"Bapak gila ya!" sentak gadis itu.
"Iya, saya tergila-gila oleh kamu." bisikan serta kungkungan yang mampu membuat lawan bicaranya bergidik merinding.
Zander Wyat, menjadi orang gila hanya karena seorang gadis cantik berusia 19 tahun yang mampu membuatnya stres. Adik kecilnya mengacung tegak bahkan saat pertama kali bertemu dengan Leisha.
Kaburnya gadis itu membuatnya berupaya lebih keras bahkan hingga menjadi Dosen pengajar Leisha. Kenyataan pekerjaan sampingan gadis itu yang dipandang buruk dan terkesan negatif membuat Dosen satu ini memanfaatkannya agar bisa mendapatkan servis untuk adik kecilnya yang begitu mendamba Leisha.
"Ikut!"
"Ngapain?"
"Bercint*."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Olvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DLTP
"Gimana ini Mei? Nilai kita berdua kosong, barusan juga aku lihat di google Drive nggak ada nama kita, itu tandanya ada yang sengaja hapus." ucap Leisha dengan geram.
Sudah dua tahun, lebih tepatnya empat semester mereka lalui bersama dengan teman kelasnya. Tapi kenapa masih saja ada yang iseng seperti itu? Ada yang tidak suka pada mereka berdua? Kalau tidak suka ya jangan main nilai dong! Tapi Leisha juga benci kalau ada dosen yang minta pengumpulan tugas via gdrive karena memang aksesnya yang mudah membuat banyak yang nekad menghapus tugas orang lain dan tidak mudah terbongkar.
"Gapapa, coba kita pelan-pelan bilang sama Pak Zander." Mei Mei segera mengajak temannya masuk ke dalam ruangan dosen yang memang sudah menunggu mereka sejak tadi.
Tok Tok
"Permisi bapak," ucap Mei Mei sambil membuka pintu dan menunjukkan kepalanya saja.
Zander memicingkan mata, kenapa sepertinya hanya Mei Mei saja yang datang? Kemana Leisha? "Kami mau membicarakan masalah nilai yang katanya kosong."
Barulah dia lega ketika Leisha muncul di belakang gadis itu. Wajah langsung ia ubah menjadi mode serius dan cuek. "Kalian sengaja tidak mengumpulkan tugas? Saya masih berbaik hati memberitahu, kalau tidak saya biarkan dan beri nilai nol untuk kalian tanpa memberi konfirmasi!"
"Eum itu, seb-" Mei Mei gugup ketika berhadapan dengan pria yang notabenya adalah tunangannya. Sejak insiden malam pertunangan dia juga menaruh rasa segan dan takut terhadap Zander meskipun terkadang dia bersikap sedikit berani.
"Sebenarnya itu bukan atas kesalahan kami! Ada seseorang yang sengaja menghapus file yang kami kirimkan!" sahut Leisha dengan rasa tidak sabarnya.
Sebal rasanya menunggu Mei Mei menyelesaikan bicaranya yang selalu terbata-bata dan gugup. Dia tak mau mendapatkan nilai kosong hanya karena ulah orang lain yang merugikannya.
"Apa buktinya?" tanya Zander sambil menaikkan salah satu alisnya, tangan ia lipat dan menatap serius dua mahasiswi yang sedang berada di hadapannya.
'Wah! dia tak percaya padaku?' Leisha membatin dengan kesal. Untuk apa pula dia berbohong? Bahkan ketika dirinya mengerjakan tugas sulit itu saja Zander melihat dirumahnya!
"Jadi di sini bapak hanya mendukung sisi yang terlihat ya? Itu tandanya bapak tidak melihat tugas-tugas yang terkumpul secara berkala?" Leisha memutar balik pertanyaan.
"Eh! it- itu kan hak saya! Sebagai dosen, tugas saya juga banyak. Tidak hanya melihat tugas-tugas kalian secara berkala." jawab pria itu dengan sedikit gelagapan.
"Nah di sini juga hak kami untuk menyuarakan, saya kan sudah bilang beberapa hari yang lalu melalui pesan kalau sebaiknya pengumpulan tugas jangan melalui gdrive, bapak! Karena banyak oknum yang sering melakukan hal ini!" teriak sedikit keras dari Leisha.
Mei Mei bahkan langsung menarik temannya agar duduk dengan tenang. Dia takut Zander marah karena perilaku kurang ajar temannya. Namun yang ia lihat ternyata tidak seperti yang ia pikirkan.
Zander justru malah terlihat bingung. 'Kapan kamu mengirim pesan seperti itu, Sweety?'
Namun sedetik kemudian dia sadar kalau Leisha berbohong agar dia terpojok. Kalau begini kan dia yang disalahkan. "Benar, ini memang salah saya juga tapi kalian tidak bisa membuktikan kalau kalian sudah mengumpulkan tugas. Saya tidak tahu kalian membela diri seperti ini memang karena sudah mengerjakannya atau karena ada kesempatan."
