Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.
Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.
Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch - 21 : Seorang Pria Tidak Menarik Ucapannya
"Benar-benar datang?!"
Raut wajah semua orang membeku saat mendengar ucapan penjaga. Gu Yi menjadi orang pertama yang berdiri dari kursi lalu menghampiri penjaga itu dan memintanya mengulang pesan.
"Coba, ulangi sekali lagi yang kau bilang barusan."
Penjaga sempat bingung tetapi dia mengulang pesan yang diucapkannya. "Tuan. Tamu dari Paviliun Pedang datang ingin bertemu."
Lagi-lagi semua terdiam seolah tidak menyangka akan hal tersebut. Gu Bei berdehem sekali, sekilas menatap Zhao Yang, lalu bangkit dari tempat duduknya. Dia berjalan menghampiri penjaga.
"Ketua Hao Ming masih di luar, kan? Yi! Yuanwu! Kita harus keluar untuk menyambutnya."
"Itu tidak diperlukan, Tuan Besar Gu." Saat itu tiga sosok berjalan beriringan memasuki aula. Zhao Weisheng, Zhao Jinhai, dan satu lainnya siapa lagi jika bukan Hao Ming.
Kemunculan mereka dari balik pintu membuat aula seketika menjadi senyap. Mata tidak berhenti berkedip. Masih tidak percaya jika Hao Ming akan benar-benar datang, bahkan mengajak dua ketua lainnya.
"Maaf karena kami menerobos masuk. Pria tua ini berharap Tuan Besar Gu tidak akan mempermasalahkannya." Zhao Weisheng berbicara dengan sopan. Tidak lupa untuk tersenyum saat dia berjalan menghampiri Gu Bei yang berdiri di tengah-tengah aula.
Gu Bei kembali berkedip sebelum tersenyum dengan cukup lebar. "Te-tentu saja tidak akan mempermasalahkannya. Merupakan kehormatan Ketua Weisheng datang berkunjung ke kediaman ini."
"Ha-ha-ha... Tuan Besar Gu terlalu menyanjung. Kami diundang, tentu saja kami harus datang. Bukankah begitu?"
Meski terdengar biasa, tetapi ucapannya seolah memberitahu jika mereka bertiga datang karena surat yang dikirimkan Zhao Yang. Gu Bei dan seluruh anggota keluarga yang ada di aula mengerti dengan cepat. Mereka yang awalnya menganggap Zhao Yang hanya membual tentang hubungannya dengan Paviliun Pedang sekarang tidak berani bicara sembarangan setelah tertampar oleh kenyataan.
Alih-alih membicarakan Zhao Yang, sekarang sebagian orang lebih memperhatikan Gu Xun yang raut wajahnya sudah sangat buruk seperti tertimpa kotoran.
"Ketua Weisheng, Ketua Jinhai, Ketua Hao Ming. Bagaimana jika kita mencari tempat yang lebih santai untuk berbincang? Ada rumah teratai di halaman belakang. Tentu saja jika Ketua tidak keberatan."
Zhao Weisheng melirik dua orang di sampingnya dan memandang Zhao Yang. Tidak lama pria tua itu tersenyum sambil menganggukkan kepala. "Jika begitu, silakan Tuan Besar Gu yang memimpin jalannya."
Mereka berempat kemudian berjalan meninggalkan aula. Sampai di ambang pintu Gu Bei menahan kakinya saat dia menatap ke tempat Zhao Yang. "Apa yang kau lakukan di sana? Kau juga harus ikut."
"Ayah pergi dulu, aku akan menyusul."
Gu Xingyu mengerutkan kening melihat Zhao Yang tidak langsung pergi bersama ayah dan tiga ketua Paviliun Pedang.
"Cepat ke sana. Jangan buat Ketua Wei, Ketua Jinhai dan Ketua Hao Ming menunggu."
Zhao Yang tersenyum kepada istrinya. "Tidak perlu khawatir. Aku akan ke sana, tapi sebelum itu seseorang harus merangkak meninggalkan aula ini."
Wajah Gu Xun yang mendengarnya langsung berkeringat. Menghindari tatapan Zhao Yang seolah ingin melarikan diri dari janji yang diucapkan.
"Woahh! Aku pikir Zhao Yang akan cukup berbelas kasih dan tidak akan mengungkitnya. Tapi dia benar-benar meminta Gu Xun merangkak meninggalkan aula."
Beberapa orang berkata dan menunggu apa yang akan dilakukan Gu Xun selanjutnya.
"Zhao Yang. Kau seharusnya tidak terlalu memaksakan keberuntunganmu. Mari akhiri sampai di sini saja, dan aku tidak akan mencari masalah lagi ke depannya. Kau menang."
Gu Xun bersikeras tidak mau merangkak keluar dari aula. Tetapi Zhao Yang malah tertawa saat mendengar ucapannya dan melambaikan tangan dengan acuh tak acuh.
"Gu Xun! Apa kau ini masih seorang pria? Seorang pria seharusnya tidak mengingkari ucapannya begitu saja."
"Upss... ...." Gu Yiwei di samping tampak dengan susah payah menahan suara tawanya.
"Zhao Yang. Kau- ...." Gu Xun sangat marah sampai tubuhnya bergetar. Dia menatap sang ayah berusaha dapatkan bantuan. Namun Gu Yi hanya diam sembari memalingkan wajahnya ke arah lain.
"..."
Setelah apa yang diucapkan dirinya di hadapan kakak dan juga anggota keluarga lain, bagaimana mungkin Gu Yu punya wajah untuk ikut campur dalam masalah ini.
"Maafkan Ayah, Xun'er."
Sementara itu Gu Xun seperti tidak punya pilihan selain merangkak keluar. Wajahnya terlihat memerah, sementara kedua tangannya terkepal.
"Apa Gu Xun akan benar-benar melakukannya?"
Saat Gu Yiwei bergumam dengan suara yang lirih Gu Xun sudah mengambil posisi untuk berjalan merangkak. Hal ini jelas mengejutkan semua orang. Namun mereka tidak bisa untuk tidak merasa puas melihat Gu Xun yang biasanya sangat angkuh sekarang dikerjai habis-habisan oleh Zhao Yang.
"Sekarang- ... Apa kau sudah puas? Aku sudah merangkak seperti yang kuucapkan."
Dia berdiri di luar garis pintu dan menatap Zhao Yang tajam. Amarah terasa sangat nyata dari ekspresinya, tetapi Zhao Yang bahkan tidak terpengaruh sedikit pun. Berjalan menghampiri dengan raut wajah tak bersalah.
"Ya! Tentu saja. Aku puas karena ternyata kau memang seorang pria. Bagus sekali!"
lanjutkan lg ceritanya thorrrr