NovelToon NovelToon
Not Life In A Dream

Not Life In A Dream

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cintamanis / Model / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Salsa Salsa

Dipaksa pulang karena suatu perintah yang tak dapat diganggu gugat.
ya itulah yang saat ini terjadi padaku.
seharusnya aku masih berada dipesantren, tempat aku belajar.
tapi telfon hari itu mengagetkanku
takbisa kuelak walaupun Abah kiyai juga sedikit berat mengizinkan.
namun memang telfon ayah yang mengatas namakan mbah kakung tak dapat dibantah.
Apalagi mbah kakung sendiri guru abah yai semakin tak dapat lagi aku tuk mengelak pulang.

----------------------------------
"entah apa masalahmu yang mengakibatkan akhirnya kita berdua disini. tapi aku berharap kau tak ada niat sekali pun untuk menghalangiku menggapai cita2ku" kataku tegas. takada sama sekali raut takut yang tampak diwajahku

masabodo dengan adab kali ini. tapi rasanya benar2 membuatku ingin melenyapkan seonggok manusia didepanku ini.

" hei nona, bukankah seharusnya anda tidak boleh meninggikan suara anda kepada saya. yang nota bene sekarang telah berhak atas anda" katanya tak mau kalah dengan raut wajah yang entah lah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsa Salsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

BAB 25

Sudah tiga hari mereka berada di sini. Sudah mulai terbiasa dengan suara bel yang memekakkan telinga. Pun dengan seabrek kegiatan yang mereka ikuti walaupun tidak sama persis seperti halnya para santri di sini.

Mereka mengikuti beberapa kegiatan. Berusaha melebur dengan para santri dan belajar cara hidup di pondok pesantren. Keren menurutku mereka yang berasal dari kota dan yah benar- benar awam tentang dunia pesantren tentunya.

“Mbak Aliya nanti malem aku mau bobok di pondok ya”. Kata neng Nesya.

“Enggak ah nanti neng Nesya pasti enggak tidur tapi malah main sama mbak- mbak”. Jawabku sambil memantau mas Musa yang sedang bermain.

“Ihhh janji tidur. Enggak main lama- lama sama mbak- mbak”. Bujuknya sambil gelendotan dilenganku.

“Kalo nanti mbak ditanyai sama umma gimana”. Ucapku pura- pura takut.

“Nanti bilang sama umma biar tidur sama mbak- mbak”. Katanya kekeh tak mau mengalah.

Tawaku lepas saat ia memperlihatkan ekspresi kesalnya yang malah begitu lucu saat ini. “Kan besok sekolah. Nanti kalo telat gimana coba. Pasti dimarahin sama bu guru”. Godaku lagi.

“Enggak, kan bangunnya pagi. Temen nesya juga kadang ada yang terlambat tapi gak papa kata bu guru”.

Skak mat. Aku kalah telak. Memang anak TK mana yang kalo telat dimarahi. Mereka mau masuk sekolah plus enggak nangis sama berantem aja udah bagus banget.

“Nanti tanya umma dulu ya neng. Kalo boleh ya gak papa. Tapi kalo gak boleh neng Nesyanya gak boleh ngambek loh ya”. Kataku akhirnya. Mengambil jalur tengah.

“Yaya.. yaya”. Teriak mas Musa yang meminta diperhatikan. Dia sepertinya tau kalau aku lebih asik mengobrol dengan kakaknya.

“iya nih yaya”. Jawabku sambil merentangkan tangan. Si bayi gembul ini berlari tertatih menghampiriku.

“Tu..tu.. yaya. Tuuu”. Celotehnya sambil menunjuk- nunjuk jendela ruangan. Tanda kalau bayi gembul ini ingin pergi keluar. Sudah bosan dengan mainan-mainannya.

“Keluar mas”. Kataku menerjemahkan kemauannya. Dan dijawab anggukan lucu dari mas Musa.

Kugendong mas Musa sambil bersiap untuk meninggalkan ruang bermain. “Neng Nesya mau ikut main ke bawah apa disini aja. Nanti ada mbak Nadia yang nemenin”. Kataku kepada neng Nesya.

“Adek Musa mainnya ke pondok apa kebawah?”. Tanya gadis kecil ini.

“Enggak tau mbak Ya liat aja nanti”. Jawabku ambigu. Karena memang aku tak tau bayi gembul di gendonganku ini meminta bermain dimana.

“Mainnya di pondok aja ya mbak”. Pintanya sambil memelas.

“Enggak tau neng, terserah mas Musanya mau main dimana”. Balasku yang juga masih kekeh. Gadis kecil ini tak akan mau mengalah nantinya kalau sedari awal sudah tidak suka dengan suatu hal. “Nanti kalo neng Nesya bisa bujuk mas Musa kita main ke pondok. Tapi janji gak boleh dipaksa ya. Kalo adeknya gak mau berarti ya gak kepondok”. Kataku akhirnya.

Dia yang masih bingung untuk memilih sedangkan sang adik yang berada di gendonganku ini sudah tak sabar untuk pergi keluar.

“Mbak Ya pergi sekarang loh neng”. Kataku sambil berjalan menuju tangga.

Pada akhirnya gadis kecil itu berlari mengejarku meninggalkan ndhalem. Mas Musa yang sudah rewel ingin turun dari gendongan akhirnya kubiarkan turun. Berjalam tertatih begitu bahagia.

Suara teriakan dan juga galak tawa mas Musa memenuhi sepenjuru jalanan menuju area pondok. Lorong yang juga sebagai ruang kantor untuk para pengajar dan juga ruangan para pengurus. Ruangan- ruangan administrasi pengelolaan pondok. Baik bagi santri putri maupun putra.

“Kang Ridwan”. Teriak neng Nesya sambil berlari menghampiri si empunya nama.

“Enggih neng cantik”. Jawab kang Ridwan sambil tersenyum lebar.

Aku tak terlalu memperhatikan neng Nesya karena fokusku mengawasi mas Musa yang sudah berjalan semakin menjauh. Entah bersama siapa saja kang Ridwan disitu. Tapi yang pasti dia tak seorang diri.

Kubiarkan neng Nesya bersama kang Ridwan yang memang sudah sangat biasa mengemong gadis cantik itu. Orang yang juga ditugaskan oleh umma mengantar jemput neng Nesya sekolah. Jadi sama sekali tak membuatku khawatir jika neng Nesya sedang bersama kang Ridwan.

Kukejar mas Musa yang ternyata sudah lumayan cepat berjalan walaupun sedikit tertatih itu. Takut- takut kalau nanti bayi gembul itu terjatuh atau kenapa-napa.

1
Nurul Awula
kak kenapa belum up kk
Nurul Awula
up lagi dong tor ♥️
Nurul Awula
penasaran banget udah ini cerita kamu bikin nagih tor ♥️🤭
Nurul Awula
tor ayo up dong tor😌
Nurul Awula
masih tetap menunggu tor ♥️😊
sabil: ok tunggu ya kak🫶🫶🥰🥰🥰
total 1 replies
sabil
malam ya kak ya.
kalo siang ada jadwal yang lebih penting.
makasih ya dukungannya🙏🙏🫶🫶
Nurul Awula
aku selalu menunggu nya tor sehari sampe tiga kali cek hp udah up atau belum ♥️🤭
Nurul Awula
up dong tor cinta banget sama alur ceritanya ♥️
sabil: sabar ya kak
total 1 replies
Gái đảm
Nggak percaya aku bisa habisin baca cerita ini dalam sehari!
Yusuo Yusup
Bikin terinspirasi.
sabil: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!