Gadis cantik yang bernama Vanilla Jasmine untuk pertama kali dalam hidupnya ia terbangun di sebuah hotel bintang lima bersama seorang pria berumur. Vanilla Jasmine kerap dipanggil Lala oleh orang-orang terdekatnya. Lala tidak pernah menyangka bahwa malam dimana ia pergi dengan teman-temannya malah berakhir tidur dengan seorang pria yang Lala yakini pria tersebut bukan orang biasa. Memutuskan kabur dan menghilang agar tidak menambah masalah justru membuat beban baru bagi Lala. Beban yang tidak bisa dihapuskan begitu saja. Beban yang akan mengubah kehidupan Lala berikutnya. Beban akibat Lala kehilangan kehormatannya malam itu, tepat satu bulan Lala mengetahui jika ia tengah berbadan dua. Lalu apa yang akan Lala lakukan? Simak selengkapnya.
Peringatan🗣️🗣️🗣️
Cerita ini adalah murni hasil karangan imajinasi author dan seluruhnya adalah fiktif belaka. Semoga pembaca tidak larut dalam cerita sehingga tidak membawanya ke dalam dunia nyata. Cerita ini hanya hiburan, ok!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diamond ice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Meninggalkan pesta
Lala berjalan ke toilet untuk membersihkan gaunnya yang basah. Walaupun hanya air dan tidak meninggalkan noda, Lala tetap ke toilet sebagai alibi untuk menutupi rasa malunya akibat kejadian tadi.
Langkah Lala terhenti kala seseorang mencekal tangannya kemudian menariknya berbalik arah meninggalkan jalan menuju toilet. Lala tidak bisa melepaskan diri dan orang itu terus menariknya hingga pintu lift yang mereka tumpangi tertutup.
Lala mencoba memberontak melepaskan diri namun tangan itu terlalu kokoh untuk ia lawan. Usai keluar dari pintu lift Lala masih mencoba melepaskan tangannya yang digenggam erat oleh orang itu. Tidak ada yang menolongnya karena sekarang ia berada di basement parkiran.
'' Jason, lepaskan. Apa-apaan kamu main tarik tangan aku,'' ucap Lala masih berusaha melepaskan tarikan tangan Jason.
'' Masuk mobil dulu, baru aku lepaskan,'' ucap Jason.
'' Tidak mau. Aku mau pulang. Marvel sudah menunggu ku,'' bantah Lala.
Jason mengabaikan Lala yang berontak ingin dilepaskan. Sedari tadi dirinya sudah menahan diri agar tidak menarik wanita ini sejak pertama kali ia datang. Bisa-bisanya Lala datang ke pesta sementara dirinya diabaikan seperti orang yang tidak saling mengenal.
'' Ok. Aku akan ikut kamu pulang, tapi setidaknya aku harus menghubungi Marvel dulu. Aku tidak mau dia menunggu ku sedangkan aku sendiri malah pulang bersama kamu,'' ucap Lala akhirnya menyerah kepada Jason si tuan pemaksa.
'' Cepatlah,'' ucap Jason memberikan Lala kesempatan.
Lala melepaskan cekalan tangan Jason kemudian tangannya ia gunakan untuk merogoh tas. Lala mengambil ponselnya kemudian mendial nomor telepon Marvel. Tak berselang lama telepon diangkat oleh sang pemilik.
'' Halo, Marvel aku minta maaf kali ini aku mau pulang sendiri,'' ucap Lala tidak ingin menyebutkan nama Jason.
'' Apa kamu terluka? Tunggulah sebentar aku sudah berada di parkiran, kita bisa pulang bersama. Kamu dimana? Biar aku yang kesitu,''
'' Aku rasa tidak perlu karena,,,'' ucapan Lala terpotong karena dengan tiba-tiba Jason menarik ponselnya.
'' Dia pulang bersama ku,'' jawab Jason singkat.
'' Jason? Kok lo yang pegang hp Lala?'' tanya Marvel yang sangat hafal dengan suara sahabatnya.
