Bukan Aku Yang Mereka Inginkan

Rania langsung pergi dari rumah, ia segera menyetop taksi. Dirinya akan langsung pergi kerumah sakit dimana ayahnya biasa dirawat.

Ibu tiri Rania, Sandra. Menyuruh untuk anaknya mengikuti kemana perempuan itu pergi, jangan sampai Rania mengatakan semuanya pada ayahnya.

Rania menyuruh untuk sopir taksi bergegas, dia tidak tahu kalau ayahnya kembali dirawat dirumah sakit. Hanya ayahnya tempat Rania kembali pulang, jika lelaki itu tidak ada, maka Rania tidak tahu lagi bagaimana.

Dalam perjalanan, tiba tiba saja sopir taksi menginjak remnya secara mendadak, hingga kepala Rania terbentur pada kursi mobil.

"Ada apa pak?" Tanya Rania.

"Ada orang ditengah jalan mbak."

Rania dan sopir taksi turun dari mobil untuk memeriksa orang tersebut. Rania terkejut ketika melihat orang itu banyak mengeluarkan darah dari tubuhnya.

Rania kemudian mendekat, lalu mengecek orang tersebut untuk memastikan apakah masih hidup atau memang sudah mati. Sedangkan dilain sisi sopir taksi tengah berusaha menghubungi ambulance.

Rania tidak dapat merasakan nafas dari orang tersebut, namun saat mengecek denyut nadinya, ia masih merasakannya walau sangat lemah.

Tapi siapa sangka, dari arah berlawanan sebuah mobil melaju kencang tanpa memedulikan keberadaan orang orang. Mobil tersebut dengan kencang menghantam tubuh Rania juga sopir taksi, tubuh keduanya terpental jauh.

Rania tidak menyangka ambulance yang ia suruh panggil pada sopir taksi ternyata untuk dirinya sendiri, setidaknya Rania tidak khawatir bahwa jasadnya nanti akan segera ditemukan.

Di sela sela kesadarannya, Rania dapat melihat mobil tersebut berhenti, ia familiar dengan mobil yang menabraknya, namun dirinya tidak dapat berfikir karena rasa sakit yang menyerang kepalanya.

Mobil tersebut berhenti, kemudian setelah melihat korban yang ditabraknya ia segera kembali menjalankan mobilnya. Lokasi itu cukup aman, karena tidak ada sama sekali kamera pengawas ataupun pemukiman.

Saat itu hujan deras, air yang turun dapat menyamarkan jejaknya. Susana disana gelap juga tidak ada saksi mata, tempat sempurna untuk melakukan kejahatan.

Diana gemetar, itu kali pertama dirinya melakukan hal tersebut. Ibunya yang menyuruh untuk melakukan nya, karena takut Rania akan mengatakan hal yang tidak tidak kepada ayahnya.

Diana dan ibunya takut mereka diusir dan kembali hidup dalam bayang bayang gelap. Selama belum menikah dengan ayahnya Rania, kehidupan Diana dan ibunya sama sekali tidak tenang.

Mereka selalu diteror oleh mantan suami ibunya, alias ayah kandung Diana. Tapi setelah menikah dengan ayahnya Rania, orang tersebut dijebloskan kedalam penjara.

Ibu dan Diana tidak akan membiarkan gadis itu membongkar semuanya sebelum hal yang mereka inginkan tercapai. Mereka belum berhasil menguasai harta yang Rania dan ayahnya punya. Hanya tinggal satu langkah lagi saja, namun karena insiden itu semuanya hampir hancur.

Tentu saja Sandra tidak akan membiarkan itu semua, usahanya yang bertahun tahun merayu ayah Rania dan akhirnya berhasil mendapatkan nya, dia harus berpura pura bahagia dan jadi ibu yang baik bagi Rania.

Semua itu perjuangan nya, dan dia akan mendapatkan hak setimpal atas apa yang telah dia usahakan.

*

*

Sandra menyuruh putrinya untuk datang ke alamat yang telah diberikan. Mobil yang menabrak Rania segera dihancurkan, mereka segera menyingkirkan semua bukti agar kejahatan itu sempurna.

Sedangkan ia yang mendapat kabar dari rumah sakit, bahwa Rania kini telah dioperasi dan berhasil melewati masa kritisnya menggeram kesal. Seberapa kali pun dia berusaha membunuh gadis itu, tapi dia selalu berhasil lolos dan hidup kembali dengan sehat.