Wah pria ini minta di geprek! Leisha naik pitam, dia emosi mendengarnya. "Saya ada bukti!" ucapnya yang langsung mengambil handphone membuka dan menunjukkan sebuah video.
Layar itu menunjukkan sebuah video di mana Leisha merekam layar tugas yang ia kumpulkan dengan menunjukkan tanggal, bulan, dan jam yang bahkan dia satu-satunya orang yang mengumpulkan pertama kali sejak lima jam tugas baru diberi.
Zander langsung memperbaiki duduknya dengan menelan air ludahnya susah payah. "Ehm! Lalu kamu?" dia mengalihkan pandangan untuk bertanya pada Mei Mei.
Dia benar-benar mati kutu karena tatapan tajam dan sinis Leisha berikan di sampingnya sebab telah terbukti tidak bersalah. Bahkan dari lirikannya saja dia sedikit takut. Wanita kalau marah memang menakutkan!
"Saya tidak memiliki bukti pak, tetapi saya jujur telah mengumpulkannya meskipun mepet deadline." jawab Mei Mei dengan takut. Saat ini hanya dia yang terancam nilai nol karena Leisha ternyata cerdik dengan mempersiapkan dengan baik.
"Lalu apa yang harus saya lakukan? bukti tidak ada, tugas juga tidak ada."
"Tinggal percaya apa sih susahnya," gumam Leisha yang masih di dengar pria itu karena dia masih berdiri di samping Zander.
Zander memicingkan mata, tapi dia tersenyum kecil sejenak. "Saya nggak bisa percaya dan memberikan kamu nilai karena tidak bisa membuktikan, Leisha bisa membuktikan maka saya memberinya kesempatan untuk mengirimkan tugasnya ulang."
Mei Mei hanya diam, dia tahu saat ini posisinya tidak enak. Mau marah pun dia tak memiliki bukti, alhasil dia hanya menunggu ucapan pria itu selesai saja. "Yaudah suruh Mei Mei kirim ulang juga saja pak, orang yang berbaik hati pasti hidupnya juga akan bertemu orang baik." seru Leisha lucu.
"Kenapa harus?" tanya Zander masih tak mau mengalah.
"Ck! Yaudah lah kalau nggak mau yasudah!" dia beranjak dari lokasinya menuju temannya yang duduk di sofa.
"Maaf ya Mei, gabisa bantu lagi." ucapnya sedikit sedih.
Mei Mei mengangguk, dia tak mempermasalahkannya karena memang Leisha juga sudah membelanya tadi. Semuanya berada di tangan Zander. "Nggak papa."
Melihat hal itu, Zander menghela nafas perlahan. "Yasudah, saya putuskan kamu juga bisa mengumpulkan ulang tapi berupa print dikumpulkan sekarang." ucapnya yang membuat kedua teman dekat itu tersenyum senang.
"Saya juga?" tanya Leisha.
"Tidak, saya menghukum Mei Mei karena tidak bisa membuktikannya dengan mencetak semua tugas yang dikerjakan dan kumpulkan di sini, sekarang!"
"Baik, saya permisi dulu pak," Mei Mei dengan cekatan meminta izin untuk keluar dari ruangan ini agar bisa cepat menuju tukang foto copy dan menunjukkannya pada pria itu demi nilainya aman.
"Ikut!" seru Leisha ketika melihat temannya hendak beranjak.
"Kamu di sini untuk menjelaskan secara langsung tugas yang sudah kamu kerjakan! Itu hukuman untuk kamu," sahut Zander cepat.
"Loh! Saya kan sudah menunjukkan bukti bahwa saya tidak bersalah?"
"Udahlah Lei, gapapa kamu di sini aja dari pada ikut capek. Tempatnya juga lumayan jauh, lagi pula nanti aku juga ke sini lagi." ucap Mei Mei yang menyetujui ucapan dosennya.
Leisha hanya bisa menghela nafas kasar dan pasrah. Akhirnya dia mengangguk dan terpaksa membiarkan temannya pergi tanpa diikuti dengannya.
Zander tersenyum miring, dia meminta Leisha untuk mendekat dengannya dan membuka laptop sekalian untuk menjelaskan tugas yang dia kerjakan.
"Bapak jangan macam-macam!" sentak Leisha.
Gimana nggak kesal? Asik-asik menjelaskan, tangan pria itu justru malah tanpa tahu malu mulai menggrayangi pahanya yang tertutup dress. "Hanya satu macam," balasnya sambil tersenyum senang.
"Stop! Bapak!"
"Ah!"
Bersambung.
hati2 leisha...