NovelToon NovelToon
Time Travel Terjebak Di Tahun 1990

Time Travel Terjebak Di Tahun 1990

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:48.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Monika (23), seorang aktris multitalenta dengan karier gemilang, harus menghadapi akhir hidupnya secara tragis, kepleset di kamar mandi! Namun, bukannya menuju alam baka, ia justru terbangun di tubuh seorang wanita asing, dalam satu ranjang dengan pria tampan yang tidak dikenalnya.

Saat matanya menyapu ruangan, ia segera menyadari bahwa dunia di sekitarnya bukanlah era modern yang penuh teknologi. Ia terjebak di masa lalu, tepatnya tahun 1990! Sebelum sempat memahami situasinya, penduduk desa menerobos masuk dan menuduhnya melakukan dosa besar: kumpul kebo!

Lebih parahnya lagi, tunangan asli pemilik tubuh ini datang dengan amarah membara, menuntut pertanggungjawaban. Monika yang dikenal mulut tajam dan suka tawuran harus mencari cara untuk keluar dari kekacauan ini. Bagaimana ia bisa bertahan di masa lalu? Dan siapa sebenarnya pria tampan yang terbangun bersamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apakah Punya Mu?

Lin Momo mengikuti Yan Zhi menuju sebuah mobil hitam yang terparkir di pinggir jalan desa. Kendaraan itu terlihat mengilap dan mewah, sesuatu yang sangat jarang ditemui di pedesaan tahun 1990.

Ia menatap suaminya yang berjalan dengan santai menuju mobil itu. Dengan sedikit ragu, ia bertanya, “Mobil ini…apakah punyamu?”

Yan Zhi menoleh sekilas dan tersenyum tipis. “Tidak, aku hanya menyewanya khusus untukmu pindah ke rumahku.”

Lin Momo mengernyit. Entah kenapa, ia merasa jawaban itu terdengar seperti kebohongan. Namun, ia tidak ingin terlalu banyak bertanya, untuk saat ini.

Ia masuk ke dalam mobil dan langsung terkesima. Kursinya empuk, interiornya bersih dan berkelas.

"Mobilnya.... Lumayan lah ya..!" ucap Lin Momo.

"Lumayan? Bukankah ini mobil sangat bagus?" ucap Yan Zhi.

Lin Momo hanya menjawab dengan anggukan dan tersenyum.

Tapi dalam hatinya berkata, "Kau tak tahu aja, tahun 2024 banyak mobil yang lebih bagus dari ini, tahu!"

Saat mobil mulai melaju, Lin Momo tidak bisa menahan rasa ingin tahunya lagi. “Zhi, kalau kau hanya seorang manajer pabrik sepatu, bagaimana bisa menyewa mobil seperti ini?”

Yan Zhi meliriknya sekilas dari balik kemudi, senyum misterius tersungging di wajahnya. “Tenang saja, aku masih punya tabungan. Lagipula ini menyewa itu murah.”

“Murahnya dari mana? Tahun 1990 ini, mobil itu barang mewah, emang murah kah dengan menyewa nya? Aku tak yakin." ucapnya dalam hati.

Lin Momo mendesah. “Baiklah, terserah apa katamu.”

Yan Zhi hanya terkekeh kecil, tidak menjawab.

"Apakah masih jauh?" tanya Lin Momo.

"Sebentar lagi sampai, rumah nya tidak jauh." jawab Yan Zhi.

Setelah sekitar sepuluh menit perjalanan, akhirnya mereka tiba di sebuah rumah sederhana.

"Sudah sampai?" tanya Lin Momo, melirik ke luar jendela mobil.

"Iya, ayo keluar!" jawab Yan Zhi sambil melepas sabuk pengamannya.

Lin Momo menatap sekeliling dan mendengus pelan. "Ini jika kita jalan kaki, hanya butuh 20 menit dari rumah lamaku."

Yan Zhi menoleh dengan alis terangkat. "Kau mengeluh?"

"Bukan mengeluh, hanya… yah, kupikir kita akan pindah lebih jauh. Tapi ya sudahlah."

Lin Momo keluar dari mobil, dibantu oleh Yan Zhi yang membuka pintu untuknya. Begitu kakinya menjejak tanah, ia menatap rumah di depannya dengan mata melebar.

