NovelToon NovelToon
Bukan Salah Takdir

Bukan Salah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:158.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Memilik cinta yang begitu besar tak menjamin akan bertakdir. Itulah yang terjadi pada Rayyan Rajendra. Mencintai Alanna Aizza dengan begitu dalam, tapi kenyataan pahit yang harus dia telan. Di mana bukan nama Alanna yang dia sebut di dalam ijab kabul, melainkan adiknya, Anthea Amabel menggantikan kakaknya yang pergi di malam sebelum akad nikah.

Rayyan ingin menolak dan membatalkan pernikahan itu, tapi sang baba menginginkan pernikahan itu tetap dilangsungkan karena dia ingin melihat sang cucu menikah sebelum dia menutup mata.

Akankah Rayyan menerima takdir Tuhan ini? Atau dia akan terus menyalahkan takdir karena sudah tidak adil?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Butuh Validasi

Mata yang baru saja terbuka mulai mencari sosok yang semalam memeluknya. Tak ada siapapun di sana. Anthea segera turun dari tempat tidur dan bergegas hendak keluar dari kamar. Baru juga membuka pintu, sosok yang dia cari sudah ada di depannya dengan membawa susu cokelat panas.

"Mau ke mana?"

Anthea berhambur memeluk tubuh Rayyan dengan erat. Awalnya terkejut, tapi lama kelamaan lengkungan senyum dia ukirkan. Dari kejauhan Mbok Arum mengukirkan senyum karena melihat adegan manis di pagi hari.

"Semoga cepat menjadi suami-istri yang sesungguhnya."

Doa yang begitu tulus dari Mbok Arum. Wanita yang sudah berumur itu ikut bahagia melihat perkembangan hubungan Rayyan dengan Anthea.

"Hari ini baik gua ataupun lu gak akan pergi ke tempat kerja. Kita akan terus berpelukan sampai lu bosan."

Rayyan membawa Anthea kembali ke kamar. Menyuruh sang istri untuk meminum susu hangat yang sudah dia buatkan.

"Mau cuci muka dulu."

Rayyan pun mengangguk dan menunggu Anthea di sofa. Lima menit berselang, sang istri keluar dan Rayyan menyuruh Anthea duduk di sampingnya.

"Mau sarapan keluar gak?" tanya Rayyan ketika Anthea baru saja menghabiskan susu.

"Mau bubur ayam."

Tangan Rayyan sudah terulir dan disambut hangat oleh Anthea dengan seulas senyum.

"Mbok, jangan buatin sarapan. Kami mau makan di luar."

"Baik, Mas."

Rayyan tersenyum ketika perutnya sudah dipeluk oleh Anthea di atas motor. Ditambah udara yang begitu segar dan cuaca yang sangat mendukung. Gerobak hijau tukang bubur sudah Rayyan lihat.

"Campur atau enggak?" tanya Rayyan.

"Gak pake kacang."

Rayyan sudah duduk di samping Anthea. Pandangan Anthea teralihkan ketika tangan yang berada di bawah meja sudah Rayyan genggam. Mereka hanya saling pandang hingga bubur pesanan datang.

Selesai sarapan, Rayyan sengaja mengajak Anthea berjalan-jalan sambil jajan di pinggir jalan. Begitu mudah mengembalikan mood Anthea. Anthea terlihat bahagia dengan tangan yang membawa banyak bungkusan.

"Mau beli apa lagi?"

"Udah kayaknya," jawabnya.

"Ta-pi---"

Dahi Rayyan mengkerut ketika terdengar kata tapi setelahnya. Menunggu kelanjutan dari ucapan wanita yang dia sayang.

"Siangnya aku pengen makan bakso."

"Noted."

Rona bahagia hadir. Rayyan mengusap ujung kepala Anthea karena begitu gemas. Dia juga merasa sangat bersyukur karena memliki istri yang begitu sederhana, tapi begitu kuat mentalnya.

.

Aroma bunga yang segar tercium. Anthea baru selesai mandi dengan handuk yang masih melilit di rambut. Untuk sesaat Rayyan terpesona dan langkahnya mulai mendekati sang istri yang sudah berada di depan meja rias. Tangan kekar itu kini melingkar di perut Anthea.

