Brielle dibuang keluarganya saat masih bayi dan ditemukan kembali setelah bertahun-tahun, namun diperlakukan sangat buruk. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah rahasia besar dibalik alasan dia dibuang sejak bayi. Dia bahkan dibenci oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka lebih menyayangi anak angkat yang licik dan manipulatif.
Untuk meluapkan kebencian mereka, saudara laki-lakinya sengaja menyertakan Brielle dalam sebuah program televisi untuk menyingkirkannya. Dalam variety show yang disiarkan secara langsung, para tamu kehilangan kontak dengan tim program. Perla yang terkenal sebagai selebriti yang baik hati dan lemah lembut mencoba untuk mengisolasi Brielle Camelia.
Saat menghadapi pengganggu, Brielle menyerang semua orang tanpa pandang bulu. Ia melepaskan diri di dalam hutan, mengaum bak singa, mengguncang akar pohon yang merambat, merangkak, mencuri pisang dari monyet, memukuli setiap hewan yang ditemuinya. Namun dia tidak tahu bahwa hutan itu penuh dengan kamera tersembunyi. Segala sesuatu yang terjadi di hutan direkam oleh kamera dan disiarkan secara langsung.
Brielle membalas semua perlakuan buruk keluarganya dan bahkan menghancurkan mereka dengan cara yang luar biasa. Seorang pria tampan dan kaya, ternyata selalu mendukungnya di balik layar. Bagaimanakah kisah akhir Brielle? Rahasia apa yang ditemukannya? Akankah dia memiliki akhir yang indah dan menemukan cinta sejati setelah dendamnya terbalaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meta Janush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25.
“Kau masih saja ingin memodohiku dan terang-terangan membohongiku. Kau bilang kalau pembantu jahanam itu sudah kau kirim ke penjara! Tapi kau tidak tahu kalau aku mengetahui semuanya!” ujar Brielle lagi yang membuat Jordan tak bisa berkata-kata.
Perla merasa tidak senang dengan perkataan Brielle, lalu berkata, “Kenapa kau menguping pembicaraan orang lain? Dasar tidak berpendidikan!”
“Ya, aku memang tidak memiliki pendidikan bagus sepertimu. Tapi setidaknya aku tidak merasa senang dan nyaman dengan menikmati kehidupan orang lain yang bukan milikku. Bahkan ingin membunuh orang yang kau rampas haknya.” ujar Brielle. “Aku tidak sanggup menyakiti orang lain dan membuat seseorang hampir mati.”
“Aku tak sanggup menirumu, Perla. Kau terlalu baik dalam melakukan kejahatan. Aku tidak sanggup menjadi sepertimu. Lebih baik aku menjadi diriku yang gila daripada menjadi orang jahat dan pembunuh!” ujar Brielle lagi.
Jordan langsung memucat wajahnya dan ekspresi matanya terlihat sedih. Dia baru tersadar sekarang ketika dia menuduh Brielle bersikap kejam dan kasar, dia menyadari bahwa ada yang salah. Ada sesuatu yang membuat Brielle bersikap seperti itu pada mereka selama ini.
Penonton yang masih melihat dan mendengarkan siaran langsung sontak heboh dan terkejut dengan terungkapnya sebuah kebenaran. Mereka pun mulai berkomentar dengan keji mengecam keluarga Galasti.
“Brengsek! Keluarga Galasti sungguh keterlaluan! Mereka bahkan membantu pelaku kejahatan, mereka membelikan pembantu jahat itu sebuah vila dan memberinya banyak uang? Keterlaluan sekali. Keluarga Galasti tidak peduli pada Brielle sama sekali!”
“Brielle sudah lama menderita. Dia tidak pantas menjadi anggota keluarga Galasti yang jahat. Semoga di kehidupan berikutnya, Brielle tidak bertemu lagi dengan keluarga brengsek itu.”
“Aku tak menyangka betapa menjijikkannya keluarga Galasti! Mereka melakukan banyak perbuatan buruk dan masih menuduh Brielle menguping pembicaraan mereka? Apa mereka pikir perbuatan mereka itu bermoral? Arrrgggggg rasanya aku ingin menghajar keluarga tidak tahu malu itu.”
“Brielle, bersabarlah. Jangan pernah memaafkan keluarga sampah itu. Jangan pernah kembali ke keluarga Galasti! Orang-orang sampah tak berperasaan seperti mereka tidak pantas memohon pengampunanmu.”
“Yang dikatakan Brielle ada benarnya. Meskipun yang menukarnya waktu bayi adalah ibu Perla, tapi Perla yang mendapatkan semua keberuntungan. Perla yang paling jahat dan bersalah seperti ibu kandungnya. Seharusnya dia mengembalikan semua hak Brielle bukannya malah ingin membunuh Brielle!”
“Aku marah sekali ingin mencabik-cabik kedua orang munafik itu! Aku bersumpah Perla dan keluarga Galasti akan hidup menderita dan menerima karma atas semua perbuatan jahat mereka pada Brielle!”
“Jordan juga jahat dan tak punya otak! Dia bahkan ikut membantu pembantu jahat itu yang membuat adik kandungnya menderita dan memberikan semua kemewahan pada Perla. Apa sebenarnya isi kepalanya? Ketika dia mengatakan semuanya, apakah dia tidak pernah berpikir bahwa Brielle sudah menderita begitu lama?”
“Brielle adalah korban dari kekejaman mereka. Dia menderita sejak lama. Kenapa mereka memaafkan penjahat yang sudah membuat hidup Brielle sengsara?”
