Sikap dingin pengabaian yang berlangsung begitu lama dari tunangannya membuat seorang gadis bernama Iris takut dibuang hingga dirinya bersikap kasar, keji dan obsesi atas nama cinta kepada setiap wanita yang mendekati tunangannya sampai pada akhirnya itu membawanya dan keluarganya kepada kematian.
Di saat terakhir kematiannya, akhirnya terlihat jelas tatapan dingin benci dari tunangannya dan disadarinya jika cintanya adalah sepihak dan bodoh, tapi semuanya terlambat kini hanyalah penyesalan. Dewa yang kasihan dengan Iris memberikannya kehidupan ketiga untuk penebusan dosanya dan kebahagiaannya.
Di kehidupan barunya, Iris mencari tumpukan emas dan menyebarkan rumor palsu tentang kekasih palsunya di dalam pertunangannya demi pembatalan pertunangan. Anehnya bukan pembatalan diterima, tapi malah perasaan yang pasang surut dan manis pahit terikat melalui pembuktian cinta pangeran. Akankah perasaan Iris yang ditutup kembali terbuka? Akankah Iris bahagia?
Chasing Gold And Avoid The Prince
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliza eri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Maka Biarlah Aku Yang Menerimamu
Iris menulis surat untuk orang-orang dirumahnya supaya membawakan permata merah muda miliknya pemberian dari pangeran di saat ulang tahunnya dua tahun lalu. Iris telah mantap untuk mengubah segalanya sebagai penebusan dosa perbuatannya, ketika dia reinkarnasi dia mungkin memang bukan gadis kuat cerdas yang seperti yang ada di dalam novel-novel, tapi dia adalah gadis yang cukup dewasa dibandingkan dimasa lalu, sebab orang dewasa adalah orang yang mampu mengakui kesalahan dan meminta maaf.
'Baiklah, satu lagi penebusan dosaku tercapai, setelah semuanya tercapai aku bisa hidup tenang dengan gelimang harta," ucap Iris sambil menatap buku diary kecilnya
Disisi lain, setelah sang pangeran mengantar sang gadis suci ke kamar tamu kerajaan, sang pangeran berjalan di lorong istana menuju ruangan kerjanya, tapi anehnya tiba-tiba saja dia telah berada di aula pesta dengan suara roda jam yang bergerak
"Tik... Tik... Tik..."
Sebuah aula pesta kerajaan dengan tamu-tamu yang hadir mengelilingi pusat utama aula. Di tengah pusat aula ruangan pesta terlihat sesosok laki-laki mirip dengan dirinya mengenakan topeng dengan sosok gadis berambut hitam bertopeng dan mata hitam menggunakan pakaian pasangan putih sedang berdansa. Di saat yang sama dari pintu aula sesosok gadis bergaun merah berambut coklat menggunakan topeng sambil menggenggam erat kipas tangan miliknya, berjalan menuju ke tengah aula tanpa peduli jika itu mengganggu jalannya pesta.
"Kamu rakyat jelata... Apakah kamu tau jika Lucius adalah tunanganku?"
"Lancang sekali kamu berdansa dengan tunanganku dan mempermalukan aku yang sebagai tunangannya datang sendirian ke pesta," ucap sosok gadis berambut merah sambil mendorong gadis berambut hitam menjauh dari tunangannya
Gadis berambut putih yang di dorong terjatuh ke lantai sambil menitihkan air mata sambil berkata "Maafkan aku, aku tidak tau dan juga aku tidak memiliki pasangan dansa karena kebetulan kamu bersamaan datang di depan pintu aula jadi kami berdua masuk bersama,"
"Dan salahmu sendiri bukan datang terlambat," ucap gadis berambut hitam dengan air mata yang mengalir dengan tatapan yang rapuh
Gadis bergaun merah itu dengan cepat menjadi pusat perbincangan orang-orang yang mengelilingi pusat aula. Tidak tahan di permalukan dan melihat tangisan dari gadis berambut hitam langsung menjambaknya sampai suara lantang sosok laki-laki berambut emas yang menggunakan pakaian putih menatap dengan tatapan tajam.
"Lady Iris Drachenschatz, bisakah kamu bersikap tidak mempermalukan aku? Dan dia adalah utusan dewa yang menjadi tamu terhormat,"
"Apakah dimatamu hanya adalah haus perhatian? Hanya karena kamu terlambat kamu naik pitam karena aku masuk ke ruangan pesta dengan gadis lain?" ucap sosok laki-laki bertopeng dengan rambut emas itu membuat gadis bergaun merah berlari keluar ruangan pesta
Sang pangeran yang melihat adegan itu secara dekat tidak bisa menyentuh ataupun ikut campur adegan yang berputar, tapi karena penasaran dia mengejar sang gadis bergaun merah sampai menuju sebuah gazebo taman istana duduk dan meneteskan air mata melepaskan topeng itu.
"Aku berusaha menjadi tunangan yang baik, tapi kenapa orang-orang maupun dia tidak bisa memandang usahaku,"
"Apakah selama ini sebenarnya aku hanyalah seorang pengganggu?" ucap sang gadis bergaun merah dengan terbata-bata dan sesenggukan
"Aku tidak menyangka wanita yang begitu kuat berdiri seperti singa menangis di tempat seperti ini sendirian?"
"Sudah, jangan menangis lagi nanti kamu tambah jelek dan cepat tua, jika dia tidak mengakui usahamu maka biarlah aku yang mengakui usahamu,"
"Bahkan jika kamu ditolak olehnya biarlah aku yang menerima semua usaha yang kamu lakukan,"
Chasing Gold And Avoid The Prince