NovelToon NovelToon
Regresi: Psikopat Membalas Dendam

Regresi: Psikopat Membalas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Penyelamat
Popularitas:44.6k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

Istri yang dimanfaatkan olehnya telah tiada, meninggal dalam pelukannya. Wanita berwajah rusak yang tidak pernah lelah menunggunya.

"Bangun Foline..." gumamnya, tidak pernah mengijinkan pemakaman sang istri. Memeluk jenazah yang berada dalam peti mati dalam kamarnya.

Pemuda keji, yang menampik rasa kasih dari istrinya. Menghancurkan keluarganya, hanya demi ambisinya untuk memiliki segalanya.

"Sayang...jika aku dapat mengulangi waktu, aku tidak akan membiarkanmu menangis, tidak akan membiarkan jarimu tergores..." gumamnya hendak mengakhiri hidupnya. Kala bahkan tidak ada lagi rasa kasih dari keluarganya.

*
Namun, ada yang aneh. Otto Celdric tidak meninggal. Matanya terbuka mengamati ruangan, dirinya kembali ke masa 12 tahun lalu.

Mencari keberadaan istrinya, melindungi keluarganya, itulah yang akan dilakukan psikopat itu kali ini.

Menginjak tubuh orang-orang yang akan menghancurkan keluarganya.

"Kalian tidak ingin bermain lagi denganku?"

"Aaggh!"

"Adios!"

Dor!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teddy Bear

Suara teriakan tidak dipedulikan olehnya. Beberapa orang yang mengikuti pesta masih tertidur dalam kondisi mabuk.

Sedangkan Eric sendiri, tentu harus tidur yang cukup agar dapat mempertahankan wajah cerahnya. Menguap beberapa kali, kala salah satu orang bayarannya memberikan flashdisk.

"Ini rekaman permainan---" Orang itu menghela napas, enggan berkata-kata mengingat hal yang terjadi di dalam sana. Seperti perintah menyediakan berbagai alat aneh untuk berhubungan sesama jenis.

"Teman terbaikku (Alex) apa dia masih hidup?" Tanya Eric, menyimpan flashdisk ke dalam sakunya.

"Dia... tidak sadarkan diri. Mungkin karena kekurangan cairan." Jawab pria di hadapannya.

"Pasangkan jarum infus. Dia harus tetap hidup, untuk mengikuti permainan tahap selanjutnya. Memang menyenangkan bermain dengan sahabat terbaik di dunia." Teriak Eric bangkit terdengar begitu gembira, ini menyenangkan? Belum begitu menyenangkan. Penghinaan, urine beberapa orang yang mengotori tubuhnya. Bahkan dicekoki urine yang mengalir lansung.

Masih teringat di benaknya saat itu bagaimana tubuhnya yang berlumuran urine, ditarik ke dalam kamar mandi. Dibersihkan paksa, sebelum pada akhirnya dipaksa oleh melayani beberapa pria.

Hal yang membuatnya gemetar ketakutan. Suaranya bahkan habis untuk menjerit dan menangis. Lebih hina dan buruk dari kematian.

Iblis yang tercipta perlahan. Seseorang yang terlalu baik, menyimpan rasa sakitnya seorang diri. Setelahnya? Dirinya harus mengikuti semua perintah mengerikan dari Alex.

"Apa yang akan kamu lakukan?" Tanya pria yang berdiri di belakangnya menelan ludah ketakutan. Seseorang yang dibayar oleh Eric menggunakan uang pemberian ayahnya.

"Aku? Tidak ada, hanya bermain." Tatapan mata penuh senyuman menyeringai, penuh tawa. Benar-benar terlihat gila, bermain? Ini belum cukup, benar-benar masih kurang. Bagaimana perlahan membuat Alex memohon untuk mati.

"Kalian pulanglah..." Lanjutnya. Hingga beberapa orang suruhannya melangkah pergi.

Alex, tidak akan mengenali wajah orang-orang yang dibayar Eric, mengingat mereka menutup wajah dengan topeng.

Menghela napas, siapa yang akan menjadi pahlawan? Tentu saja keponakannya tersayang. Karena itu tentu saja, seorang Otto Celdric lah yang akan menjadi korban.

Merobek dan mengotori pakaiannya, membubuhi sedikit saus tomat di sudut bibirnya untuk mendramatisir keadaan.

