Han Yu, yang dianggap berbakat kini di anggap sia sia setelah membangkitkan akar elemen petir bintang satu dan Spirit War batu retak warna putih. Membuat dirinya menjadi bahan ejekan banyak orang.
Namun, saat batu itu berubah menjadi energi yang memasuki tubuhnya, Han Yu merasakan pencerahan tentang kekuatan luar biasa dari Spirit War batu retak satu langkah menempuh jutaan mil, satu lambaian menghancurkan planet, dan satu pukulan membakar musuh.
Setelah tersadar, Han Yu tertawa bahagia, "Aku akan menjadi Dewa Perang tak terkalahkan!" Namun, orang-orang hanya bisa berkata dengan iba, "Kasihan, seorang jenius yang kini menjadi gila."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Upacara Kedewasaan.
Bab 1. Upacara Kedewasaan.
Di bawah hamparan langit biru yang tak berbatas, terhampar sebuah daratan megah yang dikenal sebagai Benua Tianwu. Tempat ini adalah dunia di mana seni bela diri tidak hanya menjadi jalan hidup tetapi juga fondasi dari segala hal. Di sini, setiap napas dipenuhi oleh energi Qi yang melimpah, memberkati tanah, air, dan udara dengan kekuatan spiritual yang murni.
Benua Tianwu adalah mahakarya alam semesta, dihiasi dengan pegunungan megah yang menjulang, lembah-lembah yang diselimuti kabut Qi, dan hutan purba yang menyimpan rahasia dari zaman dahulu kala.
Sungai yang berkilauan membelah daratan, membawa aliran Qi yang tampak seperti cahaya surgawi, sementara danau-danau di pedalaman memantulkan sinar bulan, menciptakan pemandangan yang menghipnotis.
Di antara keindahan ini berdiri kota-kota besar, dikelilingi oleh tembok tinggi yang melindungi pusat-pusat kultivasi. Menara kultivasi menjulang di atas atap rumah-rumah, menjadi tempat di mana para kultivator melatih diri untuk menyerap dan mengolah energi Qi.
Namun, tidak semua tempat memiliki menyamar kultivasi. Yang memilikinya hanyalah mereka yang memiliki latar belakang yang besar. Di benua Tianwu tidak semua tempat ramah bagi manusia. Beberapa wilayah dikenal sebagai Zona Qi Berbahaya, di mana energi tidak stabil, memakan mereka yang berani mendekat tanpa persiapan.
Energi Qi di Tianwu adalah anugerah terbesar yang diberikan alam. Energi Qi membentuk segalanya, mulai dari kekuatan seseorang hingga hubungan mereka dengan dunia.
Di berbagai wilayah benua ini, kepasaran energi Qi berbeda-beda. Qi Dasar ditemukan di dataran rendah, sementara Qi Langit hanya ada di tempat-tempat sakral seperti puncak gunung atau gua kuno.
Bagi penduduk Tianwu, menyerap Qi adalah hal mendasar dalam hidup. Qi tidak hanya memperkuat tubuh tetapi juga membuka jalan menuju kekuatan yang luar biasa. Dengan Qi, seseorang dapat melampaui batas kemanusian menempuh jalan kultivasi hingga akhirnya menjadi seorang kultivator dengan tujuan yang sudah pasti yaitu Jalan Keabadian yang abadi.
Sejak kecil, setiap anak di benua Tianwu diajarkan bahwa seni bela diri adalah segalanya. Tidak hanya sebagai alat untuk bertahan hidup, tetapi juga sebagai cerminan jiwa seseorang. Perjalanan kultivasi di Tianwu terdiri dari tiga tahap besar.
Pertama: Memadatkan Dantian.
Dantian, pusat energi dalam tubuh, adalah fondasi pertama bagi setiap kultivator. Dengan meditasi yang intens dan pelatihan keras, seseorang dapat memadatkan Dantian mereka, menjadikannya wadah yang kokoh untuk menyimpan Qi. Pemadatan yang sempurna adalah langkah pertama menuju kekuatan sejati.
Membangkitkan Akar Elemen
Setelah Dantian terbentuk, langkah berikutnya adalah membangkitkan Akar Elemen, yang merupakan koneksi spiritual seseorang dengan alam. Lima elemen dasar — Api, Air, Tanah, Angin, dan Logam — adalah yang paling umum ditemukan. Namun, legenda juga berbicara tentang elemen langka seperti Petir, Cahaya, atau Kegelapan, yang hanya muncul pada individu berbakat.
