Misi balas dendam seorang Duda arogan plus gila, pada seorang gadis yang ada sangkut pautnya dengan target balas dendam nya.
Duda itu mengira dia sudah paling gila, namun ternyata gadis yang dinikahinya secara paksa lebih gila darinya.
"Aku sudah tahu kau lah yang sebenarnya menjebak ku tidur dengan mu! Lihat dan rasakan nanti, akibat kau berani menjebak seorang Denada...!" ancam gadis itu dengan wajah pongah, dia tidak terima menikah paksa dengan duda beranak dua, bahkan usia mereka terpaut jauh 15 tahun.
"Hei bocah! Kau kira aku takut dengan ancaman mu?! Aku...?! Seorang pebisnis yang bahkan tak kenal ampun pada pesaing-pesaing nya! Jangan mimpi kau bisa membalas perbuatan ku! Sekarang, aku adalah suamimu! Kau harus patuh padaku! Akan ku pastikan pernikahan kita adalah neraka bagimu...!" Arjuna seorang duda berusia 34 tahun menyeringai licik.
Karakter keduanya sama-sama kuat dan keras, siapakah yang berhasil menaklukan pasangan nya lebih dulu dalam jeratan cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Menghancurkan Rumah Tangga Arjuna.
Arjuna keluar dari rumah, namun anehnya semua anak buah yang berada diluar saling menundukkan wajah mereka ketakutan.
"Ada apa?" Juna masih belum mencurigai apapun.
"I-itu, Bos." Leman garuk-garuk kepalanya.
"Katakan! Aku harus segera pergi ke perusahaan!"
"Bos, ketiga mobil Anda di garasi semuanya tidak ada ban nya."
Arjuna masih belum paham, dia menatap wajah sang bawahan dengan kedua alis menyatu ke tengah. "Apa yang kau bicarakan, Leman?"
"Bos, bisa lihat sendiri ke garasi..." cicit Leman, kali ini dia was-was takut Arjuna mengamuk.
Arjuna melangkahkan kaki menuju garasi rumah nya yang besar dan mewah, disana ada empat mobil termasuk mobil Dena.
Arjuna tercengang, bahkan mulutnya terbuka sepenuhnya. "Bagaimana bisa..."
"Silahkan cek Cctv, Bos. Saat kami berjaga diluar... kami memang mendengar suara-suara dari dalam garasi, tapi Nyonya Dena mengatakan dia hanya mengambil change ponsel yang tertinggal di mobil. Ka-kami... tidak menyangka semua ini adalah perbuatan Nyonya. Bos, apa Anda adalah musuh Nyonya di kehidupan sebelumnya?"
"Lalu kenapa kalian tidak memasang ban lagi di salah satu mobil, bukankah ada ban serep!"
"Tidak ada ban yang tersisa, Bos. Semua raib."
"DENA....!!!"
Setengah berlari Arjuna kembali ke dalam rumah, disana Dena sedang menelepon lantas mematikan nya saat Juna masuk. Gadis itu memang sudah menduga jika Juna akan masuk kembali, pasti masalah mobil yang tidak ada ban nya.
Dulu sebelum bekerja di cafe, karena pekerjaan nya freelance Dena pernah bekerja di bengkel mobil. Banyak sekali pelajaran dan pengalaman Dena di usia mudanya itu, bahkan balapan motor liaar saja gadis itu pernah mengikuti nya demi sejumlah uang.
"Apa?! Kenapa teriak-teriak?! Aku nggak budek!"
"Dimana ban-ban mobilku!? Kau kan yang mengambil semuanya!"
"Tuh di gudang, ambil aja!" jawab gadis itu cuek, seakan membenarkan tuduhan suaminya karena percuma mengelak dari rekaman Cctv rumah sudah pasti Juna akan tau.
"Berikan kunci mobil mu, aku pinjam!" ujar Juna.
"Ogah! Itu mobil milikku sepenuhnya! Ingat... mobil itu adalah mas kawin dan haram jika kau menggunakan nya tanpa keikhlasan dariku!" dagu Dena terangkat.
"Kenapa ada gadis bar-bar seperti mu?! Hah!"
"Pertanyaan itu aku balikkan padamu! Kenapa ada laki-laki bajingaan seperti mu?! Ingat ini, Om! Semua nya baru permulaan, setelah aku juga tau apa maksud dari penjebakan malam itu, tamat riwayatmu...!!" Dena berbalik pergi menuju kamarnya di lantai atas untuk berganti pakaian, tentu saja dia memakai dress sexy hanya untuk menggoda suaminya. Dia masih punya rasa malu berpakaian terlalu minim untuk pergi ke kampus, apa nantinya kata Babang Ali?
Arjuna hanya mampu menatap kesal punggung istri kecilnya yang sukanya tantrum itu, kenapa saat bertengkar dia selalu saja kalah berdebat!
"Arghhhhtt! Kepalaku!" Juna memegang kepalnya yang semakin nyeri, dia memanggil pelayan dan meminta obat sakit kepala.