"Aku mau pake skincare dulu."

"Tinggal pake doang. Kan gua cuma meluk lu dari belakang."

"Tapi, ganggu, Ray."

Rayyan malah semakin mengeratkan pelukannya hingga membuat decakan kesal keluar.

"Rayyan--"

"Enggak akan gua ganggu, Anthea."

Tak ingin membuang tenaga, Anthea pun membiarkannya saja. Berdebat dengan Rayyan percuma. Melihat wajah Anthea tang prengat-prengut membuat Rayyan gemas. Kecupan pun dia berikan di pipi putih Anthea. Seketika tubuh Anthea menegang.

"Mau nambah di bibir gak?" bisik Rayyan.

Tangan Anthea pun tak segan mencubit perut Rayyan hingga dia mengaduh.

"Sakit, Sayang."

"Lagian gak jelas!"

Rayyan malah tertawa keras. Dan memilih menjauh dari istrinya. Sekarang, dia sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjang milik Anthea.

"Lu udah sayang sama gua belum?"

Deg.

Anthea membeku mendengar pertanyaan Rayyan. Mulutnya seketika kelu.

"Gua masih nunggu loh."

Rayyan melihat pantulan istrinya yang tengah membeku. Dia kembali menghampiri Anthea. Memutar kursi yang Anthea duduki dan menatapnya dengan begitu dalam.

"Kalau lu masih belum siap jawab, jangan dipaksa." Rayyan sudah meraih tangan Anthea untuk dia genggam.

"Gua akan terus menunggu dan terus berjuang untuk buat lu sayang sama gua."

"Maaf," balas Anthea dengan begitu pelan.

"Its okay. Don't sad."

Sesabar itu Rayyan menghadapi Anthea. Rela menunggu jawaban. Padahal, sikap Anthea sudah menunjukkan semuanya. Akan tetapi, Rayyan membutuhkan validasi dari sebuah ungkapan balasan.

Ketukan pintu membuat atensi mereka berdua teralihkan. Pintu kamar terbuka dan Mbok Arum yang ada di sana.

"Ada tamu, Mas._

"Siapa?"

"Mbok gak kenal."

"Suruh tunggu, Mbok."

Mereka berdua kembali saling tatap.

"Mau ikut keluar?"

"Duluan aja. Aku keringin rambut dulu."

Sendiri menuju ruang tamu, dan tak lama bibirnya terangkat ketika melihat siapa yang sudah ada di rumahnya.

"Ray, tolong bantu Ibu."

Ibu mertuanya segera menghampiri Rayyan sambil memegang tangannya seperti orang yang memohon.

"Alanna kecelakaan dan sekarang dia mau dilaporkan ke polisi jika tidak membayar biaya rumah sakit." Berharap Rayyan mengiba.

"Bukan urusan saya."

"Tapi, dia kakak ipar kamu, Rayyan. Bahkan dia juga mantan kamu."

"HANYA MANTAN KAN. BUKAN ISTRI!"

Suara Anthea menggema di ruang tamu. Tatapan tajam dia berikan kedua orang yang sudah ada di sana.

Di luar dugaan, Anthea mulai melingkarkan tangannya di lengan Rayyan. Sontak tangan ibunya terlepas begitu saja.

"Minimal Ibu dan Kak Alanna tahu diri. Jangan terus menjadi hantu di rumah tangga kami."

Keberanian Anthea membuat lengkungan senyum terukir di wajah Rayyan. Taring Anthea mulai keluar.

"Buka mata dan hatimu, Anthea! Kakakmu sedang kesusahan!" bentak sang ibu.

"Jangan pernah bentak istri saya!"

Tak terima istrinya dibentak Rayyan mulai memasang badan. Atensi Anthea pun kini tertuju pada wajah Rayyan yang tengah marah. Baru saja Rayyan hendak membuka suara lagi, Anthea mencengkeram lengan Rayyan sedikit keras. Hingga mereka saling tatap dan gelengan kecil dapat Rayyan lihat.

Pandangan Anthea kini sudah tertuju pada ibunya. Hembusan napas kasar keluar dari bibirnya. Mengatur napas sebelum dia berbicara.

