Tawanan Cinta Big Bos

Happy reading

Ceklek

"Wah....putri ayah cantik sekali." ungkapnya dengan mata berkaca-kaca saat dia melihat putrinya yang baru keluar dari kamar dengan tampilan yang terlihat tidak seperti biasanya.

Blush

Wajah luna memerah mendengar pujian dari sang ayah, dirinya malam ini memang terlihat berbeda apa lagi dengan memakai gaun cantik yang sangat elegan pas dipakai dengan tubuhnya, gaun berwarna soft pink pemberian dari alex siang tadi ketika memberitahukan bahwa nanti malam mereka akan bertemu dengan kedua orang tua alex sempat diundur satu hari karena memang alex memiliki pekerjaan yang mendesak.

Gio lantas bangun dari duduknya dan di berjalan menuju kearah sang putri yang masih berdiri didepan pintu.

Tangannya terulur untuk mengusap lembut pipi sang putri yang wajahnya cantik seperti almarhum istrinya.

"Bunda pasti bahagia diatas sana melihat putrinya akan segera menjadi milik orang." gumamnya dengan raut wajah sedih.

Gio tidak menyangka putrinya ternyata sudah akan meninggalkannya rasanya baru kemarin putrinya itu bisa berjalan ehhh sekarang sudah ada seorang pria yang melamarnya.

Kemarin malam bosnya mengutarakan niatnya untuk melamar sang putri, dirinya merasa sangat terkejut mendengar penuturan pria dewasa yang hanya beberapa tahun dibawahnya itu, bahkan dia masih tidak menyangka sejak kapan mereka menjalin cinta hingga akhirnya alex memberitahukan bahwa dia mencintai putrinya sudah beberapa minggu yang lalu, walau merasa sangat ragu tapi alex bisa meyakinkan dirinya dan saat ini lah mereka diundang untuk bertemu dengan tuan besar atau orang tua alex.

Luna menganggukkan kepalanya dan tersenyum haru, dia masih tidak menyangka bahwa pria yang awalnya terlihat menakutkan namun setelah mengenal ternyata alex bisa membuatnya nyaman dan merasa bahwa lelaki tersebut memang mencintainya bukan hanya menginginkan tubuhnya sebab terakhir mereka melangkah terlalu jauh pada saat dia diajak kerumah megah itu selanjutnya alex hanya menciumnya saja tidak lebih.

"Ayah juga tampan." pujinya saat melihat penampilan ayahnya walau hanya memakai kemeja dan celana panjang namun sang ayah tetap terlihat awet muda tidak seperti ayah diluaran sana .

"Masih cocok loo yah punya istri lagi." godanya sambil menggandeng tangan sang ayah dengan manja.

Wajah gio memerah mendengar godaan sang putri, mereka lantas berjalan meninggalkan rumah setelah siap bahkan gio tak meladeni godaan putrinya itu.

Putri bungsunya tidak ingin ikut alasannya sebab besok dia harus bangun pagi karena dia mendapat tugas disekolah yang mengharuskan datang lebih awal, walau berat hati akhirnya gio mengijinkan anna tidak ikut dan dirinya sudah mewanti-wanti untuk tidak membukakan pintu bila ada yang menekan bell, sedangkan gio sudah membawa kunci cadangan tanpa harus membangunkan anna bila mereka sudah pulang.

"Selamat malam tuan gio dan nona luna." sapanya dengan sopan saat melihat dua orang yang sudah berjalan mendekat.

"Bill, jangan terlalu sopan begitu, panggil seperti biasa aja." protes gio saat mendengar sapaan dari asisten pribadi alex itu.

"Maaf tuan gio, saya tidak berani melanggar perintah." billy tersenyum tipis dan mulai membuka pintu mobil agar keduanya masuk kedalam.

Gio mendengus kesal pasalnya hampir setiap hari mereka bertemu dikastil alex bahkan mereka sering berinteraksi sebagai sesama pekerja dirumah itu namun malam ini dia seolah merasa asing dengan keadaan ini.

"Terima kasih asisten billy." ungkap luna kepada billy dan diangguki oleh asisten alex itu.

Brak.

Billy menutup pintu setelah calon istri dan calon mertua atasannya sudah masuk kedalam mobil.

Ya billy diberi tugas untuk menjemput keduanya atas perintah alex.

