Aku hidup kembali dengan kemampuan tangan Dewa. Kemampuan yang bisa mewujudkan segala hal yang ada di dalam kepalaku.
Bukan hanya itu, banyak hal yang terjadi kepadaku di dunia lain yang penuh dengan fantasi itu.
Hingga akhirnya aku memiliki banyak wanita, dan menjadi Raja Harem yang membuat semua pria di dunia ini merasa iri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karma-Kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serigala Merah
"Buset, mereka kayaknya lagi pesta begituan di sana, pantas saja mereka melolong panjang karena sedang menikmatinya."
"Gila memang, sudah nggak ada otak manusia-manusia serigala itu, mereka bermain terlalu kasar sama pasangannya."
"Bentar-bentar, kok rasanya aneh banget ya? Aku ngerasa mereka nggak lagi berpesta begitu, tapi lagi memperkaos gadis-gadis itu."
"Brengsek! Aku nggak bisa diam saja! Aku harus menyelematkan mereka."
Aku awalnya agak tenang saat melihat tingkah laku sekelompok manusia serigala itu, lagian mereka tampak asik bercinta bersama beberapa wanita ras manusia serigala. Namun, kemarahanku langsung tersengat saat melihat ke arah lain, karena di sana ada beberapa gadis sedang digagahi oleh manusia serigala secara paksa.
"Bekukan semua manusia serigala itu, keluarlah badai es!"
Aku berteriak lantang untuk mengeluarkan jurus berskala besar, tujuanku untuk menghentikan langkah setiap manusia serigala.
"Cepat selamatkan para gadis itu, biar aku saja yang akan mengatasi sekelompok anjing bodoh ini," titahku kepada Catrine dan Helena.
"Oke," tanggap keduanya bersamaan, lalu bergerak sesuai arahku menuju para gadis itu.
"Meledak lah, tinju api," ucapku seraya menggerakan tinju ke salah satu manusia serigala terdekat.
DUAR!
Meledak lah tubuh manusia serigala itu hingga hancur berkeping-keping, aku pun terdiam karena tak menduga akan kedasyatan kekuatan tinju api ini.
'Sial, kekuatan goblin mage sepertinya terlalu kuat. Aku khawatir manusia biasa tak akan mampu menahannya meski aku hanya menggunakannya sedikit,' pekik batinku.
Untung saja musuh yang aku hadapi di tempat ini manusia serigala, sehingga aku tak perlu sungkan saat menghabisi mereka, yang masih berada dalam keadaan membeku.
Satu demi satu aku bunuh pakai cara yang sama, membuat tempat ini dipenuhi oleh darah serta organ tubuh dari manusia-manusia serigala itu.
Sementara Catrine dan Helena sudah berhasil membawa pergi para gadis dari tempat sebelumnya. Kini mereka sudah berada di tempat aman dan sedang memulihkan diri.
"Baiklah, kau mahluk menjijikan terakhir yang harus aku habisi," ucapku begitu tiba di depan manusia serigala paling besar.
Krak! Krak! Krak!
Suara retakan es tiba-tiba terdengar di depanku, serigala itu sepertinya bisa mematahkan jurus yang sudah membekukan tubuhnya.
"Kau, beraninya kau menyerang kami," geram manusia serigala itu, tangannya bergegas mengayun ke depan untuk mencakarku.
Hap!
Aku tentu tak akan pernah membiarkan serangannya berhasil, segera aku tangkap tangan manusia serigala itu, kemudian aku cengkram sekuat tenaga.
"ARGHH! Sakit, rasanya sungguh menyakitkan sekali! Cepat lepaskan tanganmu manusia sialan," umpat manusia serigala sembari meronta-ronta kesakitan.
"Kau ingin aku melepaskanmu? Hahaha, kau sepertinya terlalu banyak bermimpi," balasku sembari mememelintir kuat-kuat tangan manusia serigala hingga patah.
"Kau benari sekali, manusia. Apa kau tidak tahu siapa aku?" tanya manusia seriga masih meringis kesakitan.
"Aku memang berani, lantas apa masalahnya buatmu? Ingat, kau adalah ras paling berbahaya di benua ini, ras kalian selalu membuat onar dan masalah yang bisa membuat resah semua orang. Jadi, jangan salahkan aku bila kalian akan mati di tanganku," ujarku, mengangkat tangan lagi untuk memberikan serangan terakhir.
"Auuu ...." Manusia serigala itu tiba-tiba melolong panjang, sontak membuatku mengehentikan gerakan karena terkejut akan suaranya.
Dap! Dap! Dap!
Suara banyak langkah kaki terdengar tak lama kemudian, semua suara itu berasal dari arah dalam dungeon.
Tak lama kemudian, nampak segerombolan manusia serigala berlari ke arahku. Pemimpin mereka memiliki wujud sangat besar dan berwarna merah darah.
"Bajingan mana yang berani berbuat onar di wilayahku? Tidakkah kau tahu betapa besar masalah yang telah kau buat?" tanya manusia serigala berwarna merah.