Jason mematikan ponsel Lala mengabaikan pertanyaan Marvel. Ponsel Lala yang Jason pegang kemudian ia masukkan ke dalam saku jasnya. Sedangkan Marvel yang masih mencoba menghubungi Lala kembali tetapi tidak bisa. Marvel menggeram kesal, ternyata sekarang dirinya punya saingan.
'' Kembalikan ponselku,'' ucap Lala setelah masuk ke dalam mobil Jason.
Jason masih diam, dirinya sibuk memakai sabuk pengaman lalu menyalakan mesin mobil. Jason menancap gas mengarahkan mobilnya keluar dari basement. Lala yang berada di sampingnya hanya diam karena merasa lelah, sepertinya Jason benar-benar sedang tidak bisa diganggu.
Mobil berhenti di pelataran parkir bangunan yang tinggi. Ternyata Jason membawa Lala ke apartemennya. Lala diam saja ketika Jason memaksanya keluar dan berjalan menuju apartemen Jason.
'' Untuk apa kamu membawa ku kesini? Aku harus pulang, anak-anak pasti sudah menunggu ku,'' ucap Lala dan berhasil membuat Jason meresponnya.
'' Triplet aman. Malam ini kamu tidak usah pulang. Kamu tenang saja, anak-anak sudah ada yang jaga,'' jawab Jason melepaskan tuxedo yang melekat di tubuhnya.
Saat ini Lala sudah berada di dalam apartemen milik Jason. Ia kehilangan akal untuk melarikan diri karena ponselnya disembunyikan oleh Jason. Masalah triplet, Lala memang tidak bisa meninggalkan mereka tapi Lala yakin Jason pasti sudah menyuruh orang untuk menjaga buah hati mereka.
'' Berganti lah pakaian. Pakaian ini basah nanti kamu bisa masuk angin,''
'' Di sana ada kamarku. Kamu bisa menggunakan toilet yang ada di dalamnya,'' ucap Jason memerintah Lala.
'' Apa tidak ada toilet lain selain yang ada di kamar mu?''
'' Tidak usah berpikiran buruk. Aku juga tidak akan berbuat macam-macam. Sudah pergi sana,'' ucap Jason dan Lala mengangguk.
Di dalam kamar mandi Jason sangat luas. Lala kembali terkagum dengan fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh orang kaya. Pantas saja dirinya selalu dikatai norak ternyata memang dirinya yang buta dengan kemajuan jaman.
Usai membersihkan diri, Lala bingung ingin memakai baju apa. Jason sendiri juga gila, menyuruhnya berganti pakaian tetapi tidak memberikannya pakaian ganti.
'' Gimana caranya aku keluar? Mana gaunnya udah terlanjur basah semua,'' gumam Lala yang masih di dalam kamar mandi. Gaun yang ia pakai tadi sempat terjatuh sehingga kondisinya sekarang benar-benar tidak bisa dipakai.
Lala menatap sekeliling kamar mandi dan mendapati bathrobe yang tergantung di gantungan baju. Tanpa ambil pusing Lala mengambil bathrobe itu kemudian memakainya. Wangi tubuh Jason menguar ketika Lala berhasil melekatkan bathrobe itu di tubuhnya. Lala yakin seratus persen jika sang pemilik adalah tipe orang yang sangat suka kebersihan.
'' Wangi banget,'' gumam Lala mencium bathrobe yang ia pakai.
Jason mengetuk pintu kamarnya namun tidak ada sahutan. Memutuskan untuk masuk toh itu juga kamarnya jadi dia tidak merasa ada masalah. Pintu terbuka dan pemandangan yang Jason lihat adalah kamarnya yang kosong tidak ada orang.
'' Apa dia belum selesai?'' pertanyaan yang keluar dari mulut Jason untuk dirinya sendiri.