“Perla tidak tahu malu. Dia meminta keluarga Galasti untuk memaafkan ibu kandungnya? Apa dia pernah berpikir seberapa menderitanya Brielle selama ini gara-gara ulah ibu kandung Perla?”
“Dasar sekumpulan manusia sampah! Manusia sampah berkumpul bersama-sama menjadi sampah busuk yang melakukan perbuatan busuk! Kusumpahi mereka mati busuk dan menderita atas perbuatannya.”
Sementara itu disaat bersamaan, ditepi sungai percakapan ketiga orang itu masih berlanjut. “Brielle….aku…..” Jordan hendak bicara tapi langsung dihentikan oleh Perla.
“Bang Jordan, jangan dengarkan omong kosong Brielle. Aku tidak pernah bermaksud menyakitinya. Bukankah biasanya aku memintamu agar membiarkannya? Apakah kau lupa? Aku selalu memintamu agar bersabar menghadapi Brielle.” ucap Perla menatap Jordan dengan mata basah airmata.
Jordan termenung. Apa yang dikatakan Perla itu benar. Sejak Brielle kembali kerumah keluarga Galasti, dia selalu menargetkan Perla. Setiap kali dia melihat Perla di buli, Perla bahkan selalu mengucapkan hal-hal baik tentang Brielle. Dia selalu mengatakan pada mereka agar tidak menyalahkan Brielle.
Tetapi sekarang, Brielle mengatakan bahwa Perla selalu ingin membunuhnya. Sepertinya Brielle memang sudah gila. Untuk mengusir mereka, dia bahkan berbohong. Jordan menggelengkan kepala dengan tatapan kecewa berkata, “Sekarang kau hanya tahu menyiramkan air kotor kewajah Perla.”
“Tidak ada gunanya berbicara denganmu. Suasana hatiku sedang buruk dan tak ingin membuang waktu mengajarimu. Ketika kita kembali ke kota nanti, aku akan membicarakan hal ini dengan orangtua kita dan mencarikan seorang dokter kejiwaan untukmu.” ujar Jordan.
“Menurutku kau yang perlu bertemu dengan dokter, bukan aku. Kurasa otakmu bermasalah atau jangan-jangan seluruh keluarga Galasti memang bodoh dan otaknya rusak.” Brielle berkata seraya menatap Jordan dingin.
“Kau…..” Jordan marah dan menatap tajam pada Brielle. Tapi kali ini dia tidak mampu berkata-kata lagi. Dia menarik napas dalam-dalam untuk menekan kemarahannya. Dengan suara pelan berkata, “Aku tidak mau bertengkar dengan mu sekarang. Aku hanya meminta mu agar berbagi makanan dengan kami.”
“Tidak!” sahut Brielle.
“Kau egois sekali Brielle! Aku ini saudara laki-lakimu, ingat ya….aku akan menghajarmu suatu hari nanti. Ingat itu!” pekik Jordan penuh amarah. “Ayo, kita ikat dia bersama-sama. Berikan dia pelajaran, jika dia memberontak hajar saja! Dia sudah biasa menderita sejak kecil, kulitnya tebal dan tidak masalah jika dia dipukuli.”
Semua orang kelaparan. Begitu mereka mendengar ucapan Jordan, mereka tidak merasa ada yang salah. Mereka hanya berpikir bahwa Brielle terlalu pelit dan egois jadi wajar jika mereka memberinya pelajaran. Ketika seseorang berada dalam bahaya, mereka saling mendukung dan tidak egois seperti dia.
Mereka pun mulai mengumpulkan kayu untuk dijadikan alat menghajar Brielle. Ada yang mengambil kayu besar dan batu untuk dijadikan alat menghajar Brielle. Mereka mengelilingi Brielle dengan tatapan penuh kebencian. Mereka ingin menghajarnya dan mengambil makanannya.
Brielle hanya diam menatap mereka seolah-olah ketiga orang itu adalah orang bodoh. Sepertinya sekumpulan orang bodoh ini seolah dicuci otaknya oleh Jordan. “Brielle, sudah terlambat! Sebaiknya kau menyerah sekarang. Aku tidak mau menyakitimu tapi aku tidak segan melakukannya jika terpaksa.” ucap Jordan.
“Enyahlah!” ucap Brielle.
Jordan menggelengkan kepalanya, “Karena kau tetap bersikeras, jangan salahkan aku…..”
Jordan melambaikan tangannya dan mereka mengangkat senjata ditangan untuk menyerang Brielle. Namun beberapa saat kemudian terdengar suara, Brielle bertepuk tangan dan menendang Perla.
Dia menatap orang yang terpental dan jatuh ketanah dengan jijik. Lalu dia berkata, “Apa kau tidak waras? Aku sudah memukulimu dua kali tapi kau masih berani melawanku?”
Ekspresi wajah mereka langsung berubah melihat perbuatan Brielle. Lalu Brielle berkata lagi, “Tadi, ketika kalian tidak lapar kalian bisa menghajarku. Sekarang kalian kelaparan sejak lama, kalian tidak bisa mengalahkanku.”
“Atau, jangan-jangan kalian yang tidak pandai berkelahi ya? Ckckck…..sudahlah bodoh dan lemah tapi masih petantang petenteng sok jago disini!” ujar Brielle lagi. “Sudah tak bisa tertolong lagi, aku semakin takut berada didekat sekumpulan orang bodoh dan jahat seperti kalian.”
apa su tdk ad klanjutanya🤔🤔🤔