NovelToon NovelToon
Single Mom

Single Mom

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Single Mom / Identitas Tersembunyi / Dendam Kesumat / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: aisy hilyah

Saat keadilan sudah tumpul, saat hukum tak lagi mampu bekerja, maka dia akan menciptakan keadilannya sendiri.

Dikhianati, diusir dari rumah sendiri, hidupnya yang berat bertambah berat ketika ujian menimpa anak semata wayangnya.

Viona mencari keadilan, tapi hukum tak mampu berbicara. Ia diam seribu bahasa, menutup mata dan telinga rapat-rapat.

Viona tak memerlukan mereka untuk menghukum orang-orang jahat. Dia menghukum dengan caranya sendiri.

Bagaimana kisah balas dendam Viona, seorang ibu tunggal yang memiliki identitas tersembunyi itu?

Yuk, ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8

"Viona!" Sebuah suara tegas memanggil Viona yang masih berdiri di belakang pos jaga memperhatikan mobil mewah yang datang.

Ia menoleh dan mendapati kepala sekolah berdiri dengan wajah tegang menatapnya.

"Iya, Pak," katanya seraya menghampiri.

"Bisa ikut ke kantor saya? Ada hal penting yang ingin saya bicarakan," katanya diangguki langsung oleh Viona.

Ia membuntuti laki-laki setengah abad itu ke ruangannya. Di lantai dua gedung kantor, tempat yang sepi dan jarang didatangi oleh siswa. Ia menarik kursi mempersilahkan Viona untuk duduk.

"Silahkan!"

Viona mengangguk dengan kepala tertunduk. Bukan karena takut kepada laki-laki itu, tapi bayangan seseorang di dalam mobil serta siswi yang bernama Feny sangat mengganggu pikirannya.

"Viona!"

Wanita beranak satu itu mendongak cepat saat tubuh tersentak. Menatap kepala sekolah dengan mata sedikit melebar.

"Kau tahu kenapa saya memanggilmu?" tanyanya yang tentu saja disambut gelengan kepala oleh Viona.

Kepala sekolah menarik laci mengeluarkan sebuah botol obat dari sana. Meletakkannya di atas meja, dan mendorongnya ke hadapan Viona. Mengernyit dahi perempuan itu, menelisik botol obat yang tampak asing baginya.

"Ini ...." Ia menunjuk, tapi tidak menyentuhnya.

"Anak-anak menemukan botol itu di laci meja Merlia. Kau tahu, Viona, tidak ada satu pun siswa yang tahu bahwa Merlia adalah anakmu. Jika mereka tahu, maka saya tidak bisa mempertahankan dirimu untuk tetap bekerja di sini," ujarnya terdengar kesal.

Viona menggelengkan kepala, matanya masih fokus pada botol obat di hadapan. Sebuah obat penenang yang dikonsumsi oleh seseorang yang memiliki masalah mental dan kejiwaan.

"Ini ...." Kalimat Viona menggantung, ia yakin Merlia tidak memiliki masalah kejiwaan. Namun, kasus yang terjadi kemarin membuatnya ragu akan hal itu. Sejak kapan Merlia mulai mengkonsumsi obat-obatan seperti itu?

"Ayolah, Viona! Kau tahu sekolah tidak mengizinkan anak yang memiliki masalah kejiwaan untuk belajar di sini. Maafkan saya, tapi Merlia tidak bisa belajar di sekolah ini. Saya harap kau mengerti, Viona. Ini demi kebaikan semua murid di sini," sambarnya diakhiri helaan napas yang panjang. Matanya fokus menatap Viona yang terlihat kebingungan.

Viona menghela napas, mengangkat wajah menatap kepala sekolah yang menunggu penjelasannya.

"Entahlah, saya tidak yakin ini milik Merlia. Dari mana dia mendapatkan uang untuk membeli obat-obatan seperti ini? Tapi akan saya cek kebenarannya. Masalah Merlia dikeluarkan dari sekolah, saya rasa itu ide yang bagus. Saya akan memindahkan Merlia saat ini juga. Jadi, tolong bapak buatkan surat pindahnya," ucap Viona.

