Belenggu Cinta Suami Posesif

Belenggu Cinta Suami Posesif

Eps 1 Hadiah Besar di Akhir Tahun

“Jadi bunda dan ayah mau menjodohkan Launa sama Danu?”

Mata indah wanita cantik itu membulat sempurna tatkala mendengar keputusan orang tuanya. Bukannya dia tidak senang, Launa justru senang sekali karena yang dijodohkan ini adalah pria yang dia sukai sejak lama.

Setahun kembali dari Amerika, membuat keluarga Addison ingin menjodohkan anaknya dan juga anak dari keluarga Arkana.

“Iya, tante Andira tadi datang ke sini untuk membahas soal perjodohan kalian… Danu belum menghubungimu?”

“Nggak tuh. Danu terlalu sibuk akhir-akhir ini bun.”

“Padahal Danu sudah tau, kamu orang terakhir yang mengetahuinya.”

Tak ubahnya orang bodoh yang tersesat di keramaian, Launa terus dibuat bingung tatkala mendengar penuturan Salsa bundanya.

“Terus Danu bilang apa bun? Danu mau dijodohkan denganku?” Tanya Launa antusias namun bundanya mengedikkan bahu.

“Kenapa bun?”

“Belum sempat Danu menjawab, tiba-tiba dia menerima telepon dan pamit pulang lebih dulu.” Jawab Salsa lalu kemudian berlalu usai ia mengusap pelan pundak putrinya.

“Danu suka nggak ya?” Launa bermonolog sembari menyandarkan dagu di atas gawai yang ia pegang.

“Semoga Danu suka.” Harap Launa yang kini melamun memikirkan pujaan hatinya itu. Cukup lama Launa terdiam, hingga akhirnya lamunannya buyar karena notifikasi pesan dari benda pipih yang ia pegang.

Begitu Launa membuka whatsappnya, mata Launa kembali membeliak mendapati pesan dari beberapa brand ternama yang ingin mengajaknya bekerja sama. Selalu mendapat tawaran dari brand biasa, Launa letih juga hingga akhirnya ia mendapat tawaran dari brand yang selama ini ia incar.

Tanpa pikir panjang, Launa langsung menerima tawaran endorse tersebut. Brand-brand itu juga banyak dikenal dan sudah dipercayai dibanyak kalangan masyarakat. Oleh karena itu Launa mau menerimanya, Launa ingin berkecimpung di dunia tersebut, dunia yang sudah lama Launa cita-citakan dan menjadi impiannya.

Belum sampai tiga tahun ini terjun di dunia hiburan, followers Launa membludak mulai dari utube, toktok bahkan instagral karena karya-karyanya yang kreatif. Bukan hanya karya, kecantikan dan kemolekan tubuh Launa membuat netizen banyak bertahan lama menonton videonya.

****

“Cut!” Ucap Dicki, kameramen yang belum lama ini ia rekrut untuk mendampinginya tiap shooting.

Lelah merangkap pekerjaan mulai dari jadi artis, kameramen bahkan editor selama hampir tiga tahun ini, Launa akhirnya merekrut Diki untuk membantu bisnisnya itu. Tentu saja bayaran yang Launa tawarkan juga bukan sekadar isapan jempol belaka, bayarannya fantastis, dan bisa Launa pastikan Diki akan betah dan tidak akan lari dari tanggung jawab yang sudah Launa bebankan.

“Gimana hasilnya? Bagus nggak?” Tanya Launa ikut melihat hasil video yang sejak tadi di take oleh Diki.

“Launa.” Suara berat itu membuat Launa sontak menoleh dan menghentikan aktivitasnya sejenak.

“Danu?” Seru Launa sontak memeluk pria itu, seminggu tidak bertemu serasa setahun baginya.

“Kamu dari mana aja sih Dan? Kenapa tidak mengabariku?” Cecar Launa begitu ia melepas pelukannya.

“Aku sibuk mengurus proyek baruku Lau.”

“Tapi kenapa tidak menghubungiku?” Launa mencebik kesal dan merengut bak anak TK yang merajuk pada ayahnya.

“Maaf aku terlalu sibuk jadi tidak sempat pegang ponsel. Kamu lagi shooting apa?” Tanya Danu secepat mungkin mengalihkan pembicaraan agar pembahasan soal kabar kabaran itu Launa lupakan. Biasa lah, kadang kala pikiran Launa cepat ter-distract.

“Tebak dong apa?”

“Apa memangnya hemm?” Tanya balik Danu seraya melipat tangan di atas perut.

