NovelToon NovelToon
Black Rose

Black Rose

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO
Popularitas:360
Nilai: 5
Nama Author: chery red

Alexa, pewaris klan Black Dragon, hidup dalam bayang-bayang balas dendam. Ketika keluarganya dibantai, ia bersumpah untuk membalas dendam dan merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi miliknya. Dalam perjalanannya, ia bertemu Erick, seorang playboy yang perlahan mulai jatuh cinta padanya. Namun, cinta mereka terancam oleh ambisi dan dendam yang membara, Alexa harus memilih antara cinta, balas dendam, dan takdirnya sebagai pemimpin.
"Jauhi aku dan jangan pernah mengejar dan mengharapkan cintaku" Alexa Onyx Medici

"Aku telah jatuh cinta padamu sejak awal kita jumpa, jangan pernah pergi dari sisiku" Raj Erick Aditya Narayan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Erick resah

Langit mendung dan gerimis yang berubah menjadi hujan deras mengawali pagi di awal hari kerja yang harus dijalani oleh Alexa juga karyawan lainnya. Berbekal jaket yang lumayan tebal, Alexa keluar dari mobil tuanya dan berjalan keluar dari basement parkiran mobil menuju ke gedung dimana kantor nya berada. Tak menghiraukan orang-orang yang berseliweran memakai payung, Alexa berlari menyelinap di sela-sela keramaian. Jarak antara basement dan kantor nya tak terlalu jauh, bagi karyawan rendahan seperi dirinya, tentu saja tak mempunyai tempat parkir mobil tersendiri.

Sesampainya di bilik ruangan miliknya, Alexa menghembuskan nafas lega. " Aaaah.. Selamat.. Selamat.. Selamat.. Fiiiuuuuhhh... Hari ini engga telat .. Jika telat bisa-bisa aku puasa makan bulan ini." ucapnya ketika Alexa dengan lega duduk di kursinya sambil membetulkan letak kacamatanya yang merosot.

Dengan malas Alexa bangkit dan menuju pantry untuk mengisi cangkir dan tumbler miliknya dengan kopi juga air mineral hangat. Selesai mengisi tumbler miliknya Alexa kembali ke bilik ruangan nya dan memulai menghidupkan laptop nya. Sambil menunggu, dia kembali mengingat kejadian dua malam lalu saat dirinya dan Mike berhasil menghabisi dan memusnahkan clan Mahendra.

Terkekeh senang Alexa teringat ketika dia memarahi Mike dan menjitak kepala adik bandelnya itu. Menggelengkan kepalanya dan tersenyum geli mengingat wajah Mike yang cemberut menebikkan bibirnya ketika Alexa mengomelinya percis seperti emak-emak berdaster yang mengomeli anaknya yang menghilangkan Tupperware. Tapi setelahnya, Alexa memuji dan berterima kasih pada Mike yang telah membantunya menyapu bersih semua anggota clan Mahendra.

Mendesah panjang sambil melihat tumpukan file dan dokumen yang harus di kerjakan, Alexa meraih file paling atas dan mulai mengerjakan tugasnya. "Nasib.. Nasib... Kepengennya hujan-hujan begini masih asik menikmati bergelung dibalik kehangatan selimut, tapi apa daya, haaaaaaahhh semangat Alexa.. kamu bisa ..!" ucapnya menyemangati diri sendiri .

Sementara itu Erick yang baru tiba di ruangannya, segera duduk di kursi kebesarannya dan mulai memeriksa setumpuk dokumen yang harus ditandatangani nya. Namun baru saja membaca beberapa baris , fokus Erick bercabang kemana-mana. Masih terbayang di benak nya seraut wajah imut menggemaskan yang mungkin bagi sebagian orang terlihat cupu dan tidak menarik. Tapi entah mengapa Erick sangat tertarik melihat wajah imut menggemaskan itu, apalagi keindahan mata onyx nya, seolah bisa menyeret dan menenggelamkan nya ketika dia memandang keindahan mata wanita itu.

"Aarrrhh.. Mengapa aku tak bisa melupakan keindahan mata wanita itu. Dan mengapa pula wajahnya terus-menerus melekat di pikiranku." gerutu Erick sambil sedikit membanting dokumen yang tengah diperiksa nya ke meja. Dan dengan cepat Erick bangkit dan berjalan keluar dari ruangan nya, tanpa menyadari tindakannya, Erick bergegas menuju ke lantai dimana Alexa berada dan tengah berkonsentrasi penuh mengerjakan tugasnya.

Dewa yang kebetulan berpapasan dengan Erick di lorong, menatap heran. Tak biasanya bos sekaligus sahabat nya itu terlihat resah dan gelisah. Dewa memanggil Erick namun sepertinya Erick tak mendengar panggilannya. Dewa pun mengikuti Erick. Sesampainya di departemen pemasaran tempat Alexa berada, pandangan Erick menyapu seluruh ruangan, mencari keberadaan Alexa.

