Kalila Maizah, seorang gadis yang bercita-cita ingin menikah dengan seorang bule. Saat bermain Instagram, diberanda nya lewat unggahan seorang pengusaha bersama rekannya. Maizah yang pada dasarnya pecinta cowok ganteng langsung gercep mencari Instagram si bule ganteng yang ada di dalam unggahan itu.
Maizah tidak nyangka bahwa dia diikuti balik oleh bule itu! Bahkan dia minta untuk ditampar oleh temannya saking tidak percayanya.
Bagaimanakah kisah Maizah selanjutnya? Bagaimana dia bisa mendapatkan cita bule itu? Mampukah dia mewujudkan impian untuk menikah dengan bule?
Saksikan kisah nya dengan membaca cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Jk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 5
Selamat Membaca
Maizah, Citra, dan Putra pagi-pagi sudah berangkat kuliah. Ketiganya sudah buru-buru berangkat eh ternyata dosen telat.
Karena masih ada waktu Maizah membagikan gantungan kunci miniatur dari Arvid pada teman-temannya. Arvid membeli banyak sekali yang seperti itu, satu paper bag! Jadi cukuplah untuk keluarga dan juga teman-temannya.
"Asekkk,"
"Uhhuy... makasih ya,"
"Dapat bule gak nih,"
"Cieee,"
Begitulah Kira-kira ucapan mereka yang terus menggoda Maizah.
"Jadi sekarang itu bule datang betul?" Tanya salah satu dari mereka.
"Iya, tapi hanya tiga hari saja. Soalnya mau ke Korea Selatan," Jawab Maizah yang sudah duduk ke tempatnya kembali setelah membagikan oleh-oleh.
"Sultan itu mah. Kerja keliling dunia bjir,"
"Spil cara dapetin ding zah,"
"Dapetin apasih kita gak pacaran kok," sangkal Maizah.
"Belum, tapi nanti wkwkwk," ujar Citra membuat mereka ikut tertawa.
Mereka semua berhenti berbicara sebab dosen sudah datang. Semuanya fokus pada penjelasan sang dosen, sesekali juga bertanya jika ada yang kurang paham.
Pada pukul empat sore, Maizah, Citra, dan Putri sudah pulang kuliah. Mereka pulang dulu ke kos-kosan sebelum bertemu dengan Arvid dan Elio.
Sampai di tempat janjian ternyata kedua pria bule itu sudah ada.
"Maaf ya, kami telat," ujar Maizah merasa tak enak karena telat.
"Tidak masalah, kami juga baru datang kok. Ayo duduk,"
Mereka semua pun duduk.
"Ini ada makanan, kalian pasti lapar baru pulang kuliah kan?" Ujar Arvid seraya mengeluarkan makanan yang ia bawa.
Elio semakin menatap bosnya itu dengan heran. Semakin hari bosnya itu semakin banyak bicara, tidak seperti biasanya yang irit bicara.
"Ayo makan bersama," ajak Maizah pada Arvid dan Elio.
"Kalian saja,"
"Harus makan juga!" Maizah mengambil satu keripik lalu menyuapi Arvid.
Arvid menerima suapan Maizah dengan tersenyum tipis. Yang lain tersenyum melihat itu. Gemes sekaligus baper.
Mereka pun saling mengobrol hingga tertawa. Citra dan Putri sudah tidak canggung lagi dengan Arvid dan Elio, meskipun masih ada rasa sungkan pada kedua pria itu.
Keesokan harinya Maizah kembali full kuliah dari pagi hingga sore. Karena lusa Arvid akan pulang, lebih tepatnya akan pergi dinas ke korea Selatan.
Arvid akhirnya mengajak Maizah makan malam dan tentu saja Citra dan Putri juga turut datang. Maizah tidak akan datang jika tidak ada mereka berdua menemaninya.
Di sinilah mereka, disalah satu restoran mewah yang ada di Makassar. Mereka duduk bersama di satu meja.
Makan malam berjalan dengan baik hingga pada hidangan penutup. Saat Maizah memakan makanan penuturnya, dia melihat hal aneh. Ternyata gulungan putih yang ada di piringnya sebuah kertas, di kira keju.
Betapa terkejutnya Maizah saat membuka gulungan kertas itu. 'Will you be my girlfriend?' Itulah isi dari gulungan kertas itu.
Maizah menatap Arvid yang sudah bersimpuh seraya membukakan sebuah kota berwarna biru yang berisi kalung.
Maizah menutup mulutnya, terkejut dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Seperti bukan hanya dia yang terkejut, kedua temannya pun tak kalah terkejut.
"Will you be my girlfriend?"
"Terima,"
"Terima,"
"Terima,"
"Terima,"
Seru Citra dan Putri setelah menguasai rasa terkejutnya. Elio dan pengunjung yang lain pun ikut berseru.
