafa.
'Aih, Tuan sudah berubah,' gumam Dafa tak menyangka dengan perubahan tuannya
---