Kedatangan Erick yang tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan membuat karyawan di departemen pemasaran terkaget-kaget, tak menduga akan ada sidak hari itu. Banyak meja dan bilik kosong menandakan jika penghuninya belum datang padahal ini sudah sejak berlalu dari jam masuk kerja yang ditentukan.

"Panggil Richard kemari. Dan kamu .. Catat siapa saja yang tidak ada atau tidak datang hari ini " perintah Erick pada salah satu karyawan yang tengah duduk mengerjakan tugasnya. Berdecak kesal, Erick melangkah mendekati Alexa yang terlihat sama sekali tak terganggu oleh kedatangannya. Bibir Alexa mengerucut dan sesekali dia bergumam mengeja kata yang akan di tulisnya. Jari-jarinya dengan lincah menari di atas laptop nya mengetik kata-kata sementara keningnya kadang berkerut ketika melihat data yang tertulis tidak sesuai dengan dokumen yang dipegangnya.

"Ehem.."

"Ehem..."

.....

Dua kali Erick berdehem dan mencoba menarik perhatian Alexa, namun orang yang ingin ditarik perhatiannya tampaknya tak menyadari bahkan tak mendengar, terlalu asik dan terlalu larut dalam pekerjaannya. Dan akhirnya Erick pun menepuk bahu Alexa untuk memberitahukan keberadaannya.

"Aaaaaaahhhh......!!!!"jerit Alexa ketika menerima tepukan di bahunya. Padahal sedari tadi dia sudah mengetahui jika Erick ada di belakangnya, "Haaaah, mudah-mudahan reaksiku tak berlebihan, jangan sampai terbongkar identitas ku hanya gara-gara kekepoan CEO sengklek satu ini" ucap Alexa dalam hatinya.

"Kamu segera ke ruanganku." perintah Erick tanpa basa-basi kemudian berbalik dan melangkah cepat meninggalkan Alexa yang bengong terheran-heran. Dewa yang menatap Alexa sambil nyengir pun hanya mengangkat bahunya kemudian berbalik mengikuti Erick.

Menghela nafas panjang dan menggembungkan pipinya, Alexa berdiri dan melangkah cepat menyusul kedua lelaki tampan most wanted di perusahaan ini.

Tok.. Tok... Tok..

"Masuk dan tutup kembali pintunya " perintah Erick ketika mendengar pintu di ketuk dari luar. Alexa yang mendengar jawaban dari dalam segera membuka pintu dan menutup rapat-rapat pintu ruangan Erick. Lalu dia melangkah mendekat ke arah Erick yang duduk di kursi kebesarannya dengan muka masam menggenggam erat handphone nya. Wajah Erick menampakkan kemarahan dan kekesalan yang tak bisa disembunyikan.

Krik.. Krik.. Krik...

Erick sama sekali tak mengeluarkan sepatah kata pun, hanya mata nya saja yang menatap tajam Alexa yang tampak grogi dan hanya bisa menunduk sambil meremas jari tangannya.

"Ma.. maaf Pak! Apakah ada yang ingin Bapak bicarakan atau sampaikan kepada saya ? Jika tidak ada yang ingin dibicarakan atau disampaikan saya akan kembali ke meja saya, ada banyak berkas yang harus saya cek dan kerjakan." ucap Alexa setelah hampir lima menit tak ada yang bersuara.

Erick hanya terus menatap wajah Alexa tanpa berniat menjawab pertanyaan Alexa. Erick mematri dalam ingatannya wajah Alexa yang merona merah dan gerak bibir nya ketika berbicara. Warna mata Alexa yang unik dan menyorotkan kecerdasan juga kepribadiannya yang misterius, seakan bisa menenggelamkan diri nya di kedalaman tatapannya yang tersembunyi di balik lensa tebal kacamatanya.

" Hmmm... Bagaimana kabarmu setelah pembullyan yang kamu alami? Apakah mereka masih membullymu ? Jika mereka masih melakukan hal itu kamu dapat melaporkan langsung kepadaku atau pada Dewa." ucap Erick pelan setelah beberapa saat lalu.

Dengan wajah gusar dan kesal, Alexa memandang tajam Erick. " Pak, saya ini baru seminggu lebih dan dua minggu kurang bekerja di kantor pusat ini, saya masih perlu adaptasi. Banyak hal-hal yang masih belum saya ketahui baik itu peraturan maupun kinerja rekan saya. Saya bukan cenayang yang bisa melihat kepribadian seseorang, jadi saya belum tau bagaimana saya harus bersikap pada rekan kerja saya." jawabnya dengan ketus.

"Oh.. Ya sudah kamu selesaikan pekerjaan mu dan jangan lupa untuk makan siang dengan banyak kalori untuk mengganti energi mu yang terpakai untuk bekerja." ucap Erick sambil melambaikan tangannya dan meraih beberapa file yang telah Dewa susun di mejanya.