Tapi kali itu Sandra tidak akan membiarkan nya, dia sudah muak hidup dengan topeng ibu tiri baik.

Ketika sampai rumah sakit, Sandra langsung dihadapkan dengan dokter yang menangani Rania, "Ini sebuah keajaiban, biasanya semua pasien yang mengalami luka bagian kepala yang begitu parah mereka jarang ada yang selamat, adapun yang selamat mereka akan berakhir koma. Namun putri ibu begitu tangguh, setelah selesai dioperasi dan obat bius habis dia segera siuman, walau belum bisa berbicara dan bergerak. Saya harap keluarga bisa mendukung nya, karena dukungan dari orang terdekat akan membuatnya cepat pulih."

Sandra yang mendengar penjelasan dokter hanya bisa tersenyum manis, walau dalam hati dia mengutuk gadis tersebut. "Kalau gitu saya boleh masuk dok?"

"Silahkan, jangan lupa berikan semangat pada pasien." Setelah mengatakan hal tersebut dokter melenggang pergi.

Sandra masuk kedalam ruangan Rania, ia menatap muak anak tirinya tersebut. Sandra kemudian, mematikan semua alat yang ada pada tubuh Rania, yang menopang keadaan Rania untuk tetap stabil.

"Mau tahu kebenaran, sebelum kamu bertemu dengan ajalmu?"

Tentu saja Rania hanya bisa terdiam, walau begitu, telinga nya masih berfungsi dengan baik dan dapat mendengar suara ibu tirinya dengan jelas.

"Anggap saja kamu ingin mendengar nya. Lima belas tahun lalu saya dan ibumu bersahabat, tapi kamu putus hubungan setelah masing masing menikah, hingga suatu hari saya tak sengaja bertemu dengan nya saat berbelanja di minimarket. Saya iri dengan kehidupannya yang begitu sempurna, ekonomi yang berkecukupan, juga suami yang baik. Sedangkan saya, mempunyai suami yang tahunya hanya bermain judi juga minum minuman keras, dan selalu menganiaya anak dan istri.

Hingga akhirnya saya meminta pekerjaan pada ibumu. Ibumu yang berhati lembut itu malah memberi saya posisi sebagai sekertaris ayahmu, katanya dia lebih percaya saya untuk mengurus suaminya dikantor.

Tentu saja saya senang, namun saya masih belum puas. Akhirnya saya mencoba menggoda ayahmu, namun terlihat jelas bahwa ayahmu sangat mencintai anak dan istrinya. Maka jalan satu satunya yang terpikir oleh saya adalah menyingkirkan kalian berdua dari hidupnya.

Saya menyuruh seseorang untuk merusak rem mobil yang biasa ibumu pakai untuk mengantarmu kesekolah, dengan harapan kalian berdua mati dalam kecelakaan. Tapi siapa sangka kamu malah selamat, dan itu menjadi penyesalan bagi saya.

Ketika saya berhasil menikahi ayahmu, saya mendidik anak saya supaya jadi putri yang bisa menjadi kebanggaan orang tua, agar ayahmu bisa menyayanginya melebihi putri kandungnya sendiri, tapi hal itu sama sekali tidak berhasil, pandangan ayahmu selalu tertuju padamu.

Kamu menikah dengan Arya itu rencana saya, agar kamu mau menyerahkan semua saham yang kamu punya padanya dan saya akan dapat menguasai perusahaan. Tapi siapa sangka pria tolol itu tidak bisa diajak kerja sama, dia malah menyukai Diana. Tapi itu semua tidak ada yang salah, karena kenyataannya Diana lebih segala galanya dari pada kamu."

Tidak terasa air mata Rania berlinang, ibu tirinya yang melihat hal tersebut lantas mengusap nya. "Saya harap kamu bertemu ibumu, tenang saja ayahmu pasti akan segera menyusul."

Karena perasaan yang terguncang, Rania mengalami syok. Nafasnya tersendat namun tidak ada pasokan oksigen yang didapat.

"Tuhan jika engkau memberikan kesempatan kedua padaku, maka Ijinkan lah aku untuk membalas semua kejahatan mereka."

Setelah mengucapkan itu dalam hati, jantung Rania berhenti berdetak.

BERSAMBUNG.......

Jangan lupa untuk like komen dan subscribe.