Mendapatkan ancaman tentang aib keluarga yang akan terkuak membuat Leon terpaksa menerima untuk menikah dengan Moira. Gadis bisu yang selama ini selalu disembunyikan oleh keluarga besarnya.
Menurut Leon alasannya menikahi Moira karna sangat mudah untuk ia kendalikan. Tanpa tahu sebenarnya karena sering bersama membuat Leon sedikit tertarik dengan Moira.
Lalu, bagaimana dengan kelanjutan kisah mereka? Apakah Moira yang bisu bisa memenangkan hati Leon?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
Secara perlahan Moira menganggukkan kepala, ia belum mengerti sebenarnya kenapa Leon selalu saja memastikan tidak ada orang yang memperlakukan dirinya secara kasar. Sementara Leon sendiri terkadang berkata pedas dan bertindak semaunya. Apa itu berarti jika sebenarnya Leon tidak suka miliknya diganggu orang lain.
Mobil Leon mulai melaju dengan kecepatan sedang, menikmati perjalanan yang sepi dimalam hari. Kepala Moira bersandar pada jendela mobil, memperhatikan jalanan yang terlewati. Moira tidak tahu hal apa yang sudah menunggu dia di Mansion sana. Sambutan kasih sayang Kalvin atau cacian dari Mentari.
Tanpa Moira sadari jika sebenarnya Leon terus saja memperhatikan dirinya. Leon merasa jika dirinya memiliki kesamaan dengan Moira, yaitu sama-sama merasa takut untuk kembali ke rumah tempat mereka dibesarkan. Mengingat perlakuan tidak baik serta cacian yang memuakkan, hal itulah yang membuat malas untuk bertemu dengan orang tua sendiri.
Tidak terasa perjalanan panjang selesai juga mobil mewah milik Leon Dante menyusuri area perkarangan Mansion keluarga Yaston. Mata tajam Leon melihat keluar jendela, ternyata Kalvin sudah menunggu dengan duduk di gazebo teras depan.
"Dia sudah menunggu kedatanganmu," Ucap Leon memecahkan keheningan, memang disaat hanya berdua dengan Moira pasti yang ada hanyalah keheningan saja.
Mata indah Moira melihat kearah Leon, ia menggelengkan kepala sebagai tanda tidak setuju dengan apa yang dikatakan pria itu. Tangan Moira meraih tangan Leon, lalu menunjukkan dada Leon dengan tangan pria tersebut.
"Maksudmu jika Kalvin sedang menunggu aku?" Leon bertanya untuk memastikan tebakannya tidak salah.
Moira mengangguk mantap, ia tersenyum tipis tidak akan diketahui oleh Leon jika tidak diperhatikan dengan baik.
"Kau tidak di sayang oleh Ayahmu?" Tanya Leon lagi, ia sangat penasaran dengan kehidupan Moira sebenarnya.
Bukannya menjawab pertanyaan Leon malah Moira menatap malas pria itu saja. Ia membuka pintu mobil karena Kalvin sudah menunggu kedatangan mereka dikejauhan sana.
"Tunggu.." Tangan Leon memegang lengan Moira. "Perlukah aku pura-pura seperti menjadi suami yang baik untukmu?"
Moira menghela napas berat mendengar apa yang Leon tanyakan, ia mengambil buku kecil di tasnya untuk menuliskan jawaban.
"Terserahmu saja, kau tidak menunjukkan sikap jika baik padaku saja tidak akan masalah bagi kedua orang tuaku. Mereka tidak pernah memperdulikan penderitaanku, tidak pernah sama sekali."
Leon tertegun membaca apa yang Moira tuliskan, terlihat dan sangat berasa emosi wanita itu. Tapi, Leon hanya bisa diam saja melihat Moira yang sudah pergi dari mobil. Leon mengalihkan pandangannya kearah depan mobil, ia merasa kata-kata Moira barusan sangat dalam dan penuh arti.
"Apa dia sangat tertekan di Mansion mewah ini?"
~
Langkah Moira diiringi Leon menuju Kalvin yang menyambut mereka dengan tangan sangat terbuka. Padahal yang sebenarnya tidak pernah Kalvin menyambut kedatangan Moira sebahagia itu. Mata Moira terus melirik kearah Leon yang tetap fokus dengan langkahnya, pandangan mata pria itu juga terus tertuju kearah depan tidak teralihkan oleh apapun.