"Aku yang berani melakukannya, apa kau punya masalah dengan itu?" balasku, bergegas berjalan ke depan kelompok manusia serigala itu.
Dia melihatku dari atas hingga ke bawah, sepertinya ingin memastikan kekuatan yang aku miliki.
"Kau hanya bocah yang baru saja beranjak dewasa, tapi kenapa kau berani masuk ke dungeon kematian ini? Terlebih kau juga berani membuat onar di tempat yang aku jaga. Hmm, seperti kau memang ingin cari mati," ujar manusia serigala berwarna merah.
"Tsk, tsk, kau salah menilaiku monster jelek. Aku bukan lagi seorang bocah, aku sebenarnya pria dewasa yang sangat tampan serta sangat kuat. Aku sarankan agar kau menyerah saja dan pergi dari tempat ini secepatnya. Jangan samapi kau menyesal karena sudah berani menantang kesabaranku," balasku sengaja meremehkan pimpinan kelompok manusia serigala itu.
"Kau ...." Dia mandek seketika, kemarahannya juga semakin meledak-ledak.
"Aku akan menghabisi bocah kurang ajar itu, Bos. Biar aku mengkoyak dagingnya hingga habis," ujar salah satu bawahan di belakang manusia serigala berwarna merah.
"Lakukan dengan cepat," titahnya, merasa sangat yakin akan kemampuan anak buahnya.
"Auuuu ...." bawahan itu melolong panjang, kemudian berlari ke arahku dengan cepat.
"Menarik, kau sepertinya ingin adu kecepatan denganku," gumamku, lalu bergerak sedikit ke samping untuk menghindari cakar manusia serigala.
Wush!
Wush!
Wush!
Hanya angin yang mampu ia serang, karena kecepatan gerakku sangat cepat sehingga tak bisa dilihat oleh mata telanjang. Dan wajar sekali bila aku bisa bergerak seperti itu, sebab aku menggunakan kekuatan goblin asasin untuk meringankan beban tubuhku.
"Pukulan berat," ucapku seraya menghantamkan tinju kuat ke arah perut manusia serigala itu. Aku menggunakan kekuatan goblin warrior dalam dalam serangan kali ini.
BAM!
Manuisa serigala itu langsung terhempas jauh ke belakang dengan lubang besar di perutnya, sontak membuat organ dalamnya berhamburan kemana-mana yang langsung membuatku merasa jijik.
"HAH?!!!" Pekik manusia serigala berwarna merah serta semua bawahannya serempak, mereka jelas sangat terkejut oleh seranganku barusan.
Aku juga sebenarnya sangat terkejut akan kemampuan ini, tapi aku tidak menunjukan ekspresi apapun di depan kelompok manusia serigala itu.
Aku tetap menjaga sikap low profile dan tidak sombong meski sudah menunjukan semua kekuatan yang baru saja aku miliki. Aku sengaja bersikap seperti itu biar mereka semakin takut kepadaku.
Prok!
Prok!
Prok!
Sayangnya aku terlalu meremehkan mahluk-mahluk keji itu, karena mereka malah tampak semakin berani alih-alih takut kepadaku.
"Kenapa kau tepuk tangan? Apa kau sangat senang ketika melihat bawahanmu mati?" tanyaku sedikit penasaran.
"Aku tentu merasa sangat senang saat ini, tapi bukan berarti aku merasa senang karena sudah melihat kematian bawahanku. Aku senang karena sudah menemukan lawan bertarung yang layak. Sejujurnya setiap manusia yang datang ke sini selalu berakhir dengan dua serangan dariku," ujar manusia serigala berwarna merah.
"Oh begitu, kau sepertinya sangat kesepian selama ini karena belum menemukan lawan tangguh, kan? Ya sudah maju sini biar aku kasih paham sekalian," balasku dengan gestur tangan menantang.
"Auuuu ...." Manusia serigala itu melolong sangat keras seraya membesarkan ukuran badannya hingga dua kali lipat. Taring dan cakarnya juga ikut membesar sehingga tampak sangat mengerikan.
Aku jadi waspada kalau sudah begini urusannya, takutnya manusia serigala itu punya jurus rahasia yang sangat berbahaya.
Dan benar saja, dia tiba-tiba mengilang dari pandanganku dalam sekejap. Aku benar-benar kecolongan karena gerakannya terlalu cepat, bahkan setara dengan gerakan goblin asasin.
Tseeb!
Ugh!
Sebuah tusukan dari cakar manusia serigala berhasil mengenai perutku, sosoknya pun perlahan nampak di depan mataku.
"Sayang sekali sekali, kau ternyata manusia lemah. Tadinya aku memiliki sedikit harapan setelah meliha kekuatanmu, tapi aku harus kecewa karena kau masih sama bodohnya seperti manusia-manusia yang pernah datang ke tempat ini," ucapnya dengan seringai jahat, ia pikir aku akan kalah setelah mendapatkan serangan telak seperti ini.
...