"Aku akan melakukan apa pun agar bisa kembali menjadi manusia normal."
Niat ingin mencari hiburan justru berakhir bencana bagi Vartan. Seekor serigala menggigit pergelangan tangannya hingga menembus nadi dan menjadikannya manusia serigala. Setiap bulan purnama dia harus berusaha keras mengendalikan dirinya agar tidak lepas kendali dan memangsa manusia. Belum lagi persaingan kubu serigalanya dengan serigala merah, membuat Vartan semakin terombang-ambing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husna_az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Mama, apa pun yang aku lakukan tidak ada hubungannya dengan Kak Mahesa. Lagipula aku tadi itu hanya khawatir pada Ayara, makanya aku pergi begitu saja tanpa berpikir panjang. Maaf jika aku membuat Mama khawatir, tapi sungguh ini nggak ada hubungannya dengan Kak Mahesa jadi, jangan salahkan dia," ujar Vartan.
"Tetap saja dia sudah memberi dampak buruk sama kamu. Pokoknya Mama tidak mau kamu berhubungan lagi dengan dia. Sudahlah, sekarang kamu masuk sana! Malam ini kamu tidak boleh ke mana-mana," ucap Mama Minarti dengan tegas.
Vartan yang tidak ingin membuat mamanya semakin marah pun akhirnya menurut saja. Memang hari ini dia bertemu dengan Mahesa, tetapi itu atas kemauan dirinya sendiri, bukan karena Mahesa yang ada perlu dengannya. Biarlah nanti Vartan membujuk mamanya kembali agar tidak marah. Dia khawatir saat nanti Mahesa datang mamanya akan marah-marah pada pria itu.
***
"Kamu tadi bicara apa saja dengan Vartan?" tanya Kurnia saat mengunjungi temannya itu di rumah sakit.
"Nggak bicara apa-apa. Dia hanya datang menjengukku dan menanyakan keadaanku. Kenapa kalian bilang pada Vartan kalau aku dirawat di rumah sakit?" tanya Ayara balik.
"Habisnya kemarin kamu tidak apa-apa, tapi hari ini tiba-tiba masuk rumah sakit, makanya aku tanya sama dia kemarin mengajak kamu ke mana saja. Vartan terlihat begitu khawatir dan pergi begitu saja padahal dia baru saja datang."
"Pasti dia juga tidak masuk ke kelasnya, kan?" sela Ayara.
Vidya yang ada di samping Kurnia pun menyahut, "Tentu saja. Itu karena Kurnia yang sengaja menghampirinya padahal aku sudah bilang kalau nanti siang saja, tapi Kurnia-nya malah tetap kekeh ingin bicara dengan Vartan pagi itu juga. Belum sempat menjelaskan Vartan langsung pergi ke rumah sakit begitu saja."
"Aku jadi nggak enak sama Tante Minarti. Pasti Vartan dimarahin sama Tante Minarti karena nggak masuk kelas. Selama ini beliau yang paling mendorong Vartan kuliah."
"Itu keinginan Vartan sendiri, bukan kesalahan kamu. Lagian Vartan juga berhak tahu jika kamu sakit. Dia juga yang membuat kamu masuk rumah sakit. Kamu pasti kemarin kelelahan karena diajak dia pergi. Entah ke mana saja kalian."
"Aku sakit bukan karena Vartan. Memang sebelumnya badanku rasanya sudah enggak enak, ditambah kemarin pergi jadinya tambah sakit," ucap Ayara yang tidak ingin Vartan disalahkan.
Entahlah, sampai saat ini masih menjadi teka-teki dalam hatinya, apa yang membuat dia bisa sampai masuk rumah sakit seperti ini. Sebelumnya tubuhnya baik-baik saja, tidak ada tanda-tanda sakit, tetapi malah jadi seperti ini.
"Vartan kelihatannya masih begitu khawatir terhadapmu. Jangan-jangan dia memang masih memiliki perasaan padamu," ujar Kirana yang diangguki Vidya.
"Meskipun dia masih memiliki perasaan terhadapku, tapi di sampingnya sudah ada Alexa. Aku nggak mungkin merebutnya. Nanti orang-orang akan mengataiku pelakor."
"Justru yang pelakor itu wanita yang bernama Alexa. Sejak awal Vartan juga sudah dekat sama kamu. Dia saja yang tiba-tiba datang dan mengatakan kalau dia itu tunangan Vartan pada semua orang. Vartan juga tidak mengelak jika Alexa itu tunangannya. Aku heran apa yang dilihat Vartan dari dia. Memang sih, Alexa itu cantik, tapi kelihatannya sombong begitu."