Membangkitkan Spirit War.
Tahap akhir setelah membangkitkan dantian dan akar elemen adalah membangkitkan Spirit War. Spirit War sendiri adalah perwujudan sejati dari semangat bela diri seseorang.
Proses ini dilakukan melalui Upacara Kebangkitan, sebuah ritual sakral yang melibatkan penyaluran Qi ke dalam Dantian, menguatkan jiwa seorang seniman beladiri dan di saat yang sama membangkitkan Spirit War dengan semangat seni beladiri masing-masing.
Spirit War dapat berupa senjata legendaris, makhluk mistis, atau bahkan elemen murni. Mereka tidak hanya menjadi sumber kekuatan, tetapi juga teman dan pelindung bagi pemiliknya.
--
Benua Tianwu adalah dunia yang dipenuhi oleh kehidupan. Kota-kota besar, seperti Lembah Langit dan Kota Seribu Harimau, adalah pusat dari segala aktivitas. Di sini, dojo-dojo besar berdiri megah, tempat para pemuda belajar seni bela diri di bawah bimbingan para tetua dan master kultivasi.
Namun, kehidupan di Tianwu bukan tanpa konflik. Sekte-sekte besar dan klan-klan kuno memegang kekuasaan, sering kali berkompetisi untuk menguasai wilayah dengan Qi yang melimpah. Perang perebutan kekuasaan ini adalah hal yang lumrah, menciptakan ketegangan yang terus membara di seluruh benua.
Setiap tahun, Tianwu mengadakan Festival Kebangkitan, di mana generasi muda mencoba membangkitkan Spirit War mereka di hadapan para tetua. Mereka yang berhasil akan diakui sebagai kultivator sejati dan berhak memasuki sekte-sekte besar.
Di benua ini, terdapat empat kerajaan besar yang terletak di wilayah timur, barat, utara, dan selatan.
Di wilayah timur berdiri Kerajaan Qingyu, di wilayah barat ada Heiyu, di wilayah utara ada Wushuang, dan di wilayah selatan ada Longwu.
Mari kita fokus pada wilayah timur, di Kerajaan Qingyu.
Jauh dari Kerajaan Qingyu yang agung, di sebuah tempat di wilayah pinggiran yang jauh dari keramaian, terdapat sebuah desa bernama Desa Kayu Hitam.
Desa ini sangat unik karena di tengah-tengahnya berdiri sebuah pohon besar dengan batang berwarna hitam. Kayunya sangat kuat, kokoh, dan berat.
Menurut cerita para leluhur, pohon ini pernah disambar petir dan hangus terbakar. Namun, alih-alih mati, pohon itu justru semakin kuat dan memiliki jejak elemen petir yang menyertainya.
Pada saat insiden tersebut terjadi, salah satu cabang pohon yang sebesar lengan orang dewasa jatuh dan tertancap di tanah. Cabang kayu itu memiliki panjang sekitar 4 meter.
Namun, beratnya sungguh luar biasa. Selama puluhan tahun, tidak ada yang berhasil mencabutnya, bahkan orang dewasa dan orang tua sekalipun. Cabang itu seolah berdiri kokoh, menunggu sang pewaris datang untuk mencabutnya sendiri.
Sejak saat itu, pohon hitam ini dijadikan simbol harapan, kekuatan, dan kehidupan bagi warga desa. Fenomena kebangkitan pohon yang tadinya biasa saja, menjadi sangat luar biasa setelah tersambar petir, telah menjadi motivasi bagi penduduk desa, terutama bagi para generasi muda.
Di desa ini, setiap anak yang telah mencapai usia 10 tahun akan memulai upacara kedewasaan yang diadakan setiap tahun. Upacara ini bertujuan untuk membantu membentuk dantian dan membangkitkan akar elemen dalam diri mereka.
Di benua Tianwu, terdapat tiga tingkatan kualitas akar elemen:
Tingkat rendah (bintang 1-3),
Tingkat menengah (bintang 4-6),
Tingkat tinggi (bintang 7-9).
Begitu juga dengan Spirit War yang dibangkitkan, yang juga dibagi menjadi tiga tingkatan yang sama:
Rendah (ditandai dengan warna putih),
Menengah (ditandai dengan warna emas),
Tinggi (ditandai dengan warna merah).
Pagi itu, suasana desa masih terasa sejuk dengan embusan angin lembut yang membawa aroma embun pagi. Di depan sebuah rumah sederhana, seorang pemuda berusia 14 tahun berdiri sambil memegang tongkat kayu kecil. Wajahnya penuh semangat, matanya bersinar, dan suaranya menggema di antara rumah-rumah yang masih diselimuti sisa kabut pagi.