Akhirnya Juna memesan mobil online untuk pergi ke perusahaan, sementara anak buahnya memasang kembali ban-ban itu ke mobil.
"Istri Bos kita, kecil-kecilan cabe rawit! Tubuh dan wajahnya boleh mungil dan terlihat lugu, tapi jiwanya sudah kayak cewek gangster...!" ujar para bawahan Juna ngerumpi di garasi.
"Stttt, jangan keras-keras! Bos bisa denger dari rekaman Cctv!" tegur satunya.
"Ups!" semuanya akhirnya menutup mulut mereka.
.
.
Di Perusahaan, Arjuna memanggil Arumi ke ruangan nya.
Tok
Tok
"Pak, saya masuk." Arumi sudah mulai bekerja sejak kemarin, sesuai kemampuan perempuan itu karena hanya lulusan SMA.
"Duduk, Rum. Saya mau bicara masa depan kamu," Juna duduk di sofa ruangan.
Arumi pun ikut duduk, agak menjauh dari Arjuna.
"Masa depan saya, Pak?" sesuai prosedur pekerjaan, Arumi harus memangil Arjuna seperti pegawai lain di perusahaan. Apalagi posisi Arumi hanya sebagian office girl yang membersihkan dan merapihkan meja kursi, komputer serta pekerjaan serupa lainnya.
"Iya, kamu dulu bercita-cita jadi Dokter kan? Maaf, saat saya menikah dengan Mbak mu... saya terpengaruh oleh ucapan Renata pada saya. Dia bilang kamu ingin mandiri dan tidak ingin menyusahkan kami. Aku kira kamu melanjutkan kuliah saat tinggal bersama Ibumu, maafkan saya... dulu saya kurang perhatian pada kalian berdua."
Arumi menggeleng pelan, "Bapak nggak usah merasa begitu, kita juga tahu sifat kak Renata bagaimana. Bapak yang begitu tulus menyayangi dan mencintai kak Renata saja dikhianati, apalagi kami yang hanya keluarga angkat nya. Terakhir kali saya bertemu kak Renata, dia meminta alamat panti asuhan tempat kak Renata diadopsi Ibu sama Bapak waktu belum bisa punya anak selama bertahun-tahun. Kak Renata selalu bilang Ibu sama Bapak selalu membeda-bedakan kami berdua karena dia hanya lah anak angkat. Padahal... Ibu dan Bapak sangat menyayangi kak Renata seperti anak kandung sendiri. Sejak kak Renata tahu tentang jati dirinya, Ibu dan Bapak hanya bisa menurut saat kak Renata meminta barang-barang mahal dan hidup melebihi kemampuan orang tua kami. Itu lah alasan nya, hutang-hutang kami sampai saat ini belum juga lunas."
Arjuna mengangguk setuju, dia juga sudah mengetahui tentang jati diri Renata. Dulu mungkin saja dirinya juga dibutakan oleh cintanya pada Renata saat ia bertemu perempuan itu di acara perusahaan. Ah sudahlah! Itu adalah masa lalu suram, bukan untuk di ingat-ingat lagi.
"Aku ingin membicarakan tentang kamu yang kuliah lagi, gimana... mau? Kamu bisa masuk ke kampus dimana istriku kuliah dan satu fakultas dengan Dena. Tapi ada syaratnya..."
"Syarat?"
"Ya! Aku lihat saat kamu bertemu dengan nya, kamu akrab dengan Dena. Jadi... kamu bisa mendampingi nya terus. Aku ingin kamu menyampaikan padaku setiap kegiatan Dena setiap hari, gimana?"
"Pak, maaf. Saya bukan menolak rezeki, tapi kalo saya harus kuliah kembali... gimana pekerjaan saya disini?"
"Mendampingi Dena sama dengan bekerja pada saya, setiap bulan selain saya membayar biaya kuliah mu... saya akan memberikan gaji padamu, anggap saja kamu adalah bodyguard istriku. Hanya melaporkan kegiatan nya, tanpa perlu menjaganya. Kamu juga tau, Dena ahli bela diri. Gadis itu nggak perlu siapa-siapa untuk menjaganya!"
Arumi merenungi permintaan Arjuna padanya, akan tidak pantas dia menolak setelah pertolongan Juna padanya dan Ibunya. Sepertinya saatnya dia untuk membalas budi, bukan?
.
.
Sementara Renata sedang bersama Rendi, laki-laki selingkuhan wanita itu sedang melaporkan kegiatan Denada pada Renata. Bahkan tentang perdebatan Denada dan Jeselyn di kampus, serta Dena yang mengagumi sosok Ali pun ada dalam laporan Rendi padanya.
Wanita serakah itu tersenyum menyeringai, akan ada banyak hal yang akan dia lakukan untuk menganggu hubungan pernikahan Denada dan Arjuna.
Ya! Renata akhirnya mengetahui tentang pernikahan private antara Juna dan Dena, bahkan dia tahu seseorang yang sepertinya bisa dia manfaatkan untuk menghancurkan rumah tangga Arjuna.