Sedangkan ditempat yang lain, edwin membawa alex beserta bos besarnya itu menuju ke restoran ternama yang bahkan sudah dibooking full oleh alex sebab pria tersebut tidak ingin privasinya menjadi konsumsi publik hingga hari pernikahan nanti tiba dan dia bisa mengenalkan luna sebagai wanita yang sangat dicintainya.

"Mom dad, pokoknya alex tidak mau tahu kalian harus bersikap lembut dengan mereka." tegasnya sambil menatap kedua orang tuanya dari kaca yang bergelantung ditengah.

Maria mendengus kesal dengan perkataan sang putra seolah mereka ini mempunyai sifat yang kejam.

Sebenarnya orang tua alex merasa senang sekaligus terkejut saat baru tiba, malamnya alex mengutarakan niatnya untuk melamar seorang gadis bahkan mereka saja belum pernah berjumpa dengan gadis yang diinginkan oleh putra semata wayangnya itu.

Dirinya berharap putranya tidak salah mencintai seorang gadis seperti putrinya dahulu yang ternyata memilih bunuh diri ketika tunangannya berselingkuh dibelakang sang putri, hati orang tua mana yang tidak merasakan sakitnya kehilangan salah satu anaknya.

Memang sudah lama maria menginginkan putranya berumah tangga namun dia juga tak ingin alex asal memilih pasangan karena takut bila sang putra disakiti.

"Astaga lex, bertemu saja belum looo sama gadismu, bisa-bisanya kamu ngomong begitu." omelnya menatap tak terima omongan alex.

Alex hanya mengangkat kedua bahunya tanda acuh bahkan kini dia memegang ponsel untuk memastikan semuanya berjalan dengan lancar.

"Sudah mom." mike mengelus tangan sang istri agar mereka berhenti berdebat.

Tak terasa mobil yang dikendarai oleh edwin sudah sampai dipelataran parkir restoran yang dituju, bahkan restoran mewah itu nampak sepi karena memang alex sudah menyewa untuk malam ini.

Edwin segera membuka pintu untuk bos besarnya itu, mereka semua tampak tampil sederhana namu tidak tetap terlihat elegan, bahkan alex meminta sang mommy agar tidak mengenakan perhiasan secara berlebihan, walau sempat protes namun ternyata alex menjelaskan bahwa calon istrinya itu dari keluarga sederhana.

Mereka masuk kedalam restoran tersebut dan langsung disambut istimewa oleh pemiliknya langsung.

"Selamat malam semuanya." sapa hangat pria paruhbaya itu ketika alex beserta orang tuanya sudah masuk kedalam.

"Hemmm..."

"Iya selamat malam juga." maria mengulas senyumnya sedangkan para pria hanya menjawabnya dengan datar.

"Astaga, anak sama bapak sama aja." gumamnya dalam hati.

"Mari silakan masuk." ajak pria itu dengan sopan dan dia melangkah menuju tempat yang sudah karyawannya hias tadi.

Alex berjalan dengan langkah tegapnya menyusuri lorong hingga langkahnya menuju tempat yang indah namun tidak terkesan berlebihan dan sesuai dengan keinginannya apalagi calon istrinya orang yang sederhana.

Sedangkan diluar, sebuah mobil hitam yang dikendarai oleh billy sudah memasuki area restoran dan billy dapat melihat mobil bosnya itu sudah berada disana.

Setelah memarkirkan mobil, billy kemudian mematikan mesin dan segera keluar untuk membukakan pintu namun ternyata pintu sudah dibuka dari dalam.

Gio segera keluar dan menunggu sang putri untuk keluar dari dalam mobil lantas tangannya terulur dan disambut hangat oleh luna.

"Mari tuan dan nona." ucap billy sambil memimpin jalan untuk masuk kedalam restoran yang sepi itu.

"Kamu yakin sayang, ini tempatnya?" tanya gio sambil berjalan dan mengedarkan pandangannya kepenjuru restoran yang memang terlihat sepi bahkan dirinya merasa merinding.

"Entahlah yah, kita ikuti aja asisten billy." gumamnya dan dia sependapat dengan sang ayah yang memang tempat ini sangat sepi bahkan tidak ada pengunjung satupun.

Jangan lupa tinggalkan jejak😘😘😘