"Laki-laki kan memang semuanya seperti itu, suka yang cantik dan seksi. Apalagi Alexa juga kelihatannya sudah dewasa."
"Lebih tua kali, pakai bilang dewasa segala," cibir Kirana.
"Nggaklah, dia memang masih muda, hanya mungkin umurnya sedikit di atas kita."
"Sama saja. Dia lebih tua daripada kita."
"Terserah kamulah."
"Jadi gimana, Ayara? Kamu benar-benar sudah merelakan Vartan bersama dengan gadis itu?"
"Mau bagaimana lagi, Vartan sendiri juga sudah memilihnya sebagai tunangan."
"Tapi apa kamu yakin jika Alexa benar-benar tunangan Vartan? Apa kedua orang tua Vartan pernah membahas masalah pertunangan Vartan denganmu atau kamu pernah menanyakan pada orang tua Vartan mengenai Alexa?"
"Aku belum sempat bertanya mengenai Alexa pada Tante Minarti."
"Sebaiknya kamu segera bertanya sama orang tua Vartan. Barangkali gadis itu bukan tunangan Vartan. Kayaknya nggak mungkin orang tua seperti Tante Minarti mengizinkan anaknya bertunangan saat masih kuliah seperti ini."
"Sudahlah, tidak usah membahas Vartan lagi. Kita bahas yang lain saja. Mengenai Vartan akan aku pikirkan lagi nanti."
Kirana dan Vidya pun mengangguk dan membicarakan mengenai hal lain. Setelah cukup lama, keduanya pamit untuk pulang karena sudah larut. Besok mereka akan datang lagi.
***
"Kamu ternyata berani juga untuk pulang, setelah apa yang sudah kamu lakukan kemarin," ujar Mahesa saat melihat Alexa melewatinya.
Alexa pun berbalik dan berkata, "Kenapa aku tidak berani? Ayahku adalah raja serigala, memangnya kamu bisa apa?"
"Itulah yang tidak disukai oleh banyak serigala lainnya. Kamu terlalu sombong. Meskipun ayahmu raja serigala, tapi ingatlah jika dia dipilih oleh semua serigala juga. Jangan sampai mereka melengserkan ayahmu dan menghukum kalian sekeluarga."
"Kamu mengancamku?" tanya Alexa dengan melebarkan matanya ke arah Mahesa.
Keduanya selalu bermusuhan padahal sebelumnya mereka adalah teman baik. Ke mana-mana selalu bersama dan saling bercerita satu sama lain, tetapi semenjak Alexa dekat dengan Abir hubungan mereka meregang dan semakin hari justru terlihat seperti musuh.
"Aku tidak mengancam, hanya memperingatkanmu saja agar sadar diri dari mana kamu berasal ."
"Aku benar-benar sudah tidak mengenal siapa kamu. Dulu kamu tidak seperti ini."
"Sama. Aku pun juga tidak mengenal Alex lagi. Dulu Alexa begitu patuh dan begitu manis. Dia tidak akan berani menentang kedua orang tuanya dan sangat menghormati keputusan mereka. Alexa juga sangat perhatian dengan serigala lainnya, tapi yang berdiri di hadapanku sekarang adalah orang yang berbeda. Entah pengaruh apa yang sudah Abir berikan padamu, hingga kamu berubah seperti ini."
"Aku sama sekali tidak pernah berubah. Justru Abir adalah pria yang baik, tidak seperti yang kalian bicarakan selama ini. Dia yang selalu mengerti bagaimana perasaanku, tidak seperti kalian yang hanya ingin menang sendiri dan tidak mau mendengar isi hatiku."
"Saat ini kamu hanya dibutakan cinta. Suatu hari nanti saat kamu sudah mengetahui semuanya, jangan sampai kamu menyesal."
"Tidak akan. Aku jamin hal itu tidak akan pernah terjadi karena yang menyesal adalah kalian semua."
Alexa pun pergi dengan kekesalan yang masih ada dalam hatinya. Padahal dia hanya ingin mendapatkan cinta sejati, tetapi kenapa orang-orang malah menganggap dirinya hanya ingin menghancurkan bangsa serigala. Jelas jelas serigala merah tidak seperti itu. Mereka hanya ingin membuat dirinya dan Abir menikah.
Di tengah-tengah kekesalannya, tiba-tiba saja ada beberapa prajurit yang menangkapnya dan mengikat tubuhnya dengan kuat. Alexa berusaha untuk melepaskan diri. Namun, dia merasa kesulitan. Sepertinya tambang yang digunakan memang tambang yang sudah disiapkan untuknya. Tentu saja sudah dilapisi mantra agar tidak bisa lepas.