NovelToon NovelToon
Not Life In A Dream

Not Life In A Dream

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cintamanis / Model / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Salsa Salsa

Dipaksa pulang karena suatu perintah yang tak dapat diganggu gugat.
ya itulah yang saat ini terjadi padaku.
seharusnya aku masih berada dipesantren, tempat aku belajar.
tapi telfon hari itu mengagetkanku
takbisa kuelak walaupun Abah kiyai juga sedikit berat mengizinkan.
namun memang telfon ayah yang mengatas namakan mbah kakung tak dapat dibantah.
Apalagi mbah kakung sendiri guru abah yai semakin tak dapat lagi aku tuk mengelak pulang.

----------------------------------
"entah apa masalahmu yang mengakibatkan akhirnya kita berdua disini. tapi aku berharap kau tak ada niat sekali pun untuk menghalangiku menggapai cita2ku" kataku tegas. takada sama sekali raut takut yang tampak diwajahku

masabodo dengan adab kali ini. tapi rasanya benar2 membuatku ingin melenyapkan seonggok manusia didepanku ini.

" hei nona, bukankah seharusnya anda tidak boleh meninggikan suara anda kepada saya. yang nota bene sekarang telah berhak atas anda" katanya tak mau kalah dengan raut wajah yang entah lah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsa Salsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

BAB 11

Kami saling diam.

Yah tanpa suara. Setelah perkataannya yang terakhir terucap. Aku takut, aku goyah, tapi entahlah.

Aku tak tau kalimat apa yang harus kukeluarkan dari mulut ini. Rasanya tercekal menohok begitu dalam. Kuharap ia akan kembali berucap entah tentang apa pun. Terserahnya.

Aku tak berani untuk menatapnya kali ini. Perkataan yang begitu dalam. Aku tau itu. Dia benar- benar berkata dari hatinya. Aku merasakannya.

“Ok, kalau memang kamu benar- benar menginginkan sebuah perjanjian maka akan kukabulkan”. Katanya setelah kita terdiam cukup lama.

“Tak hanya aku tapi kakak juga. Kita, kita yang akan membuatnya. Tak ada nanti rasa sesal di belakang”. Kataku menanggapi.

Helaan nafas terdengar untuk yang kesekian kali. Aku tau dari caranya melakukan itu sepertinya ada beban begitu berat yang telah ia pikul sendirian.

“Baik, tunggu sebentar kuambul kertas dulu”. Katanya lalu pergi masuk kedalam rumah.

Aku hanya berani menatap punggungnya yang ternyata begitu tegap. Aku kembali tersadar bukannya semua aktor menjual visualnya selain bakat berakting tentunya.

Huh rasanya begitu aneh orang yang hampir setiap hari menjadi bahan obrolan teman- temanku di sana sekarang malah berada tepat di dekatku bahkan benar- benar bisa kugapai bila aku mau.

“Tulis semua, semua hal yang kamu inginkan dariku, semua hal yang tak kau inginkan dilakukan oleh pasangan impianmu”. Perkataan yang sebenarnya sedikit mengejutkanku apalagi saat selembar kertas HVS mendarat dihadapkanku beserta sebuah bolpoin yang sudah siap untuk kugunakan.

Kutatap wajahnya yang telah kembali ke posisi semula. Alis kanannya terangkat saat tatapan mata kami sama- sama beradu tak sengaja.

Ia mengangkat kertas yang sama sambil tersenyum samar. “Aku juga melakukan hal yang sama. Kan kutulis apa saja yang kuinginkan darimu dan juga apa saja yang kuimpikan dari pasangan impianku”.

Aku mengangguk. Lalu menulis segala hal yang menjadi beban pikiranku sejak semalam. Segala ketakutanku dengannya. Pokoknya semua apa pun itu.

Entah berapa menit yang kita habiskan untuk sama- sama menulis semua hal yang ada di dalam otak ini. Tapi yang pasti di antara kami berdua dia yang terlebih dulu selesai.

“Apa poin pertamamu?”. Tanyanya saat tau aku telah menyelesaikan tulisanku.

“Apakah kita akan melakukan semua lis dari kedua kertas ini?”. Tanyaku tanpa lebih dulu menjawab pertanyaannya.

“Bagaimana menurutmu?”. Tanyanya balik sambil tetap menatapku sedari awal.

