Agnes menjalani kehidupan yang amat menyiksa batinnya sejak kelas tiga SD. Hal itu terus berlanjut. Lingkungannya selalu membuat Agnes babak belur baik secara Fisik maupun Psikis. Namun dia tetap kuat. Dia punya Tuhan di sisinya. Tapi seolah belum cukup, hidupnya terus ditimpa badai.
"Bagaimana bisa..? Kenapa Kau masih dapat tersenyum setelah semua hal yang mengacaukan Fisik dan Psikis Mu ?" Michael Leclair
"Apa yang telah Dia kehendaki, akan terjadi. Ku telan pahit-pahit fakta ini saat Dia mengambil seseorang yang menjadi kekuatanku. Juga, Aku tetap percaya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik untukku, Michael." Agnes Roosevelt
Rencana Tuhan seperti apa yang malah membuat Nya terbaring di rumah sakit ? Agnes Roosevelt, ending seperti apa yang ditetapkan Tuhan untuk Mu ?
Penasaran ? Silakan langsung di baca~ Only di Noveltoon dengan judul "Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATPM_Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Kurang sepuluh menit sebelum waktu pertemuan yang di tentukan, secara kompak Keluarga Eklet yang terdiri dari Antonio Eklet, Paulina Egerdes, Charles Eklet dan Yonathan Eklet sudah tiba duluan dan duduk di tempat yang telah di reservasi. Semenit kemudian, datanglah keluarga Roosevelt yang terdiri dari Fransiskus Roosevelt, Sisilia Padovano, Alexander Roosevelt dan Lusia Roosevelt.
Kedatangan Mereka langsung di sambut oleh keluara Eklet. Mereka berdiri dan menjabat tangan dengan formal.
“Terimakasih atas undangan makan malam ini, Tuan Fransiskus.” Tutur Antonia sambil tersenyum tipis.
Yang baru datang langsung duduk dan perkataan Tuan Antonio tadi mengundang tanya. Dengan intonasi suara yang jelas, Fransiskus bersuara “Maaf Tuan Antonio, tapi bukankah Anda yang mengundang Kami ?”
“Maaf ?”
“..Ya ?”
Semua orang yang terduduk itu dibanjiri tanda tanya. Untuk ukuran bercanda, Mereka sudah berada di waktu yang sama sekali tidak tepat. Tidak masuk akal sekali jika ini semua hanya pertemuan yang tidak memiliki maksud dan tujuan.
“Maaf, Aku yang mengundang keluarga Eklet dan Keluarga Roosevelt.” Sambar Agnes yang baru datang dan terus memotong jarak dengan tempat yang dipakai dua keluarga.
Pelayan Pria di restoran membantunya membuka Blazer panjang yang Agnes kenakan, dan menggeser sebuah kursi untuk Dia duduki. Pelayanan yang sama yang diberikan pada semua wanita yang datang ke restoran ini. Hal yang sama pun terjadi pada Laras yang berdiri tepat di sebelah Agnes. Sayangnya Agnes dan Laras masih berdiri dan belum duduk. Agnes memberi kode pada pelayan dan Dia pun bergegas mengundurkan diri.
Penampilan Agnes yang sungguh mencuci mata itu tidak bisa Michael nikmati dengan baik, lantaran kehadiran Laras membuat dada nya bergetar hebat. Jika benar perkataan Agnes barusan, topik penting yang akan di bahas pasti melibatkan Laras.
“Maaf karena berbohong. Tapi ada hal penting yang harus di bicarakan dan diketahui oleh dua keluarga ini.” Ujar nya lagi.
“Apa sampai harus membawa orang luar, Agnes ?” Tanya Antonio dengan intonasi suara yang stabil. Tidak ada rasa ketidaksukaan yang terlintas di wajahnya. Berbeda sekali dengan yang lain.
“Ya, Tuan Antonio. Karena Dia memiliki kaitan erat dengan topik penting yang Aku maksud.” Tuturnya pelan sambil meletakkan satu tangan di dada dan menunduk pelan.
Jantung Charles mengalun dengan instrumen yang berbeda. Perkataan Agnes barusan semakin memperjelas rasa takutnya. Charles tidak setolol itu untuk tidak bisa mengira-ngira topik apa yang akan di sampaikan.
“A.. Ayah. Aku ngin bicara bertiga saja dengan Mereka.” Ucap Michael dengan wajah pucat pasih.
“??” Wajah Antonio tersirat tanda tanya. Apa-apaan sikap panik Michael ini ? Ada yang aneh. Pasti ada yang tidak beres dengan Putra Nya yang di besarkan dengan kekayaan ini. “Tidak!” Tolak Antonio tegas.
“...Langsung di bicaraan bersama saja. Karena itu point penting Agnes mengadakan pertemuan ini. Benar bukan ?” Antonio membuang tatapan pada Agnes.
“Benar, Tuan Antonio.” Lagi, Agnes menunduk dengan pelan.
Setelah itu, Agnes menarik sebuah kursi dan mempersilahkan Laras untuk duduk. Barulah setelah itu Agnes duduk paling terakhir.
“....” Laras meneguk saliva dengan perasaan gugup. Tekanan yang ada diantara keluarga Roosevelt dan keluarga Eklet tidak pernah Dia rasakan sebelumnya. Hal ini membuat rasa takut perlahan muncul dan mulai menyebar dalam diri Laras.