Rumah itu… tidak jauh berbeda dari rumahnya sebelumnya. Terbuat dari batu bata, dengan halaman kecil yang ditumbuhi beberapa tanaman liar. Meski terlihat lebih rapi dan lebih terawat, ini jauh dari yang ia bayangkan sebagai rumah seorang manajer pabrik.

Ia menoleh ke Yan Zhi dengan alis terangkat. “Jadi ini rumahmu?”

Yan Zhi turun dari mobil dan menggeleng sambil tersenyum tipis. “Bukan. Aku menyewanya karena aku hanya sementara jadi manajer di sini. Tapi cukup nyaman, kan?”

Lin Momo menyipitkan matanya. "Kau hanya sementara di sini? Jadi maksudmu, kau tidak akan lama tinggal di desa ini?"

Yan Zhi mengangguk. "Tentu saja. Aku tidak punya alasan untuk menetap lama. Tapi selama aku di sini, aku butuh tempat tinggal yang layak."

Lin Momo menghela napas dan mengangguk pelan. "Ya, setidaknya ini lebih baik daripada tidur di rumah orang lain tanpa tahu kapan bisa pergi."

Yan Zhi terkekeh kecil. "Kau tidak perlu khawatir. Mulai sekarang, ini rumah kita."

Lin Momo menatap rumah itu lagi, lalu mengangguk. "Baiklah, ayo masuk."

Yan Zhi membuka pintu dan membiarkan Lin Momo melangkah lebih dulu. Begitu masuk ke dalam, Lin Momo segera melihat interior yang sederhana tetapi bersih. Tidak ada perabot mahal, hanya perabotan kayu biasa dan beberapa barang rumah tangga standar.

Yan Zhi membuka pintu dan membiarkan Lin Momo melangkah lebih dulu. Begitu masuk ke dalam, Lin Momo segera melihat interior rumah yang sederhana tetapi bersih. Tidak ada perabotan mahal, hanya perabotan kayu biasa dan beberapa barang rumah tangga standar.

Yan Zhi melangkah ke ruang tamu, meletakkan tas Lin Momo di atas kursi, lalu beranjak ke meja makan kayu. Ia menuangkan air ke dalam gelas, kemudian menyerahkannya kepada Lin Momo.

"Minumlah dulu. Perjalanan tadi pasti melelahkan." ucap Yan Zhi.

Lin Momo mengambil gelas itu dan meneguknya perlahan. Setelah itu, Yan Zhi menunjuk ke sebuah pintu di sudut rumah.

"Kau bisa masuk ke kamar dan merapikan barang-barangmu. Hanya ada satu kamar, jadi kita akan berbagi tempat tidur."

Lin Momo melirik pintu kamar itu sebelum menoleh kembali ke Yan Zhi. "Kau tidak keberatan berbagi tempat tidur denganku?" tanyanya dengan nada menggoda.

Yan Zhi tersenyum samar. "Tentu tidak. Kita suami istri, bukan?"

Lin Momo mendengus kecil. "Baiklah."

Yan Zhi berpamitan sejenak. "Aku akan memasak sesuatu untuk kita makan. Kau bisa merapikan pakaianmu dulu."

Lin Momo mengangguk dan masuk ke kamar. Kamar itu kecil tetapi cukup nyaman, dengan tempat tidur kayu sederhana dan lemari kecil di sudut ruangan. Ia membuka tasnya dan mulai menyusun pakaiannya ke dalam lemari.

Setelah selesai, Lin Momo berjalan ke dapur, mencari Yan Zhi. Ia melihat pria itu tengah mengeluarkan beberapa bahan makanan dari rak.

"Kau butuh bantuan?" tanyanya.

Yan Zhi menoleh dan tersenyum. "Tidak perlu. Tapi aku harus minta maaf karena di rumah ini hanya ada kentang kukus dan ubi kukus. Mungkin ini bukan makanan yang biasa kau makan?"

Lin Momo melirik piring berisi kentang dan ubi kukus itu, lalu tersenyum kecil. "Tidak masalah. Aku pernah mengalami masa sulit sebelumnya, jadi ini bukan hal baru bagiku."

Dalam hatinya, ia mengingat kehidupan pertamanya. Sebelum menjadi bintang terkenal, ia pernah mengalami hari-hari penuh kesulitan. Makanan sederhana seperti ini sudah lebih dari cukup.

