Andara adalah gadis yang cantik pemilik kios bunga .Suatu hari dia harus menelan pil pahit sebuah penghianatan dari sahabat dan kekasihnya yang dipacarinya selama hampir 6 tahun. Tapi takdir berkata lain dan membawanya pada seorang pemuda dingin yang lumpuh putra seorang konglomerat.
Entah bagaimana mereka bisa bertemu di atas menara setinggi 50 kaki. Dan dari sanalah cinta mereka bersemi .
Nah untuk mengetahui cerita lebih lanjut, yuk simak di novel terbaruku.
Novel kali ini bergenre remaja labil yang mudah mudahan bisa menginspirasi para kaula muda untuk tidak putus asa dan tidak pernah menyerah.
Tetap semangat dan selamat membaca 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CDAM: 6
Devan mendekap tubuh Andara, sedangkan Andara sengaja membenamkan wajahnya didada Devan.
Aldo sempat syok dan tidak percaya ada gadis yang tiba tiba ada di sini tengah malam sedang memeluk bosnya, dia pun mencoba bertanya.
" Tuan Devan Mahendra dia siapa? bu bukan kuntilanak kan? ".
Devan menghela nafasnya kemudian menatap sebentar dan meminta Andara untuk mengedarkan dekapannya dengan menepuk punggungnya sambil berbisik " Turunlah, dia sahabatku tidak akan ngapa ngapain kamu".
Andara menggeleng dan tak mau mengedarkan dekapannya " Tidak tuan, aku malu, astaga apa yang sudah aku lakukan, tolong tuan pliss bantu aku aku malu, baju dan braku juga kemana? ".
Devan menelan salivanya berkali kali karena Andara yang tidak memakai bra juga dirasakan oleh Devan.Bagaimanapun juga dia pria normal hanya kakinya saja yang lumpuh lainnya normal.
Aldo mengangkat kedua alisnya sambil melipat kedua tangannya dan menatap keduanya.
" Aldo! apa yang kamu pikirkan!"
" Oke aku dorong kalian berdua saja, di luar sangat dingin nanti kalian berdua sakit, aku juga yang repot" Gumam Aldo sambil mendorong keduanya di dalam satu kursi.
Devan pun memijit pelipisnya karena Andara masih duduk di pangkuannya dengan membenamkan wajahnya di dadanya sedangkan Aldo mendorong keduanya begitu saja menuju lif dan turun untuk beristirahat di apartemennya.
Begitu masuk ruangan besar dan mewah Aldo berdiri dan mengatur nafasnya " Dev, sepertinya masalah kalian, kalian selesaikan saja dulu, aku akan pergi dan tidur bersama satpam di bawah".
Devan tersenyum dan mengangguk.
Setelah mendengar langkah kaki Aldo menjauh dan keluar dari ruangan itu, Andara baru berani mengangkat wajahnya dan beranjak dari pangkuan Devan sambil mengancingkan jaket yang dia kenakan.
Devan menghela nafasnya dalam dalam dan lagi lagi dibuat terkejut dengan teriakan Andara.
" Hahhh, ba bajuku di mana, bra ku, astaga apa yang sudah aku lakukan, ponselku juga oh tidak " Gumam Andara sambil mengacak kasar rambutnya.
" Baru nyadar ya non" Jawab Devan terkekeh.
Andara menoleh sebentar kemudian mendengus kesal " Hhh ".
Devan tersenyum tipis " Siapa namamu nona?".
"Hahh, oh iya perkenalkan nama saya Andara tuan" Jawab Andara.
"Jangan tuan, panggil saya Dev, Devan Mahendra" Jawab Devan dengan senyumnya yang mempesona.
Andara tersenyum tipis " Sepertinya aku pernah dengar nama itu tapi".
"Sudahlah sekarang sudah larut malam lebih baik kita beristirahat''
" Hah tidur, berdua? di sini? "
Devan mengangguk.
Andara menatap tajam dan Devan pun menatapnya kemudian menunjuk pada kakinya yang lumpuh.
Andara paham dan tersenyum "O iya kakinya lumpuh mana mungkin dia macam macam dengan ku" Batinnya kemudian menuju ranjang dan merebahkan tubuhnya di sana.
Devan mengarahkan kursi rodanya menuju sofa dan perlahan menggeser tubuhnya. Andara terus menatapnya dan merasa kasihan kemudian beranjak untuk membantu Devan.
" Dev, kalau boleh tahu kenapa dengan kakimu? " Tanya Andara setelah membantu Devan berpindah dari kursi roda ke sofa untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Devan tersenyum tipis " Kecelakaan, aku mengalami kecelakaan sebelum hari pernikahan ".
" O kecelakaan terus kamu jadi menikah? "
Devan mengangguk membuat Andara bingung " Terus di mana istrimu? ".
Devan terdiam sejenak kemudian menatap Andara dan menunduk.
