* Mohon bijak memberi bintang 🌟!!! Jika tidak berkenan dengan cerita ini,,, silahkan langsung di tinggalkan.... tanpa perlu berkomentar yang menyakitkan...
Kusumaningtyas seorang gadis Kalimantan yang di nikahi Bayu wicaksono 1,5 tahun yang lalu. Pernikahan bahagia yang di impikan ternyata malah menjadi petaka baginya. Berharap suami yang menjadi pelindungnya ternyata justru malah menghancurkannya. Memiliki suami yang tukang selingkuh.
Membuat Ningtyas merasa di uji kesabarannya. Nafkah yang seharusnya di berikan ke istrinya ternyata malah di kuasai oleh ibunya. Ningtyas selalu di Hina jadi Benalu di keluarga itu. Padahal Ningtyas merasa dirinya tidak pernah menuntut apapun sama Bayu. Berapapun nafkah yang Bayu kasi dia tidak pernah protes. Ningtyas di perlakukan seperti Babu di rumah mertuanya. Mampukah Ningtyas melewati cobaan demi cobaan yang dia hadapi? atau kah Ningtyas memilih pulang ke Kalimantan dan berkumpul bersama orang tua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Gara-gara Jemuran
Selesai menyiapkan makan siang untuk mas Bayu aku langsung masuk kamar. Rasanya malas banget buat nemenin mas Bayu makan.
"Ning kamu gak makan dulu". Tanya mas Bayu saat aku akan berlalu.
" Gak mas masih kenyang ". Jawab ku tanpa menoleh ke arah mas Bayu.
" Kamu gak pingin nemenin aku makan Ning".
"Aku capek mas, pengen istirahat". Aku langsung masuk kamar. Ku tinggalkan mas Bayu di ruang makan sendirian.
Saat di kamar aku mulai melanjutkan kembali menulis novel. Sudah 2 hari aku absen karena kelelahan. Tanpa ku sadari tiba-tiba mas Bayu berdiri di samping ku.
"Lagi apa kamu Ning? Kok serius amat"!!! Tanya Bayu lalu duduk di sebelah ku.
" Lagi nulis novel mas, jawa ku datar.
"Ning kamu masih marah kah"?
" Menurut mas"!!!! Jawab ku ketus. "Lagian pertanyaan seperti itu kayaknya gak perlu aku jawablah, kamu juga pasti sudah tau jawabannya". Sambung ku
" Ning aku minta maaf ya. Aku gak berniat jadikan kamu alasan untuk bohongin ibu. Aku punya alasan kenapa aku sampai seperti itu".
"Apapun itu alasannya tetap aja kamu salah mas....kamu sadar gak mas!!! Apa yang kamu lakukan itu justru makin memperkeruh hubungan ku sama ibu. Kamu kan tau sendiri gimana sikap ibu selama ini sama aku". Jawab ku sedikit kesal.
" Iya Ning maaf... Aku benar-benar minta maaf sama kamu. Aku janji gak bakalan gitu lagi". Mas Bayu meraih tangan ku. Terlihat sebuah penyesalan di pelupuk matanya. Entah itu hanya sandiwara atau benar-benar tulus, sungguh aku tak bisa membedakannya.
Kerena selama ini seperti itu lah sifat mas Bayu yang mudah sekali berkamuflase. Terkadang lembut, dan terkadang tempramen. Sulit sekali untuk di tebak.
Saat sedang asik ngobrol sama mas Bayu tiba-tiba mertua ku berteriak dari luar.
"Ning.... Itu jemuran di luar cepat di ambil, cuacanya mulai mendung, sudah mau turun hujan". Perintah mertua ku... Hari ini mertua ku cukup berbaik hati tidak ngomel seperti biasanya.
" Baik bu". Aku siap-siap untuk bangkit, tapi di cegah oleh mas Bayu.
"Udah biar aku aja yang ngangkat jemurannya. Kamu istirahat aja". Mas Bayu langsung bangkit dan berlalu, tanpa sempat ku cegah.
Saat mas Bayu sedang ngangkat jemuran, ibu keluar dari kamar hendak ke kandang. Dengan murka ibu menghampiri mas Bayu.
" Istri mu mana? Kenapa jadi kamu yang ngangkat jemurannya ". Tanya ibu sedikit emosi
" Ada bu di kamar lagi istirahat ". Jawab Bayu sambil terus ngangkat jemuran.