Arvid semakin melebarkan senyumnya mendapatkan dukungan dari yang lain. "Ya, aku mau," ucap Maizah setelah mengangguk.
Arvid yang sangat senang langsung bangun dan memeluk Maizah yang kini telah resmi menjadi kekasihnya. "Thank you," bisiknya pada Maizah.
Keduanya melepaskan pelukannya. Arvid beralih mengeluarkan kalung berlian tersebut dan memakaikannya pada sang kekasih secara langsung.
"Cie-cie,"
Maizah tersipu karena kedua kedua temannya terus menggoda dirinya. Arvid gemas melihat kekasihnya tersipu, tangannya terangkat mengusap puncak kepalanya.
"Jangan lupa pj ya zah," ucap Putri bersemangat.
"Anggap aja ini pj untuk kalian," ujar Maizah yang kembali memakan makanan hidangan penutup.
"Yah beda dong," kata Citra.
"Minta sama Arvid sana,"
"Apa itu pj?" Tanya Arvid.
"Pajak jadian, jadi kalau ada yang jadian teman dekat atau apa wajib memberikan pajak jadian,"
Maizah menggelengkan kepalanya melihat kedua temannya sangat bersemangat menjelaskan apa itu pj pada kekasihnya.
"Baiklah, kalian boleh meminta apapun dariku," Citra dan Putri langsung berseru heboh.
"Kami boleh beli makanan di sini untuk di bawa pulang?"
"Of course, pesan sesuka kalian,"
Putri dan Citra kembali berseru. Kapan lagi coba mereka bisa makan makanan mewah ini. "Makasih loh ya,"
"Bagaimana dengan saya bos?" Tanya Elio seraya menunjuk dirinya.
"Kau juga boleh meminta apapun yang kau inginkan," Jawab Arvid tanpa beban. Saat ini dia sangat bahagia hingga ingin berbagi kebahagiaan juga pada orang-orang.
"Nanti saya pikir-pikir dulu ya bos yang saya inginkan," ujar Elio seraya menyegir.
"Bagaimana denganmu Honey?" Tanya Arvid pada Maizah.
"T-tidak usah aku udah kenyang," Jawab Maizah sedikit gugup, apalagi di panggil honey, gimana enggak baper dia.
Setelah selesai makan malam Arvid dan Elio mengantar ketiga gadis itu pulang ke kos-kosan. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam di tambah besok ada kuliah pagi jadi mereka segera pulang.
"Thank you for tonight honey, sampai jumpa besok,"
"Yeah, sampai jumpa besok,"
Setelah tak melihat mobil yang membawa sang kekasih Maizah dan kedua sahabatnya pun naik ke lantai dua kos-kosan mereka.
***
Hari ini adalah hari terakhir Arvid di Indonesia. Besok dia harus berangkat ke Korea Selatan mengurus pekerjaannya.
Maizah yang kebetulan hanya ada kuliah pagi, siangnya dia langsung di ajak ketemuan oleh sang kekasih. Kedunya menghabiskan waktu berbelanja, menonton bioskop dan juga bermain di timezone.
Seperti biasa, Maizah pasti akan mengajak kedua temannya. Citra dan Putri senang-senang saja karena mereka di belanjakan juga, siapa sih yang enggak suka gratisan.
Mereka bersenang-senang hingga menjelang malam. Seperti biasanya Arvid akan mengantar sang kekasih hingga depan kos-kosan.
Arvid terus menggengam tangan kekasihnya, meskipun besok baru dia pulang tapi hari ini hari terakhir mereka bertemu secara langsung. Maizah tidak bisa mengantar Arvid ke bandara karena bertepatan dengan kelasnya.
"Nanti kan bisa video call," ujar Maizah menenangkan sang kekasih.
"Tetap saja, pasti akan kangen banget Honey. Padahal kita baru jadian kemarin,"
Bule satu ini emang benar-benar bisa membuat Maizah baper bruntal! Mana lancar banget lagi bahasa Indonesia nya.
Maizah tidak bicara lagi, dia hanya mengusap tangan Arvid yang menggenggam tangannya. Keduanya masih di dalam mobil dengan yang lain berada di luar, memberikan pasangan kekasih itu ruang sebelum LDR-an.
"Sudah?"
Arvid menggelengkan kepalanya. Tak sanggup berpisah lagi. Kalau Elio melihatnya mungkin pria itu sudah tertawa melihat bosnya yang dingin dan kaku bersikap manja. Arvid mencium lama punggung tangan Maizah sebelum mereka turun dari mobil.
"Saya berangkat ya Honey,"
Maizah menganggukkan kepalanya seraya tersenyum. Sekali lagi Arvid memegang dan mengelus tangan Maizah sebelum benar-benar pergi.
Menurunkan kaca mobil dan melambaikan tangannya. Maizah membalas dengan melambaikan tangannya juga pada sang kekasih.
Tbc.
^^^Mawar Jk^^^