Kirana kembali ke kampung halamannya dengan tekad bulat—menuntut balas atas kematian ibunya yang tragis. Kampung yang dulunya penuh kenangan kini telah dikuasai oleh orang-orang yang mengabdi pada kekuatan gelap, para penyembah jin yang melakukan ritual mengerikan. Ibunya, yang menjadi tumbal bagi kepercayaan jahat mereka, meninggalkan luka mendalam di hati Kirana.
Apakah Kirana akan berhasil membalaskan dendam ibunya, ataukah ia akan terjerat dalam kutukan yang lebih dalam? Bagaimana ia menghadapi rintangan yang menghadang niat balas dendamnya? Temukan jawaban dari pertanyaan ini dalam perjalanan penuh ketegangan, misteri, dan kekuatan gelap yang tak terduga.
Apakah Kirana akan keluar sebagai pemenang, atau malah menjadi bagian dari kegelapan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
"Nama saya Kirana, ini adik saya Nisa, dan ini teman saya Azka dan Rizal, saya dan Nisa berasal dari kampung Sukatani pak, sudah 2 hari ibu kami menghilang pak, 2 teman saya ini yang berasal dari kota A ikut membantu saya mencari ibu, "jelas Kirana dengan suara serak menahan air mata, dia jelas sudah lelah,
"Hmmm" angguk pak Rahmat paham, dia nampak tak terkejut mendengar penjelasan Kirana, mengingat banyak juga warga kampung Kirana yang bermigrasi ke desa ini,
"Saya ingin mintak tolong pak! Saya gak tau lagi harus kemana, saya sudah mengadu pada kades Hamid, tapi pencarian hanya di lakukan setengah hari, dan saat saya dan teman teman saya mencari lagi malah mendapat serangan dari orang orang yang saya bahkan gak tau mereka siapa pak.. " suara Kirana gemetar, bulir bulir bening sudah jatuh menetes dari mata itu.
"Nak Kirana, saya tidak bisa bantu banyak, yang saya bisa hanya mempersilahkan warga Sukatani menetap disini, menampung mereka jadi warga sini, hanya itu yang bisa saya lakukan, bapak juga sudah dengar tentang kejadian kejadian di kampung itu, tapi bapak juga gak berhak ikut campur urusan kampung kalian, begini saja malam ini nginap lah di rumah bapak dulu, besok pagi kalian temui pak Imran, adik dari alm ustad Kasim, dia tau sedikit banyak tentang kampung itu, yang sabar ya nak Kirana, bapak do'akan semoga ibu nak Kirana segera di temukan dalam keadaan yang tidak kurang satu apa pun."ucap pak Rahmat...
"Aminn ya Allah" serentak mereka semua meng amin kan....
Mereka pun menginap di rumah pak Rahmat malam itu, mbak tuti segera mempersilahkan Kirana dan Nisa masuk ke kamar nya, sementara Azka dan Rizal di gelarkan ambal di ruang tamu, disanalah mereka tidur.
Pak Rahmat mempersilahkan mereka makan, dan istirahat malam itu...
Sementara itu di tempat lain........
"BAGAIMANA BISA KALIAN GAGAL MENANGKAP DUA GADIS ITU HA!!!!!" Bentak seorang pria kepada para bawahan nya.
"Ma maaf tuan kami tidak menyangka dua lelaki yang ikut bersama mereka ternyata bukan orang sembarangan, mereka bisa bela diri, dan gadis yang satu nya juga bisa bela diri, kami kewalahan menghadapi mereka" jawab salah satu anak buah nya gemetar,
"AH KALIAN SAJA YANG TIDAK BECUS! !!!!" lelaki itu pun berlalu menuju sebuah ruangan, disana ada seorang wanita cantik memakai kebaya merah marun, rambut nya tampak di sanggul dengan tusuk konde.
"Maaf nyai, mereka gagal mendapat kan dua wanita itu malam ini, bagaimana dengan ritual penebusan dosa nya nyai?" simpuh pria itu.
"Mau bagaimana lagi... Kita pakai saja ibu mereka, malam ini harus diadakan ritual penebusan dosa, kumpul semua anggota kita, kita tidak ada pilihan lain, kali ini mungkin khasiat nya tidak lama karna bukan perawan, tapi masih bisa sampai kita menemukan gadis gadis itu" ucap wanita cantik itu sambil bangkit dari tempat duduk nya.
Ibu Sari disekap, mulut nya di lilit kain, kepalanya ditutup lagi dengan kain, di tempat kan di sebuah ruangan gelap. Seseorang datang membuka pintu ruangan tersebut, buk Sari kelagapan, berusaha memberontak, dua wanita memasuki ruangan itu mengapit di kiri dan kanan memaksa buk Sari untuk bangkit, baju nya di lucuti di ganti dengan sepotong kain putih mirip seperti daster namun putih polos, hijab nya di lepas, rambut buk Sari digerai, buk Sari terus saja memberontak tapi dia kalah tenaga, tubuh nya terasa lelah, sudah dua hari dia disekap hanya segenggam nasi putih dan air putih yang mereka berikan untuk menyambung nyawa wanita ini.
Bu Sari di apit kiri kanan dengan mata yang ditutup kain putih, dipaksa terus berjalan entah kemana tujuan nya, setiba nya di sebuah padang rumput kecil di tengah tengah pepohonan terlihat api unggun besar, berada di tengah tengah puluhan orang yang berkumpul malam itu, semua nya memakai baju serba hitam, wanita nya juga memakai kebaya hitam dan rok hitam polos, rambut mereka di sanggul, mereka duduk menghadap api unggun, saat bu Sari sampai di tempat itu mereka semua serempak berdiri memberi jalan pada buk Sari yang masih diapit duan orang wanita juga, di dekat api unggun telah siap sesajian seperti buah buahan, kepala kerbau dan 4 kepala kambing, tidak lupa juga dupa dupa di bakar di tempat persembahan di dekat api unggun itu, seorang wanita yang mereka sebut nyai itu tampil ke tempat persembahan, komat kamit membaca kalimat kalimat yang entah apa artinya, buk Sari di baringkan di dekat sesajian itu kaki, tangan diikat, perlahan penutup mata bu Sari di buka, samar-samar terihat jelas wajah wajah mereka, buk Sari terkejut melihat wajah wajah yang begitu tampak tak asing,
"Kenapa kalian melakukan hal seperti ini ha??"
yang semangat dong yang semangat dong
aku penasaran nih
semangat terus pokoknya author saya tunggu lanjutan eps nya👍🔥🔥🔥