"Sebelum Ibu menyuruh aku untuk membuka mata. Coba buka mata dan hati Ibu dulu. Ke mana Ibu dan Kakak ketika aku sedang kesusahan? Apa kalian membantuku? Apa kalian merangkulku?" Penuh penekanan dari setiap kata yang terucap.

"Kalian malah menyudutkanku. Bahkan kalian mendorongku ke sebuah lubang yang begitu dalam sampai luka itu masih menganga sampai sekarang." Masih mencoba tegar di tengah emosi yang sudah tidak terkontrol.

"Ketika aku sedikit lagi berhasil naik dari lubang itu, kalian malah menginjak punggung tanganku dan membiarkanku kembali terjatuh ke dalam lubang kesakitan yang sama."

"Dan setelah apa yang kalian lakukan kepadaku, wajar kan jika sekarang ini aku akan menutup mata dan hatiku untuk kalian?"

"Sudah cukup aku menjadi kuda kalian. Kerja mati-matian, tapi kalian yang menghabiskan. Dan sekarang, tolong tepati janji kalian. Ketika aku menikah dengan pacar kakakku, kalian tidak akan menggangguku lagi. Jadi, SEGERA PERGI DARI RUMAH INI SEKARANG JUGA! AKU SUDAH TIDAK INGIN DIGANGGU OLEH IBU."

"Lancang sekali kamu, An--"

"Anda mau pergi dari hadapan istri saya atau rumah yang Anda tempati akan saya ambil kembali?"

Glek.

Wanita itu tak berkutik men-share ancaman yang keluar dari mulut Rayyan. Sedangkan Anthea menatap Rayyan dengan penuh kebingungan.

.

"Kapanpun saya bisa ambil rumah itu karena nama pemilik rumah itu sudah saya ubah atas nama istri sah saya, Anthea Amabel."

...*** BERSAMBUNG ***...

Komennya dikencengin dong ...

1
Maya Lara Faderik
tamat kah..
Yus Nita
kontak bathin si Tuan, namaa ny di sebut
Rahmawati Abdillah
udah mampir ya ,nie selalu setia menanti next episode si lala
Salim S
anaknya abang Er plek ketiplek papanya, karena waktu aruna ngidam yg di kerjain para kulkas 12 puntu kalau anaknya Reyn tantruman kaya s Tuan,dan anaknya Rayyan yg satu sabar nya kaya Pangeran yg satu tantruman kaya s Tuan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/....kurang thor bonchap nya....lanjuuut
Salmi Ati
wah rumah papi restu kayak pasar malam klo semua cucu dan menantunya kumpul
sum mia
bikin ngakak aja kalau mereka para bocil cucu papi Restu kumpul . dan si El tetep jadi Radja yang berpengaruh . bukan hanya para bocil bahkan yang dewasa pun ikutan kicep dengar teriakannya . 🤣🤣🤣🤣
aku dah baca kak , tapi baru 1 bab , ini baru bisa dan sempat buka NT . pasti lanjut baca lah kak . seru juga bikin greget .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍 bonchap nya ditambah lagi juga masih mau kak fie
DozkyCrazy
mauuuu
DozkyCrazy
😁😁 dasaar
Herman Lim
tambah donk Thor
Nining Dwi Astuti
dah baca yg baru ini lg nunggu bonchap lagi siapa tau khilaf kasih yg banyak bonchapY🤣🤣🤣🤣✌🏻
Purnama Pasedu
rame dech
Ita Rosdiana
udah ka, lanjut bonchap dong
NadiraDira
udah kesana thor...lanjutkannnn
aisya
yaaaaa lg seruuuuu.... lanjut lagiiiiii
Novita Sari
lagi dong thour,lucu klau ada ank2 balita
Ciebungsu Bungadesa Ygtrsendir
boncap nya kurang othor ,mash pengen lanjuuuuuuut lg

oke otw ke yg baru
Saadah Rangkuti
sudah kok thor 🥰
Ida Farida
sudah donk kak
herni herni
aku udah melipir episode 1 kak. lagi nggu lanjutannya
Rika O Amir
lg dong bonchapnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!