"Saya tidak merasa terjebak dengan pernikahan ini.Kamu tau,tak ada satu pun di dunia ini yang terjadi secara kebetulan.Semua atas kehendak Tuhan.Daun yang jatuh berguguran saja atas kehendak Tuhan.Apalagi pernikahan kita ini,terjadi atas kehendak-Nya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
Pak Eman,emak dan Galang terkejut dengan kehadiran Salma.Terutama Galang,gayung bersambut,tak menyangka gadis yang diharapkan kehadirannya muncul dihadapannya.
"Assalamualaikum..." Sapa Salma.
"Waalaikumsalam..." Sahut bapak,emak dan Galang bersamaan.
Emak berdiri lebih dulu menyambut putrinya walau dengan susah payah,karna mereka duduk beralaskan jongkok dari kayu."Kenapa pulang ga bilang-bilang neng." Emak mencium kedua pipi Salma.
"Mungkin kamu ga bisa jauh-jauh dari suami mu ya? Makanya kamu menyusul." Sambung emak berniat menggoda Salma.
Salma hanya tersenyum kemudian mencium dan memeluk sang ibu dengan erat,seketika beban dan mumet yang dia pikul selama beberapa hari ini seakan lenyap.Andai waktu bisa berhenti,enggan rasanya melerai pelukan hangat dan nyaman itu.
Salma pun melakukan hal yang sama pada bapaknya."Loh,sama suami sendiri kok ga salim?" Tegur bapak melihat Salma hanya diam menatap Galang yang sudah berdiri mengulurkan tangannya sambil tersenyum.
"Mungkin Salma malu di depan kita,pak." Emak yang menjawab sembari tersenyum menatap putrinya.
Pak Eman tertawa jenaka mendengar perkataan istrinya sedangkan Galang tersenyum salah tingkah dengan menggaruk kepalanya.
Melihat sikap bapak dan emak,Salma yakin,mas Gaga belum menceritakan kejadian sebenarnya pada mereka.Tapi apa maksud mas Gaga datang mengunjungi kedua orang tuanya.Apa mas Gaga memposisikan dirinya saat ini sebagai suami Salma?
Sungguh ingin rasanya Salma memukul wajah lelaki yang telah menyakitinya itu.Wajah tampan Galang kini begitu memuakkan.Entah kenapa Salma semakin membencinya.Rasa cinta yang sempat masih tersisa di lubuk hatinya yang paling dalam sesaat lenyap bagai buih air laut di telan gelombang.
"Ya sudah,kamu bawa suami kamu ke kamar.Kalian berdua pasti capek.Atau kamu mau sarapan dulu." Ucap pak Eman.
"Salma nanti aja sarapannya pak,Salma mau ke kamar dulu." Sahut Salma tetap ramah namun matanya sengit memandang Galang.Namun yang di pandang tetap menatapnya dengan lembut penuh cinta.
Salma bergegas berjalan memasuki kamarnya.Dengan cepat Galang ikut masuk sebelum Salma menutup pintu.
"Ngapain kamu mas!" Bentak Salma sambil mendorong pintu saat tubuh Galang telah berada di tengah hingga tubuh tinggi tegap itu terjepit.
"Kita harus bicara Salma,izinkan mas masuk." Galang mendorong pintu dengan tubuhnya hingga masuk kedalam kamar.
Salma berjalan mundur ketika Galang berhasil masuk.Matanya menatap penuh amarah dan kebencian.
"Sebaiknya kamu keluar mas,ga pantas kita berada di dalam satu kamar berdua.Saya sudah punya suami dan mas sendiri juga sudah punya istri.Lebih baik mas pergi sekarang." Ucap Salma datar tanpa mau memandang pada Galang.
"Salma,mas minta maaf.Kamu pasti sudah tau mengapa mas menikah dengan Sabrina.Kami berdua terpaksa menikah demi sebuah persahabatan dan kerjasama perusahaan keluarga.Dan kami berdua pun sepakat akan bercerai setelah satu tahun pernikahan.Mas hanya mencintai kamu dan Sabrina pun telah memiliki pria yang di cintainya." Terang Galang penuh permohonan sambil mendekat pada Salma.