Ada sedih, tapi bukan karena masalah ini. Dendam dan benci berbaur menjadi satu dalam tatapan matanya yang tajam, dingin menusuk. Beberapa saat saja, kepala sekolah tertegun sebelum akhirnya menyetujui permintaan Viona. Dia akan membuatkan surat pindah sekolah untuk Merlia.

"Baiklah. Kembalilah ke kantor saya saat kau telah selesai bekerja," katanya.

Viona mengangguk, matanya kembali pada botol di atas meja. Tertarik untuk membawanya pulang.

"Bisa saya bawa obat ini untuk mencari tahu kebenarannya?" tanya Viona menatap kepala sekolah.

"Ya, bawalah! Mungkin Merlia memerlukannya," jawab kepala sekolah sedikit mencubit hati Viona. Secara tidak langsung dia mengatai anaknya memiliki gangguan kesehatan jiwa.

Viona menatap tak senang kepada kepala sekolah tersebut. Ia berdiri, mengeluarkan sapu tangan dan membungkus botol itu sebelum memasukkannya ke dalam saku.

Melihat tindakan Viona yang sangat berhati-hati, dahi kepala sekolah mengernyit. Melirik mata dingin Viona yang menatapnya tajam.

"Terima kasih," ucap Viona seraya beranjak keluar membawa serta hatinya yang luka.

Anaknya sehat dan baik-baik saja. Anaknya tidak memiliki gangguan jiwa. Dia yakin barang itu bukan milik Merlia. Ada seseorang yang memfitnahnya dan ingin Viona keluar dari sekolah. Ah, mungkinkah gadis tadi? Siswi bernama Feny yang dijemput mobil mewah?

"Aku harus pergi ke tempat itu lagi. Hanya mereka yang bisa membantuku untuk saat ini, tapi ketua ... ah, apa aku harus benar-benar pergi?" gumam Viona menatap langit mendung siang itu.

Ia duduk di bawah pohon akasia, menekuk lutut lelah. Bayangan Merlia yang seorang diri di rumah membuatnya tersentak. Viona berdiri cepat, berjalan meninggalkan belakang bangunan dan hendak menuju ke ruang kepala sekolah.

Namun, langkahnya terhenti saat melihat sesuatu yang tak terduga. Gadis bernama Desy yang merupakan teman satu-satunya Merlia sedang duduk berdua bersama seorang siswa laki-laki. Siswa yang populer, kerabat kepala sekolah.

"Bukankah itu teman Merlia? Untuk apa dia bersama siswa itu? Semua orang tahu dia anak yang nakal dan suka mempermainkan gadis-gadis." Viona tak habis pikir dengan apa yang dilihatnya.

Ia berjalan pelan, mendekat ingin menguping.

"Bagaimana keputusanmu? Apa aku sudah cukup layak untukmu?" tanya Desy, menoleh pada siswa tengil di sampingnya itu.

Dahi Viona mengernyit, ia tahu ada yang tidak beres dengan anak tersebut. Dilihat dari lirikan matanya, gestur tubuhnya, dia seorang pemain.

"Ya, bisa saja. Asal ...." Lirikan matanya beralih menatap bibir ranum Desy.

Hal tak terduga selanjutnya adalah, Desy memberikannya begitu saja.

"Bodoh!" umpat Viona tersenyum mencibir. Begitu mudahnya dia memberikan semua itu hanya untuk mendapat pengakuan dari seorang laki-laki.

Viona tak peduli, lagi pula Merlia akan keluar dari sekolah hari itu juga. Dia hanya akan mengambil surat pindah dan setelahnya pergi. Memutuskan untuk berhenti bekerja setelah mendapatkan semua bukti tentang kejadian malam itu.