Tak berselang lama pintu kamar mandi terbuka. Pandangan Lala dan Jason bertemu ketika Lala masih berdiri diambang pintu. Lala jadi merasa gugup tatkala pandangan Jason kepadanya yang tidak teralihkan. Pipinya yang tiba-tiba bersemu merah juga tidak bisa ia kontrol. Astaga adegan akward yang sering Lala tonton di sinetron kini terjadi juga padanya.
Jason meneguk ludah ketika mendapati Lala keluar dari kamar mandi hanya memakai bathrobe miliknya saja. Terlebih bathrobe itu baru Jason gunakan tadi pagi, Jason bertekad tidak akan mencuci bathrobe itu satu minggu agar dirinya puas menikmati aroma tubuh Lala yang tertinggal.
'' Jauhkan, pikiran kotor mu itu Jas'' ucap Lala berusaha mengembalikan atmosfer yang menegangkan.
'' Dari mana kamu tahu kalau aku sedang berpikiran kotor?'' tanya Jason balik membuat Lala berdecak kesal.
'' Laki-laki tidak akan pernah bisa jauh-jauh dari pikiran kotor. Sedangkan kamu laki-laki tulen bukan?'' jawab Lala sarkas.
'' Kamu benar. Jadi apa kamu mau mewujudkan pikiran kotor ku?'' tanya Jason mengedipkan sebelah matanya dengan jahil.
'' Jangan bersilat lidah Jason. Kamu sendiri yang bilang tidak akan berbuat macam-macam. Apakah ucapan seorang CEO seperti mu hanya omong kosong?''
'' Lupakan saja. Aku memang tidak akan berbuat macam-macam sebelum kamu sendiri yang mengijinkannya. Jadi jangan berpikiran buruk. Pikiran buruk bisa saja terjadi jika kita terus memikirkannya,'' ucap Jason kemudian memberikan satu stel pakaian perempuan kepada Lala.
Lala menerima pakaian dari Jason tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia langsung pergi menuju ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Sedangkan Jason keluar kamar untuk membiarkan Lala selesai dengan kegiatannya. Di luar kamar, Jason menghela nafas. Hampir saja dirinya kehilangan kendali jika tidak mengingat Lala adalah wanita yang berbeda dengan teman kencannya dulu.
Jika dulu Jason dapat dengan mudah melakukan kegiatan panas dengan wanita manapun, sekarang tidak lagi. Semenjak malam itu Jason sudah meninggalkan kebiasaan buruknya untuk melakukan one night stand dengan wanita. Ia lebih memilih menyibukkan diri untuk mengalihkan pikiran normal dirinya yang seorang pria dewasa.
Entahlah bagi Jason sendiri sekarang jika dirinya melihat wanita panggilan seperti melihat sesuatu yang menjijikkan. Ia sudah tidak pernah tertarik untuk bermain bahkan dengan Karen tunangannya sendiri pun juga tidak pernah.
Mungkin Jason harus bersabar menerima semua ini. Karena untuk melakukan itu Jason rasa ia harus menunggu sang pemilik siap. Karena satu-satunya pemilik itu lah yang berhasil membuatnya berhasrat. Siapa lagi jika bukan Lala. Butuh perjuangan panjang agar Jason bisa mewujudkan fantasi itu.
klo hanya menganggap lala wanitamu...bukan kekasih atau calon istrimu...kenapa kamu berbuat seenaknya pada lala...lelaki tipe sprtimu memang tdk bisa di jadikan contoh baik untuk lala terutama triplet...jijik dgn cara murahanmu...kamu sendiri yg melecehkan lala,kau anggap lala sprri wanita murahan...obsesimu yg keterlaluan akan merugikan dirimu sendiri...jngn terlalu percaya diri dan egois ..tdk semua wanita bisa kau anggap murahan sprti bekas wanitamu...
lanjut daja lah thor.../Chuckle/
horang kaya memang sperti itu sikapnya...ga pria ga wanita,sama saja kelakuannya...sombong dan sok kuasa...
kalau masih tetap dikota yg sama dan sekolah yang sama...
biar gampang dilacak ya🤣
coba bayar... bela yang salah pun mau🤣