Kini tubuh gadis itu semakin mundur merapat ke dinding kamar dan menatap Galang dengan penuh was-was.
"Mas juga tau,Elang menikahi kamu juga terpaksa hanya karna rasa kasihan.Jadi,mari kita perbaiki semuanya dari awal lagi.Mas masih sangat mencintai kamu Salma dan mas yakin kamu pun masih mencintai mas." Ucap Galang dengan suara bergetar penuh cinta.
Hati Salma begitu sakit mendengar ucapan Galang yang tanpa perasaan."Semua sudah terlambat mas,saya sudah tidak percaya lagi sama kamu.Cukup sekali kamu menyakiti saya.Dan mau terpaksa atau tidak,kita berdua sama-sama sudah terikat pernikahan dengan orang lain.Jadi saya minta mas pergi dan jangan pernah lagi datang kesini."
"Salma...mas mohon,beri satu kesempatan.Ini tidak adil,saya yang menjaga kamu selama dua tahun.Tapi mengapa akhirnya orang lain yang memiliki kamu.Mas ga rela..."
Tanpa terduga,tiba-tiba Galang memeluk tubuh Salma dengan erat.
Salma yang merasa terkejut langsung berteriak."Lepas mas!" Gadis itu berusaha melepaskan diri dengan cara meronta ronta.
Namun tenaga Galang yang jauh lebih kuat hingga pelukan itu yang ada semakin kencang.
"Lepas!!!" Salma terus berteriak dengan ketakutan.Air matanya kini mengalir deras,dirinya merasa di lecehkan.
"Sayang,mas masih sangat mencintai kamu.Mas tidak bisa hidup tanpa kamu.Kembalilah." Galang tak memperdulikan suara Salma yang berteriak minta di lepaskan.
"Dengar sayang,mas janji tak akan pernah lagi menyakiti kamu.Minta Elang melepaskan kamu.Mas akan bahagiakan kamu selamanya..."Galang terus mengungkapkan apa yan dia rasakan di tengah-tengah isak tangis dan usaha Salma untuk melepaskan diri.
Salma mulai lelah,tenaganya semakin berkurang.Kini tubuhnya pasrah dalam pelukan pria yang telah membuatnya patah hati.
Galang melonggarkan pelukannya dan menatap wajah Salma yang di penuhi air mata.Mengusap wajah yang sangat dia rindukan itu mengunakan jari jemarinya dengan penuh perasaan.
Tatapannya berhenti tepat pada bibir mungil berwarna merah jambu milik Salma.Mengusapnya pelan dan lembut,lambat tapi pasti bibir mungil itu dia kecup dengan penuh perasaan.
Salma yang tiba-tiba sadar bibirnya di kecup Galang,refleks menampar pipi pria yang matanya tengah tertutup karna sangat menikmati kecupannya.
Plakk!
Galang pun terkejut dengan apa yang di lakukannya.Tanpa basa basi lelaki itu pergi keluar dari kamar dan langsung pulang tanpa memperdulikan tatapan heran pak Eman dan emak yang sedang berdiri di depan pintu ruang makan.
"Ada apa dengan mereka pak,apa mereka sedang bertengkar?" Tanya emak.Karna dari tadi mereka mendengar suara ribut-ribut dari kamar Salma.
"Sepertinya begitu mak,mari kita lihat keadaan Salma." Pak Eman dan emak berjalan menuju kamar Salma yang kini tidak tertutup.
Tampak Salma terduduk di lantai kamar,tubuhnya berguncang oleh tangisan.
"Neng...kamu kenapa nak...?" Emak segera berjongkok di hadapan putrinya.
Mendengar suara ibunya,Salma mengangkat kepalanya yang bersembunyi diantara dua lututnya.
"Makkk..." Tangis Salma pecah di pelukan sang ibu.Emak memeluk tubuh Salma dan mengusap kepalanya dengan penuh kasih sayang.Membiarkan sang putri menumpahkan seluruh tangisnya sampai puas.Pilu rasa hati emak melihat dan mendengar tangisan anak bungsunya itu.
Pak Eman dan emak menuntun tubuh putri mereka untuk naik ke atas tempat tidur begitu tangis Salma tinggal isak-isak kecil.
Tanpa di minta,Salma menceritakan sebenarnya yang terjadi.