Viona menatap kertas di tangan, membacanya dengan saksama, kemudian memasukkannya ke dalam amplop. Beruntung pihak sekolah masih berbaik hati tidak menulis tentang obat-obatan tadi. Viona menghela napas, dia akan membawa Merlia setelah semua bukti terkumpul.

"Aku akan melakukan visum ke rumah sakit sebagai bukti tambahan," gumamnya.

Ia berjalan ke bagian belakang sekolah untuk mengambil benda yang disembunyikannya di sana sebelum pulang ke rumah. Sebuah benda penting yang akan mengungkapkan fakta mengejutkan.

****

Di malam hari, Viona pergi ke sebuah tempat rahasia yang sudah lama tak ia kunjungi setelah memastikan keadaan Merlia. Seorang teman lama yang tak lagi bertemu setelah ia memutuskan keluar dan menjalani kehidupan rumah tangga bersama mantan suaminya.

Viona menghela napas, menatap gerbang tinggi yang memagari rumah tersebut. Dulu, dia tak perlu meminta izin siapapun untuk keluar masuk tempat tersebut. Sekarang keadaannya sudah berbeda.

Viona yang mengenakan masker melongo ke dalam mencari keberadaan satpam untuk memintanya membuka pintu.

"Ada apa?" tanya satpam tersebut memindai tubuh Viona dari atas hingga bawah.

"Aku ingin bertemu Ghavin," ucap Viona.

"Tuan Ghavin? Sudah buat janji?" petugas itu kembali memindai tubuh Viona.

"Katakan saja padanya bahwa V ingin bertemu." Viona menjawab ketus.

"Tunggu!"

1
Liana CyNx Lutfi
nach gitu jngn ksih ampun ,sdh berkurang 2 orang tinggal menggu giliran laki2 bejat lainya
Dian Susantie
nah.. Dicky...!! saatnya giliranmu..!!
kyknya Peni yg terakhir.. buat jackpot bapaknya.. si mantan Viona..!! 👻👻👻
Dian Susantie
wah.. wah.. wah...!! tinggal si Peni ama ponakan nya Ghavin nih..!!! kira² diapain ya mereka ama Viona..??!! 🤔🤔🙄🙄
Tiara Bella
lanjut ....semangat Thor....
Tiara Bella
agen Vi dilawan....
VYRDAWZAmut
crazyyy dong kkakk/Tongue//Tongue//Tongue/
icha amelia
semangat thor
kaylla salsabella
tinggal nunggu giliran kalian
vj'z tri
tenang kamu memang gak kelihatan waktu kejadian tapi nama kamu di list paling atas 😏😏😏😏🥳🥳🥳🥳
vj'z tri
lanjut ✋ siapa lagi selanjut nya antri tapi 🤭🤭🤭🤭🤭
kaylla salsabella
satu pelaku udah mati ... tinggal yang lainnya
VYRDAWZAmut
mantapp thor critanya
Markonah
keren, luar biasa imajinasix thor. biodatax viona dong hehe... smngat Thor teruskan karyax yg luar biasa ini 🤗🥰 menungguu eposide berikutx 😁
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Nanin Rahayu
lanjut 🥰🥰
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Tiara Bella
ceritanya bagus....
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Tiara Bella
lanjut Thor....
Aisy Hilyah: trimakasih
total 1 replies
Tiara Bella
kapok gk Lo Aditya.....karma dtng Untuk lo
Aisy Hilyah: kapok pastinya
total 1 replies
kaylla salsabella
wuhhaaaaa ...lama ...lama bakal gila kamu Aditya
Aisy Hilyah: bener banget
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
hukumannya berjalan.... aseeekkkk. jan lupa sm mantan suami vio jg, bkin sengsara! semangat up!!! 💪💪
Aisy Hilyah: tenang dia ada waktunya
total 1 replies
Dian Susantie
rasakan apa yg dirasakan Merlia... Dit..!!! 👿👿
Aisy Hilyah: bener banget
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!