"Saya permisi." ucap Alexa dengan ekspresi kesal kemudian berbalik dengan cepat keluar dari ruangan Erick,l. "Njir, cuma nanya begitu saja mesti memakan waktu dua puluh menit, buang-buang waktuku saja. Tersita jadinya waktuku untuk membereskan pekerjaan ku hari ini, padahal aku sudah membuat rencana untuk makan siang dengan Mike hari ini, dasar bos sengklek," gumam Alexa kesal dengan pelan kemudian bergegas melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Erick yang mendengar gumaman kekesalan Alexa hanya tersenyum tipis seolah senang bisa membuat Alexa mengomel dan emosi. " Sungguh menggemaskan wajahnya ketika sedang kesal seperti itu " ucap Erick tanpa sadar tersenyum lebar.

Jam istirahat yang ditunggu Alexa akhirnya tiba. Tanpa mengindahkan rekan kerjanya, Alexa bergegas membereskan barang-barangnya dan berjalan cepat ke lift yang akan membawanya turun, namun ternyata banyak orang yang mengantri untuk menggunakan lift. Menghela nafas kesal, Alexa memutuskan untuk memakai tangga.

Membuka pintu menuju tangga, Alexa menyapu pandangannya, mengamati sekeliling melalui pantulan kaca di dinding, memastikan tidak ada mata yang mengawasi dan memastikan lorong sepi.Setelah yakin aman, dia membuka pintu dan menyelinap masuk. Gerakannya halus dan terukur, seperti seorang ninja yang mengintai. Bukan langkah biasa, melainkan serangkaian gerakan cepat dan terukur, nyaris tanpa suara. Tubuhnya meluncur ringan, seperti bayangan yang menari di anak tangga, memanfaatkan setiap pijakan untuk mempercepat gerakannya. Gerakannya terkontrol sempurna, setiap langkahnya diatur dengan presisi tinggi. Tubuhnya bergerak ringan, seolah melayang di atas anak tangga, memanfaatkan momentum untuk mempercepat gerakannya. Dia menuruni tangga dengan langkah-langkah ringan, nyaris tanpa suara, seolah gravitasi tidak berpengaruh padanya. Dalam waktu singkat, dia sudah mencapai lantai dasar, jauh mendahului lift yang masih terjebak di antrian. Dia keluar dari area tangga dengan langkah santai, menyembunyikan kemampuannya, seolah hanya karyawan biasa yang sedang beristirahat.

Di saat yang bersamaan, Erick yang baru saja keluar dari lift khusus untuk CEO melihat Alexa yang keluar dari pintu lobby menghampiri seorang lelaki tampan yang kemudian merangkul dan mengecup kening dan pipi Alexa. Mereka tampak tertawa bahagia dan berjalan menuju ke kafe sebrang jalan yang menyediakan menu makan siang yang enak dan murah. Tanpa sadar Erick mengepalkan tangannya, dadanya bergemuruh menahan emosi, wajahnya merah padam. Dewa yang berjalan di samping Erick keheranan melihat tingkah Erick hari ini yang tak biasa. Kemudian Dewa melihat ke arah yang sama dengan arah pandangan Erick, kemudian tersenyum geli. " Rick, kamu cemburu ya melihat Alexa berjalan dengan pria tampan itu? Mangkanya kalau suka itu bilang, jangan di pendam, nanti tumbuh bisul." ledek Dewa. Erick menyugar rambutnya dengan kesal berusaha menahan emosinya.

Melihat Alexa dirangkul pria lain, rahang Erick mengeras. Tanpa sadar, tangannya mengepal erat. 'Kita makan siang di tempat biasa," ucapnya singkat pada Dewa, berbalik tanpa menunggu jawaban. Mereka berdua bergegas keluar dari lobby, bergegas memasuki mobil yang telah terparkir di depan pelataran lobby keheningan canggung menyelimuti perjalanan singkat itu. Sesampainya di mobil, Erick menyuruh sopir untuk melaju secepat mungkin menuju restoran favorit mereka.

Di ruang VIP restoran yang telah dipesan Dewa, Erick mondar-mandir dengan gelisah. "Wa, gimana caranya aku mendekati Alexa? Dan bagaimana kalau ternyata dia sudah punya pacar?" ucap Erick dengan nada frustrasi dan mengacak-acak rambutnya kemudian melonggarkan dasinya yang sepertinya mencekik lehernya.

Dewa menyesap kopi, menatap Erick dengan alis terangkat. "Rick, seriusan kamu suka sama Alexa? Selera kamu aneh juga ya. Dia kan penampilannya... ya gitu deh. Baju-bajunya kayak punya nenek, kacamatanya juga model kuno. Aku sampai bingung, apa sih yang kamu lihat dari dia?" Dewa terkekeh pelan, berusaha menyembunyikan nada mengejeknya.

1
Diyah Pamungkas Sari
wkwkwk matamu 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!