"Selamat datang, menantuku.." Sapa Kalvin, ia memberikan sambutan pertama pada Leon bukan kepada Moira.
Sampai Moira hanya menunduk saja sembari memegang tas selempangnya, meremas tali selempangnya sangat erat. Seolah meminta kekuatan untuk tetap bertahan disana, ia berusaha mati-matian menyembunyikan rasa sedih yang ada.
Tiba-tiba saja tangan Leon melingkar dipinggang ramping Moira, tidak hanya itu melainkan juga memeluknya secara posesif.
"Maaf, Ayah. Aku dan Moira datang terlambat, karena aku baru saja pulang dari Perusahaan." Ucap Leon sangat ramah, ia menunjukkan kemesraannya dengan Moira didepan Kalvin.
Moira sampai melirik ke arah Leon penuh tanda tanya, ia tidak mengerti dengan maksud sukapu Leon kali ini.
"Astaga, iya tidak papa. Ayah mengerti, kalau Leon memang sesibuk itu." Respon Kalvin tetap santai meskipun ia sebenarnya masih terkejut dengan tindakan Leon barusan.
Mentari berdiri diambang pintu masuk, ia terus memperhatikan Moira yang terus diperlakukan secara baik oleh Leon.
"Bukan hal seperti itu yang aku harap Moira dapatkan dari Leon, melainkan sebuah penyiksaan saja." Gumam Mentari didalam hati, ia kesal sekali.
Padahal Mentari sangat malas menyambut kedatangan Moira beserta Leon, lebih baik ia membaca majalah saja dari pada mengobrol dengan anak yang selalu saja membuat emosinya naik.
"Pantas sudah berani lancang, karna udah ada suami yang selalu membela ya." Celetuk Mentari disaat ia menuju kearah Leon serta Moira.
Tangan Leon menggenggam erat tangan Moira, sekarang ia sedikit tahu dan merasakan seperti apa sambutan dan perlakuan yang Moira dapatkan di Mansion ini.
"Maaf, Ma. Tidak menyapamu dengan baik," Ucap Leon sebagai sapaan pertama.
Tapi, Mentari mengabaikan Leon. Ia terus melihat kearah Moira yang menundukkan kepalanya. "Kau sudah berhasil membuat Leon berlutut hanya karna mendapatkan tubuhmu?" Tanya Mentari penuh meremehkan.
"Mentari, cukup!" Kalvin mencoba memberikan peringatan. "Ada Leon, jaga sedikit bicaramu!"
Moira mencoba mengangkat kepalanya sangat tegak dan penuh keberanian. "Aku datang atas permintaan Ayah, bukan karna ingin melihatmu atau menganggu ketenanganmu." Jelas Moira, ia menarik tangan Leon untuk masuk kedalam Mansion.
"Astaga, itu anak sudah lancang padaku, Mas!" Mentari mengadu kepada Kalvin, satu hal yang tidak Mentari sukai adalah Moira sudah berani melawan karena mendapatkan dukungan dari Leon.
"Sudahlah, kau selalu saja berlaku ketus dan kejam kepada Moira. Dia sudah mengorbankan diri menikah dengan Leon, seharusnya semua itu sudah cukup untuk menghilangkan rasa benci di hatimu untuk dia!" Kalvin menyadarkan Mentari yang selalu saja egois pada Moira.
"Jalang itu telah mengacaukan semuanya, Mas. Dia membuat aku tidak bisa hamil sampai sekarang, lalu aku harus melakukan Moira sebaik-baiknya begitu?" Tanya Mentari penuh rasa tidak terima yang besar kepada sang suami.
Kalvin memegang pundak mentari, ia mengucapkan kata maaf selama hidupnya tapi tidak kunjung membuat hati Mentari yang terluka sembuh.
"Moira sekarang adalah istri Leon, lihat perlakuan dia tadi kepada Moira. Sepertinya Leon tidak akan mengampuni dirimu jika melakukan tindakan kasar pada Moira." Kalvin mencoba memberikan peringatan kepada Mentari, karna ia merasa sedikit ada perbedaan dari cara Leon memperlakukan Moira.