“Kita urai semua lis kita dan yah, kita bisa menentukan hal apa saja yang baik untuk kita berdua kedepannya atau malah bisa juga untuk selamanya”. Jawabku yang tak mau egois kali ini.

“Baik, kita mulai dengan ini”. Katanya sambil mengangkat kertas milikku. “Poin pertama kau ingin tetap melanjutkan pendidikanmu”. Katanya yang sekilas lebih kepada sebuah pertanyaan.

“Aku masih punya begitu banyak tanggung jawab di sana dan juga aku belum menyelesaikan ngajiku”. Jawabku mantap. Yah itulah salah satu hal yang paling kupikir keras sejak semalam.

Apakah aku bisa kembali ke Pasuruan. Atau pada akhirnya aku akan berhenti di tengah jalan tanpa bisa menyelesaikan tujuan.

“Aku tak akan menghalangimu untuk menggapai semua impianmu kalau kau tau itu. Aku tak mau menjadi penyebab seorang gadis yang telah diusahakan masa depannya oleh kedua orang tuanya terputus begitu saja tanpa sampai puncak”.

“Kamu bisa menjamin hal itu. Karena jujur saja mungkin aku masih membutuhkan sekitar satu setengah hingga dua tahun untuk menyelesaikan ngajiku”. Jelasku yang ingin berusaha menjelaskan bagaimana sebenarnya keadaanku.

“Tak masalah pun apa bila suatu hari nanti ternyata kau ingin melanjutkan pendidikanmu lebih jauh lagi itu pun tak apa. Aku akan menjadi garda terdepan sebagai orang yang paling mendukung semua impianmu”. Jelasnya yang tampak begitu enteng mengucapkan kalimat demikian.

“Ok, kita lanjut ke lis yang kedua kau tak mau ini di publikkan”. Katanya yang ku jawab dengan anggukan mantap. “Kenapa kamu menulis hal ini?”.

“Aku takut jujur. Aku masih takut dengan segala kemungkinan dari segala penjuru dan yang utama aku masih takut dengan pikiranku sendiri kali ini”.

“Apa maksudmu dengan hal itu?. Aku tak masalah kalau kita mempublikkan tentang hal ini. Aku siap atas segala konsekuensinya karena memang aku lah akar penyebabnya. Aku sudah menjelaskannya bukan”. Tanggapan yang sebenarnya diluar prediksiku.

“Memang kakak tak masalah. Tapi apakah kakak bisa menjamin bahwa semua orang di luaran sana bisa menerimaku untuk berada di samping kakak. Enggak, aku yakin itu. Jadi biarkan seperti ini dulu toh aku pun akan kembali ke tempatku lima hari lagi. Dan kita akan membutuhkan waktu yang lama untuk kembali bertemu”.

“Apa kau sangat senang tak berjumpa denganku dalam waktu yang begitu lama”. Katanya dengan nada yang sedikit dibuat- buat.

“Secara tidak langsung itu akan memberikan kita waktu untuk saling menyiapkan diri, memperbaiki diri dan menjadi versi paling baik saat kita bertemu lagi bukan”. Jawabku mencoba mode bijak.

“Masuk akal. Tapi aku akan tetap mendaftarkan pernikahan ini walaupun kau juga tak setuju. Hanya itu yang bisa kulakukan bukan, untuk antisipasi dengan keadaan yang tak kita harapkan kelak”.

1
Nurul Awula
kak kenapa belum up kk
Nurul Awula
up lagi dong tor ♥️
Nurul Awula
penasaran banget udah ini cerita kamu bikin nagih tor ♥️🤭
Nurul Awula
tor ayo up dong tor😌
Nurul Awula
masih tetap menunggu tor ♥️😊
sabil: ok tunggu ya kak🫶🫶🥰🥰🥰
total 1 replies
sabil
malam ya kak ya.
kalo siang ada jadwal yang lebih penting.
makasih ya dukungannya🙏🙏🫶🫶
Nurul Awula
aku selalu menunggu nya tor sehari sampe tiga kali cek hp udah up atau belum ♥️🤭
Nurul Awula
up dong tor cinta banget sama alur ceritanya ♥️
sabil: sabar ya kak
total 1 replies
Gái đảm
Nggak percaya aku bisa habisin baca cerita ini dalam sehari!
Yusuo Yusup
Bikin terinspirasi.
sabil: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!