" Dev, aku paham pasti istrimu tidak bisa menerima keadaanmu, aku paham".
"Terus kenapa kamu ingin loncat dari menara" Devan balik bertanya pada Andara.
uhukkk
Andara tersedak mendengar pertanyaan Devan.
"Siapa juga yang ingin loncat, hhh buat apa coba, dunia masih indah tau, lagi pula dosa lo kalau bunuh diri itu, dosa besar ih amit amit" Jawab Andara yang membuat Devan senyum senyum sendiri.
" Terus memangnya kalau minta itu terus sampai buka baju di depan laki laki yang bukan suaminya gak dosa".
uhukkkk
Lagi lagi Andara tersedak mendengar ucapan Devan yang membuatnya sangat malu hingga pipinya merah seperti kepiting rebus.
"Au ah, aku ngantuk" Gumam Andara sambil berjalan ke arah ranjang dan merebahkan tubuhnya di sana dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Devan tersenyum tipis dan terus menatap ke arah Andara yang bersembunyi di bawah selimut tebal " Jadi kamu tetap tidak mau cerita nih? ".
Andara membuka kembali selimutnya dan duduk sambil menatap Devan " Aku muak dengan dia Dev, laki laki brengsek, bejat, binatang, anjing, buaya darat hhh".
" Terus apa lagi, hmmm coba aku tebak, pasti kamu sedang diselingkuhi, jangan bilang dia selingkuh setelah mendapatkan semua darimu makanya kamu sampai putus asa dan rela menyerahkan tubuhmu untungnya aku pria baik baik " Ucap Devan masih dengan senyumnya yang semakin mempesona.
Andara mengangguk sambil memanyunkan bibirnya.
"Terus sekarang masih sakit hati? "
Andara menggeleng perlahan.
" Kok secepat itu? "Devan mengangkat kedua alisnya.
" Hhh untuk apa sakit hati, sudah diselingkuhi berarti dia sudah tidak mau sama aku, dia lebih memilih orang lain daripada aku, dia sudah tidak mencintai aku, kalau aku terus mengejarnya bukannya hanya tidak tahu malu tapi juga tidak punya harga diri" Jawab Andara yang membuat Devan terdiam dan mengalihkan pandangannya.
" Sudah ah mau tidur, semoga besok aku tidak lagi bertemu dengan laki laki bodoh itu, sungguh menyebalkan, kau tahu Dev pacaran selama 6 tahun ternyata dia tidak pernah mencintaiku, hhh ternyata aku yang bodoh" Umpat Andara kemudian merebahkan tubuhnya dan mencoba memejamkan matanya.
Devan hanya terdiam dengan berjuta-juta pikiran. Tidak dipungkiri kisah Andara tidak berbeda jauh dengan kisahnya, sama sama ditinggal selingkuh, bedanya Devan sudah menikah meskipun belum sempat melepaskan keperjakaannya istrinya sudah pergi darinya, sedangkan Andara masih pacaran dan belum ada ikatan.
Tak lama kemudian Devan menatap ke arah Andara yang terlihat sudah terlelap.
" Ternyata gadis ini sangat kuat, kalau aku yang berada di posisinya mungkin ah sudahlah lebih baik aku tidur, benar yang dikatakan Andara untuk apa sakit hati, dan mengejar orang yang tidak mencintai kita lagi berarti tidak punya harga diri " Gumam Devan kemudian merebahkan tubuhnya dan mencoba untuk terlelap.
......🐶🐶🐶......
Sementara itu Bayu masih terus mencari keberadaan Andara tapi belum bisa menemukannya. Dan di saat itu juga dia menemukan mobil Andara masih terparkir di lobi, Bayu sangat senang dan segera menghampirinya.
"Andara " Bayu kembali kecewa karena tidak ada siapa siapa di sana.
Bayu berlari ke luar dan terus berlari karena melihat mobil Andara masih berada di sini berarti pemiliknya juga masih berada di sekitar sini.
Tiba tiba Bayu melihat sebuah ponsel yang berada tepat di bawah menara. Bayu segera mengambilnya, matanya kembali terbelalak karena itu adalah ponsel milik Andara.
Bayu semakin yakin kalau Andara masih berada di sekitar sini. Namun Bayu kembali teringat kalau dia sedang patah hati dan menatap ke atas " Mungkinkah dia berada di sana, oh tidak Andara " Bayu segera berlari menuju menara.
"Andara, sayang maafkan aku, sayang kamu di mana? " Bayu tiba di menara dan terus memanggil manggil Andara.
"Hahh baju ini" Bayu menemukan baju Andara dan bra warna maroon.
" Apa yang terjadi, kenapa aku hanya menemukan bajunya, oh Andara di mana kamu" Bayu semakin frustasi dan duduk dengan menyandarkan kepalanya di pagar menara.