Tatapan keluarga Roosevelt benar-benar ingin langsung menerkam Agnes yang duduk dan tidak menoleh ke arah Mereka sedikitpun.
Kenapa Agnes mengadakan pertemuan penting tanpa mendiskusikan hal ini dengan keluarga Nya ? Satu hal yang pasti, Agnes bertindak seperti ini karena kalau sampai ada campur tangan Keluarganya, maka akan menemui akhir yang tidak Agnes inginkan. Dan hal ini di sadari dengan cepat oleh keluarnya. Agnes memilih untuk abai. Dia tetap dapat bernafas dengan normal, berbeda sekali dengan Laras yang sudah mulai sesak nafas. Tangannya sampai berkeringat.
Melihat reaksi keluarga Roosevelt, Antonio sadar bahwa keluarga Roosevelt tidak di beritahukan apapun tentang hal ini. Sama seperti Mereka.
“!” Charles membuang tatapan intimidasi dan tatapan marah pada Laras. Membuat Laras gemetaran. Laras sadar, ini bukan ranah nya. Dia tidak seharusnya berada di tengah situasi ini.
Agnes melihat Laras menggunakan mata ekor saat melihat mata Charles sudah mau copot dari tempat nya karena terus memelototi Laras. Agnes pun bersuara di dalam batinnya, “Baru begini saja Kau sudah gemetar ketakutan ? Dimana kepercayaan dan kesombongan diri Mu saat ku jemput tadi ?”
Agnes menarik senyum lembut, mensyukuri mental nya yang sudah sekuat baja karena jejak masa lalu. Kemudian Dia tersenyum kecut dan menggeleng pelan. Kepalanya tidak beres karena mensyukuri hal yang membuat psikis nya hancur lebur.
“Aku tidak bisa menikah dengan Charles.” Tutur Agnes penuh keyakinan dan di sambut rasa kaget dari kedua keluarga, kecuali Antonio. Sejak terdapat sosok Laras, Antonio sudah menyiapkan batinnya untuk hal apapun yang akan Agnes sampaikan.
“Apa alasannya Agnes ? Kita semua yang ada di sini membutuhkan alasan.” Ujar Antonio.
“Sahabat Ku, Laras...” Agnes berhenti sejenak dan meletakkan tangan di atas bahu Laras, kemudian lanjut berucap “...Saat ini tengah mengandung anak Charler Eklet. Usia kandungannya saat ini sudah menginjak usia empat minggu.”
“Bagaimana jika anak di dalam kandungan sahabat Mu bukan milik Charles ?!” Sambar Fransiskus dengan wajah yang sudah berkerut.
“Benar. Seseorang yang gampang menyodorkan diri, tidak memiliki jaminan bahwa Dia hanya melakukan Nya dengan Charles.” Sambung Sisilia dengan sindiran pedas.
“Akupun setuju dengan pendapat Nyonya Sisilia. Agnes, apa Kau bisa mempertanggung jawabkan perkataan Mu ?” Paulina ikut menanggapi. Tak lupa Dia sertakan tatapan sinisnya pada Laras juga Agnes.
Antonio mengangguk pelan, dan berkata “Penolakan yang Kau dengar ini masuk akal Agnes. Jaman sekarang, semua hal bisa diakali untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Kau tidak boleh menelan mentah-mentah informasi yang diberikan, sekalipun itu dari Sahabat Mu. Dan berbicara tentang Sahabat, bagaimana bisa kau masih menyebutnya dengan penuturan halus setelah Dia berkata memiliki benih Charles di dalam kandungan Nya ?”
Agnes menggeleng pelan. Lalu angkat suara menanggapi pihak yang keberatan dengan fakta barusan, “Apapun penuturan yang Aku sampaikan, tidak ada hubungannya dengan hubungan Kami. Anak di dalam kandungan nya tidak bersalah.”
“Sejak tadi Kau terus saja berkata anak dalam kandungan, hamil, benih Charles. Apa kau tidak punya bukti yang kuat ?! Telinga ku sudah sakit, apalagi mata ini terasa perih melihat wanita itu duduk di sebelah Mu!” Geram Paulina berusaha mengontrol intonasi suaranya.
“Kau berkata seperti tidak memiliki perbuatan yang sama dengan Laras di masa lalu, Nyonya Paulina. Apa tidak ingat? Kau mengandung Charles dan menghancurkan pertunangan Tuan Antonio dengan wanita lain!” Ucap Agnes di dalam batin. Lidahnya gatal sekali ingin membeberkan fakta ini, namun Dia tahan. Dia tidak memiliki hak untuk bersuara demikian di situasi ini.
Kemudian, Agnes mengeluarkan Ipad dari dalam tas. Inilah alasan Agnes membawa tas yang dapat menampung Ipad yang menyimpan banyak bukti di dalamnya.
...*** ...
Jangan lupa like dan komen ya. Authot ingatkan lagi ya, silahkan follow akun IG @ 'ATPM_Writer'. Disana Author udah unggah beberapa visual dan juga beberapa foto yang terkait dengan Bab yang Author sudah Publish. Dress Code punya Agnes juga di unggah di sana. Nggak maksa sih, kalau Kalian Merasa imajinasi saja cukup, maka terus lanjutkan saja. Tidak ada paksaan ya. Okay, hanya itu saja, Thank you so much Darling~♡