"Kakek, Ling Yue! Cepat, ayo kita pergi ke lapangan desa! Upacara kedewasaan akan segera dimulai. Kita tidak boleh terlambat!" teriaknya penuh semangat sambil melompat-lompat kecil di depan pintu rumah.
Tak lama, suara langkah berat terdengar dari dalam rumah. Sang kakek, seorang pria tua dengan tubuh tinggi dan kekar—hasil dari masa lalu sebagai veteran perang—muncul sambil membawa tongkat panjang yang biasa membantunya berjalan. Meskipun usia senjanya telah membuat gerakannya lebih lambat, tubuh kekarnya masih tampak kuat dan penuh wibawa. Di belakangnya, seorang gadis kecil berusia sekitar 10 tahun dengan rambut tergerai muncul sambil mengikat tali sepatunya dengan tergesa-gesa.
"Tenanglah, Han Yu," ujar sang kakek dengan suara tenang namun penuh wibawa. "Ini masih pagi, dan upacara itu baru akan dimulai tiga jam lagi," ucapnya.
Adik Han Yu, yang bernama Ling Yue, tersenyum sambil menyahut, "Iya, Kak Han Yu. Kakek benar, kamu tidak perlu teriak-teriak seperti itu. Semua orang pasti sudah tahu upacara ini penting."
Han Yu terkekeh kecil sambil menggaruk kepala. "Maaf, aku hanya terlalu bersemangat. Ini kan hari penting bagi kita semua!"
Tanpa membuang waktu lagi, mereka bertiga mulai berjalan menyusuri jalan setapak menuju lapangan desa, di mana kerumunan orang sudah mulai berkumpul. Suara musik tradisional dan gemuruh obrolan penduduk mulai terdengar, menambah suasana meriah pagi itu.
Setelah berjalan sekitar setengah jam, akhirnya mereka tiba di lapangan desa. Kakek Han Yu segera disambut oleh orang-orang, karena semua orang tahu bahwa dirinya adalah seorang mantan veteran perang Kerajaan Qingyu yang sangat dihormati dan disegani.
Sementara Han Yu saat ini sedang menikmati suasana yang meriah. Ling Yue sudah pergi bersama dengan teman-temannya yang lain, karena selain cantik, dia juga sangat berbakat dan menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan menjadi seorang calon kultivator yang hebat. Itu sudah terlihat dari dirinya yang saat ini sudah mencapai tingkat Penguatan Fisik level 5, yang cukup langka pada anak-anak seusianya.
Han Yu juga sangat luar biasa. Di usianya yang baru 14 tahun, kekuatannya sudah mencapai tahap Penguatan Fisik level 9 tahap puncak. Cukup membuatnya menjadi sosok yang dikagumi dan disegani. Ditambah dengan sikapnya yang rendah hati dan tidak sombong, membuat kepribadiannya disukai banyak orang.
Hanya saja, terkadang orang-orang lebih cenderung merasa sungkan karena merasa rendah diri.
Namun, jika ada yang suka, pasti ada yang membenci. Di antara mereka semua, selalu ada saja orang yang tidak suka dengan kehadiran Han Yu, karena kehadirannya mencuri semua pusat perhatian yang seharusnya dia dapatkan. Pemuda itu adalah Gong Lei, dari klan Gong, yang memiliki kemampuan hampir setara dengan Han Yu dan saat ini berada di tingkat Penguatan Fisik level 8 tahap puncak.
Di Benua Tianwu tahapan kultivasi di bagi dua tingkat. Tingkat Fana dan Tingkat Dewa.
Tingkat Fana
1. Penguatan fisik.
2. Pengumpulan Qi.
3. Evolusi tubuh.
4. Kebangkitan Jiwa.
5. Kesempurnaan
6. Bumi.
7. langit.
8. Surga.
9. Immortal.
Tingkat Dewa.
1. Dewa Sejati
2. Dewa Agung
3. Dewa Bintang
4. Dewa Bulan
5. Dewa Matahari
6. Raja Alam
7. Penguasa Alam
8. Penguasa Agung
9. Penguasa Abadi.
Masing-masing memiliki 9 level dan setiap levelnya di bagi menjadi tiga tahap. Tahap awal, menengah dan puncak.
semangat terus kak author, semoga sehat selalu, biar bisa up terus💪🏻💪🏻💪🏻