Mereka duduk bersama dan menikmati makanannya dalam diam. Setelah selesai, Yan Zhi mengangkat piring kotor dan berdiri.

"Kau duduk saja, aku akan menyiapkan air panas untukmu mandi."

Lin Momo menatapnya dengan sedikit terkejut. "Kau tidak perlu repot-repot, aku bisa melakukannya sendiri."

Yan Zhi menggeleng. "Anggap saja ini bentuk tanggung jawabku sebagai suami."

Lin Momo tersenyum tipis. "Terima kasih."

Dalam hatinya, ia merasa bersyukur. Ternyata pria di depannya ini memperlakukannya dengan baik.

Sambil menunggu air panas, Lin Momo berjalan mengelilingi rumah, mengamati setiap sudutnya. Rumah ini sederhana, tetapi cukup nyaman. Namun, ketika ia melewati sebuah cermin di sudut ruangan, ia tanpa sengaja melihat pantulan dirinya.

Ia tertegun, lalu mendekat untuk melihat lebih jelas.

"Astaga…!" Ia refleks menjerit pelan.

Kulitnya agak coklat, wajahnya tampak kusam, dan ada beberapa jerawat kecil di pipinya. Kenapa ia tidak menyadari ini sejak tadi? Oh, malunya!

Mendengar teriakannya, Yan Zhi segera datang dengan wajah khawatir. "Ada apa?"

Lin Momo tersentak dan buru-buru mencari alasan. "Ah, tidak apa-apa. Aku hanya kaget… tadi ada kecoak terbang!"

Yan Zhi mengernyit dan langsung mengambil sapu. "Mana? Aku akan mengusirnya."

Lin Momo tercengang melihat reaksinya yang serius. Ia buru-buru melambaikan tangan. "Sudah terbang tadi, lewat jendela!" katanya berbohong.

Yan Zhi menatapnya curiga selama beberapa detik, lalu akhirnya menghela napas. "Baiklah, kalau sudah pergi."

Ia menoleh ke dapur. "Air panasnya hampir siap. Kau bisa mandi setelah ini."

Lin Momo mengangguk cepat, masih merasa malu. "Baik!"

Saat Yan Zhi kembali ke dapur, Lin Momo menatap cermin lagi dan meraba wajahnya. "Aku harus segera merawat kulitku!" gumamnya dalam hati.

Ia tak menyangka, setelah bereinkarnasi, wajahnya justru lebih kusam dibanding kehidupan sebelumnya. Namun, tidak masalah. Ia akan mengembalikan kecantikannya, dan mulai sekarang, ia harus lebih sadar diri sebelum melihat cermin!

1
Dayu Santi
Luar biasa
SAL💞🇲🇾
aduh tamunya dtg plk ..lanjut
isgiyarsi isgi
Luar biasa
Ayu Dani
suka dech sama ceritanya
Eka Uderayana
Yan Zhi.... sungguh suami idaman 😍... beruntung nya Lin momo punya suami seperti Yan Zhi
panty sari
thor lagi seru malah terpotong atuh kapan Jadi bocil nya
Salsabila Arman
lanjut
sahabat pena
yaitu ibumu tamu yg tak undang🤣🤣🤣alamat kena jewer mak nih yan zi nikah ga bilang2🤣🤣🤣dpt pukulan sapu, apa kemoceng.,apa sendal 🤣🤣🤣🤣senjata pusaka mak2 kita klo marah 🤣🤣🤣
Lala Kusumah
wah itu pasti mama mertua mu Momo 🤭😍
Ajeng Sri Pramudya
pasti ibunya yan zi yang datang (mertua momo, mertuanya momo pasti seneng banget ya menantunya itu momo dan ngak menyangka ternyata anaknya sudah sold out nikahnya sama momo lagi
menantu idaman bangettt... 😁
panty sari
senjata makan tuan kualat Wu Yuan
lily
up
Aeriah Kayla
yeah gantung Thor.
azh
semangat up ka author
lily
up
RJ 💜🐑
semangat buat karya nya thor 💪🏻💪🏻
karina
up lagi
RJ 💜🐑
Wu Yuan bodoh 😤😤😏
sahabat pena: senjata makan yu wan🤣🤣
total 1 replies
Narimah Ahmad
makanlah apa yang kau tabur itulah kau tuai 👍
lily
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!