" Dasar menantu kurang a**r, Bisa-bisanya dia nyuruh anak ku ngangkat jemuran. sedangkan dia malah enak-enakan tidur. Bener-bener minta di kasi pelajaran itu perempuan, biar dia tau kodratnya jadi istri". Kata ibu dengan emosi yang meluap. Saat ibu ingin melabrak ku, langsung di cegah mas Bayu.
"Sudahlah bu, bukan Ningtyas yang nyuruh aku ngangkat jemuran, tapi aku sendiri yang mau. Lagian aku juga kan jarang bantu dia. Bantu sekali-kali juga kan gapapa. Kerjaannya juga gak berat kok". Bela mas Bayu.
" Kamu itu ya istri jangan terlalu di manjain, bisa besar kepala dia. Nanti kamu bisa di injak-injak sama dia".
"Aku yakin Ningtyas gak akan seperti itu kok bu".
" Kamu ini kenapa sih dari tadi bela perempuan itu terus.. Di pelet kamu sama dia hah"..... Ibu yang gak Terima mas Bayu membela istrinya.
"Sudahlah bu ini aku sudah selesai ngangkat jemurannya aku mau masuk dulu.
Ibu semakin mencak-mencak di luar, sampe di tegur oleh tetangga ku.
" ngapa yu!!! aku dengar dari tadi kok marah-marah terus "? Tanya bu Tuminah.
"itu lho punya menantu kok kurang a**r banget. Masak suami kok malah di suruh ngangkatin jemuran, dianya malah enakan tidur".
" Itulah bu mantu jaman sekarang sukanya ngelunjak. Di kasih hati malah minta jantung". bu tuminah malah jadi kompor, yo tambah kobong mertua ku.
"Iku lah. Geting aku.... Geting... Aku..sudahlah aku aku mau masuk dulu". Mertua ku langsung melenggang masuk ke dalam..
" Dasar mertua gak tau di untung punya menantu rajinnya kayak gitu malah di tenaganya di porsir terus. Udah tau lagi hamil masih aja di suruh-suruh, gak waras kali ya tu orang".... Gremeng bu Tuminah. Tadi dia sengaja ngomporin bu Lili. Padahal aslinya dia kasian sama Ningtyas. Karena di perlakuan semena-mena sama mertuanya.
Saat mas Bayu ngangkat jemuran, ku putuskan untuk tidur. Mataku sudah tidak bisa lagi ku ajak kompromi. Rasanya cukup lelah dengan keadaan ini. Tak hanya fisik namun juga psikis yang aku rasakan. Tekanan demi tekanan yang di lakukan oleh Ibu mertua ku, cukup menguji kesabaran ku sebagai seorang menantu. Aku yang tak pandai bergaul, hanya bisa ku pendam sendiri. Tanpa ada tempat yang bisa ku ajak sharing. Berharap suami yang bisa ku jadikan tempat berkeluh kesah justru malah sibuk dengan urusannya sendiri. Hidup punya keluarga tapi serasa hidup sendiri.
Saat aku terlelap mas Bayu masuk kamar dan berbaring di sebelahku, di elusnya perutku yang tampak membuncit. Selama kehamilan ku tak pernah sekali pun dia melakukan itu. Baru kali ini dia menyentuh perut ku. Cukup lama dia termenung sambil memandang wajahku. Entah apa yang ada di pikirannya? Beberapa saat kemudian akhirnya dia terlelap menyusulku ke alam mimpi, dengan tangannya memeluk tubuh ku.
Di saat aku terbangun ku rasakan ada sesuatu yang menimpa ku. Terasa berat sekali sehingga aku tak bisa bergerak. Ku lihat rupanya tangan mas Bayu sedang memeluk ku, ku geser tangannya perlahan agar tak mengganggu tidurnya. Setelah bebas aku pun bangun, menuju ke kamar mandi untuk wudhu. Segera ku laksanakan kewajiban ku sebagai seorang muslim. selesai sholat Ku lirik mas Bayu yang masih terlelap, aku mencoba untuk membangunkannya, karena waktu zuhur sudah hampir habis.
"Mas, bangun!! ! Sholat dulu. Nanti keburu habis waktu zuhurnya". Ku goyang-goyang lengannya.
" Hmmmm, udah jam berapa Ning"? Tanyanya sambil mengerjapkan mata.
"Sudah jam 2 seprapat mas". Jawab ku.
Mas Bayu pun langsung bangun dan melaksanakan kewajibannya.
Setelah masalah jemuran tadi kira-kira gimana ya reaksi mertua saat bertemu dengan ku???
up yg banyak ya,,,,😍