" Dikaa !" Neta kesal lalu ia melemparkan buku tulisnya ke arah pria itu.
Dika hanya tertawa terbahak setelah ia mengjaili Neta.
Dika yang bernama lengkap Mahardika Bimantara, siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas pada saat itu, ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi namun sikapnya yang selengean dan cuek membuat ia terkadang selalu ditegur oleh beberapa guru di sekolahnya.
Ia memiliki satu teman wanita yang tidak pernah akur dengannya, yang bernama Ganeta Nayanika. Entah mengapa walaupun hampir semua guru tahu jika Dika dan Neta tidak pernah akur namun dari kelas 1 hingga kelas 3 ini mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Selain tidak akur Dika dan Neta pun bersaing secara akademis, mereka berdua tidak pernah ingin kalah satu sama lain, sampai akhirnya nya mereka berdua lulus dari sekolah menengah atas.
Selepas mereka lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Dika dan Neta belum dipertemukan kembali sampai akhirnya, keadaan yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
Dika dan rekannya kembali ke ruang IGD, terlihat beberapa korban kecelakaan sudah selesai diberikan pengobatan. Dika meminta ijin kepada dokter yang menangani untuk meminta keterangan dari para korban, korban memperbolehkan karena beberapa korban kecelakaan hanya mengalami luka ringan.
" Permisi.. selamat malam " Dika menghampiri bed ujung terlebih dahulu, bed yang dimana ia mengenal seseorang didalam nya, yaitu Neta.
" Malam.. " Neta membalikkan badanya.
Dan...
" Dikaa.. " Neta kepada Dika.
Dika hanya tersenyum dingin ke Neta, Neta menjadi tidak enak hati, ia sudah sangat sok akrab kepada Dika namun Dika seperti orang yang tidak kenal kepada Neta. Neta berpikiran mungkin jika dalam menjalankan tugas Dika bersikap seperti itu.
Dika hanya menoleh sekilas kepada Neta, ia langsung menghampiri korban kecelakaan, yaitu Ramon. Ramon pun tidak kalah kaget ternyata polisi yang datang menghampiri nya adalah putra dari Bos nya sendiri. Namun Ramon masih ingat dengan kata-kata Sofia jika ia dan Indri diminta tutup mulut.
Dia karyawan di perusahaan Ayah.. apakah dia teman dekat Neta, kalau tidak salah mereka pun sama-sama bagian HRD, jika tidak ada hubungan antara Neta dan pria ini, untuk apa Neta malam-malam menjenguknya, batin Dika.
Dika memulai pembicaraan kepada Ramon, Neta yang berada di sebelah Ramon merasa sangat tidak dianggap oleh Dika. Padahal hanya selang beberapa jam yang lalu ia baru saja bertemu dengan Dika da Dika pun baru mengungkapkan isi hatinya kepada Neta. Dika tetap fokus pada pertanyaan-pertanyaan nya yang ia tujukan kepada Ramon.
Flashback On
Saat Neta sedang memandang langit tadi, saat memikirkan perkataan Dika, ponsel Neta berbunyi ia mendapati kabar dari Indri jika Ramon mengalami kecelakan, motornya oleng setelah ditabrak oleh mobil di belakang nya.
Indri meminta Neta, untuk melihat keadaan Ramon terlebih dahulu karena tempat tinggal Neta tidak begitu jauh dari tempat kejadian kecelakaan juga rumah sakit tempat Ramon dibawa untuk diberikan perawatan.
Indri akan menyusul Neta, karena rumah Indri agak jauh sehingga Neta tiba lebih dulu di rumah sakit, Ramon adalah pendatang di kota ini, ia berasal dari Sumatera, di kota besar ini ia hidup sendiri, maka dari itu ia menghubungi Indri karena Indri adalah teman dekat Ramon di kota ini.
Flashback Off
Hampir 20 menit Dika mengajukan beberapa pertanyaan kepada Ramon, setelah selesai dan dirasa cukup Dika pamit. Ia hanya menoleh sekilas kearah Neta. Neta pun menjadi bingung dengan sikap Dika.