“Aku… dapat tawaran endorse dari lima brand ternama sekaligus.” Jawab Launa dengan penuh keceriaan. Wajahnya berbinar, kini kebahagiaan terpancar jelas dari wajah cantiknya.

“Masa? Berarti sebentar lagi kamu bakal jadi bintang besar, akhirnya anak ayah nggak jadi pengangguran lagi.”

“Ih apaan sih Dan, jangan nuduh aku pengangguran terus dong.”

“Yeee memang betul kamu beban keluarga.”

“Enak aja kamu! Mentang-mentang sudah jadi direktur seenaknya aja ngatain aku.”

“Loh kok malah ngambek?”

“Tau ah.” Launa membelakangi Danu seraya melipat kedua tangannya di bawah dada.

“Launa, apa kalau aku menyatakan cintaku padamu kamu akan menerimaku? Apa kamu mau menerima perjodohan kita? Aku ingin menyatakan cinta padamu, tapi aku takut ditolak.” Batin Danu sembari menatap lekat wanita yang juga sudah lama ia sukai.

Danu dan Launa sudah lama saling suka, tapi mereka tidak berani mengungkapkan perasaan masing-masing, lebih tepatnya takut patah hati karena sudah lebih dulu membayangkan penolakan. Bisa dibilang, hubungan mereka tak ubahnya bagai kasih tak sampai.

Tak terasa sudah seminggu Launa menggeluti dunia barunya yaitu menjadi endorsemen dari brand ternama. Videonya fyp bahkan merambah sampai skala nasional, penggemar Launa semakin banyak walau pun tak bisa diindahkan bahwa heaters juga bertambah banyak.

Video endorse Launa bahkan sampai di fyp toktok Iva, sepupu Launa yang sudah lama bekerja di perusahaan ternama yaitu bintang utama. Perusahaan atau bisa juga disebut manajemen hiburan atau yang lebih spesifik yaitu industri perfilman dan media digital, tempat para artis dan selebriti mengembangkan talenta mereka.

Di sana Iva bekerja sebagai pegawai yang merekrut bahkan melakukan seleksi tiap artis atau selebriti yang akan masuk ke dalam manajemen tersebut.

“Launa sudah mulai terkenal, aura bintang memang terlihat jelas dari wajahnya. Kalau aku rekrut dia, pasti pak Barra akan bangga karena aku berhasil merekrut artis dengan talenta yang mumpuni itu. Selain jago akting, Launa juga pintar bernyanyi. Sepertinya cocok sekali andai dia menjadi pemeran utama di series drama musical yang akan kita rilis tahun depan.” Iva bermonolog lalu kemudian meraih ponselnya untuk menghubungi sepupu artisnya itu.

Dewi fortuna memang selalu ada di pihak Launa tahun ini. Belum lama ia mendapat tawaran dari brand ternama, kini ia hendak mendapat tawaran dari industri perfilman dan media digital ternama di tanah air.

“Halo Va. Ada apa?”

“Lau, kamu di mana? Sibuk nggak?”

“Di rumah lagi makan siang.”

“Terus habis itu ke mana?”

“Ada janji mau ketemu direktur dream manajemen di_”

“Aduh mending kamu batalin aja deh.” Timpal Iva yang tak sabar ingin segera merekrut Launa.

“Kenapa Va?”

“Mending kamu gabung sama kita.”

“Sama kalian? Di PT Bintang Utama?”

“Iya Lau, setelah melihat video-videomu, aku merasa sepertinya kamu bakal jadi bintang ternama tahun ini dan namamu akan naik drastis.”

“Kamu serius mau merekrut aku Va?” Tanya Launa memastikan, pasalnya, sudah lama ia mengincar industri tersebut, akan tetapi dia tidak percaya diri sekalipun ada saudaranya di sana. Launa yang kala itu merasa jadi selebriti amatiran, cukup tahu diri dan tahu malu andai harus meminta bantuan Iva masuk ke sana.

Kini, tanpa ia minta, justru manajemen itu lah yang datang padanya.

“Hadiah besar di akhir tahun, kabar gembira terus berdatangan. Mulai dari perjodohan, endorse brand ternama, dan penawaran dari manajemen impianku.” Batin Launa bersorak dalam hati. Betapa senangnya hati Launa, ia bahkan melompat kegirangan di ruang makan dan tanpa ia sadari, dirinya justru jadi tontonan orang tuanya saat ini.

Launa Elliza

Barra Utama

Danu Addison

Iva

Bunda Salsa

Ayah Kevin

Mama Andira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!