Tidak lama berselang, Indri datang. Setelah hampir 2 jam dokter memeriksa kembali Ramon, tanda-tanda vital semua normal, Ramon diperbolehkan untuk pulang, perawat memberikan resep kepada Ramon, sebelum pulang Indri mengambilkan dulu obat untuk Ramon.
" Gimana nih pulang nya ? kamu bawa mobil gak ? " tanya Indri ke Neta.
" Nggak Kak.. aku tadi kaget, langsung pergi naik ojek, lagipula Ayahku belum mengijinkan jika aku bawa kendaraan malam-malam " jawab Neta.
" Hmm... terima kasih banyak ya kalian, maaf kalau aku merepotkan " Ramon kepada Neta dan Indri.
" Udah tenang aja, nggak apa-apa kok.. kita tahu kamu kan disini sendiri " Neta ke Ramon.
" Terima kasih banyak "
" Hmm.. Net.. kamu pulang aja nggak apa-apa, udah malam juga, biarin nanti Ramon aku anterin ke kosan nya, eh kalo nggak aku mau minta tolong temen satu kos Ramon, gak enak juga kalo aku cewek nganterin Ramon ke kosannya lagipula aku kan pake motor pasti Ramon gak akan nyaman " Indri ke Neta.
" Beneran ? nggak apa-apa Kak ? " tanya Neta.
" Iya beneran .. "
" Hmm oke deh.. aku pesan ojek online aja "
" Iya.. " Indri ke Neta.
" Oya mana nomor telepon temen kamu ? siapa itu Adit ya yang temen satu kosan itu " tanya Indri.
" Ini, cari aja deh namanya Adit Sengklek "
" Haaahaahaa " Neta dan Indri tertawa.
" Suttt berisik ini rumah sakit, kalian malah ketawa " Ramon sambil meringis karena kaki dan tangannya sedikit luka.
Tidak lama ojek online pesanan Neta tiba, Neta pamit untuk pulang duluan.
" Aku duluan ya, Mon cepet pulih ya, Kak Indri aku duluan ya " Neta ke Indri dan Ramon.
" Oke hati-hati " Indri dan Ramon berbarengan.
Setelah kepergian Neta, Indri dan Ramon masih menunggu teman satu kos Ramon untuk menjemput Ramon ke kosan nya.
" Makasih banyak Ndri.. udah ngerepotin kamu, ngerepotin Neta juga " Ramon ke Indri.
" nggak apa-apa santai aja lagi.. " Indri ke Ramon
" Kenapa sih kok bisa kecelakaan gitu gimana ceritanya ? " Indri penasaran.
" Jadi gini... " Ramon menceritakan kejadian kecelakaan tadi Indri menyimak apa yang Ramon ceritakan.
" Oh gituu.. musibah gak ada yang tahu padahal kan kamu udah hati-hati banget "
" Ya jalanan licin sisa hujan mungkin, Oya Ndri kamu tahu gak ? " Ramon ke Indri.
" Nggak, kenapa ? " tanya Indri.
" Tadi.. kan ada polisi yang nanya-nanya perihal kecelakaan tadi, dan kamu tahu siapa ? "
" Siapa ? " Indri semakin penasaran.
" Anak nya Pak Bos "
" Hah.. beneran ? terus disitu kan tadi ada Neta apa Neta belum dateng ? " tanya Indri lagi.
" Justru Neta, pas banget lagi disebelahku.. Aku liat wajah nya pak polisi agak gak enak gitu ke Neta, malah aku jadi gak enak hati.. duhh gimana ya ? "
" Hmm.. gituu "
" Terus mereka ngobrol gak ? "
" Justru itu mereka gak ngobrol sama sekali, Pak Dika itu fokus ke aku sih waktu tadi, seudah itu yaudah pergi, aku semakin yakin, kayanya Neta sama Pak Dika ada sesuatu deh " Ramon menduga.
" Gak ngerti sih.. tapi mungkin aja " Indri mengangkat bahunya.
" Gimana kalo Pak Dika cemburu? " tanya Ramon.
" Hmm.. bisa jadi.. kalau gitu Neta sama anaknya Pak Bos ada apa-apa nya dong ?? "
Tidak lama mobil Adit teman Ramon satu kos tiba, Ramon pulang bersama Adit sedangkan Indri pulang dengan mengendarai motornya.