Saat itulah Eric berteriak dari luar."Ryu! Ryu!" Ucapnya dengan nada lemah tidak berdaya, terisak. Membuka kunci pintu basement, tempat Ryu diikat semalaman.

Ryu membulatkan matanya melihat keadaan pamannya, sudah pasti mengalami penganiayaan. Paman yang menangis bagaikan mengalami trauma, memotong tali yang mengikat tubuh Ryu, hingga pemuda itu dapat melepaskan mulutnya, yang disumpal dan diikat.

"Paman, paman tidak apa-apa?" Tanya Ryu menatap keadaan Eric dari atas sampai bawah. Tubuh Eric hanya gemetar tidak menjawab.

Dengan cepat Ryu memeluk paman yang berusia lebih muda darinya. Rasa dendam pada Alex, iba pada Eric yang berkorban deminya.

"Paman, aku akan belajar lebih dewasa. Untuk melindungimu." Ucapnya pelan menangis bagaikan dapat merasakan rasa sakit sang paman, tanpa mendapatkan jawaban dari Eric.

Eric sendiri? Tersenyum menyeringai tanpa disadari Ryu Dean. Bagaimana membuat timbunan lemak ini menjadi lebih dewasa. Tidak! Bagaimana membuatnya berkembang menjadi predator.

Kriuk!

Grug!

"Paman aku lapar." Perut besar pemuda itu berbunyi.

"Timbunan lemak sial! Buntalan kentut! Jika saja kamu bukan anak kakakku tersayang..."Umpat Eric dalam hatinya. Tapi masih terlihat menangis terisak di luar.

"Aku akan membuatkan sarapan. Ki...kita pulang." Ucapnya pelan. Ryu hanya mengangguk, janjinya untuk diet dan belajar beladiri akan dilakukannya mulai hari ini.

*

Ah...ah ...ugh ...ah...

Suara itu terdengar kala Ryu Dean tengah belajar beladiri di hari pertama. Sementara Eric memakai topi berbentuk beruang yang mencolok. Menontonnya sembari menikmati soda.

"Angkat kakimu lebih tinggi! Kemudian tendang!" Teriak sang pelatih Thai boxing.

Keringat membasahi seluruh tubuhnya mendapatkan semangat dari pamannya yang baik hati dan lugu."Ryu nomor 1! Demi Almira!" teriak Eric mendramatisir keadaan, membawa bentuk hati berwarna pink dari gabus.

"Benar! Demi Almira!" Batin Ryu membuat lemaknya terus bergetar, berusaha walaupun sulit.

Sementara Eric benar-benar sudah jenuh dengan semua ini. Memakai kaos bermotif Teddy bear, sosok seperti apa yang ingin diciptakannya di kesempatan kedua yang didapatkan olehnya?

Seseorang yang humoris dan baik hati. Seperti apa yang tertulis dalam buku harian mendiang istrinya. Bukan cerita tentang tipe ideal, tapi mendiang istrinya ingin memiliki seseorang yang humoris dan dapat mendengarkan apa yang dikatakan olehnya.

Istri yang pada akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri. Karena... terlalu banyak rasa sakit, penghinaan, dalam kesendirian.

"Ryu! Berjuang! Demi Almira!" Teriak Eric tersenyum.

Sejenak kegiatannya terhenti menatap ke arah arloji miliknya. Bukankah ini saatnya bermain dengan pacarnya tersayang? Veronica nya yang cantik, seseorang yang selalu bangga dengan bentuk tubuhnya yang indah?

Melangkah pergi, meninggalkan Ryu Dean.

"Paman mau kemana?" Teriak keponakannya.

"Mau berkencan! Ingin bermain dengan Veronica. Aku merindukannya." Eric tersenyum, melangkah meninggalkan Ryu.

Tapi dengan cepat Ryu mencegahnya."Paman! Tidak boleh! Dia mengkhianati paman. Aku yakin kejadian semalam---"

"Kamu tidak akan mengerti, aku mencintainya. Karena itu aku ingin mendengar penjelasan darinya." Kalimat sebaik malaikat dari pamannya.

Hal yang membuat Ryu tertegun. Mengapa pamannya dapat sepolos ini? Sebaik hati ini? Bahkan begitu lugu dan kekanak-kanakan.

"Paman, yang paman jalani ini hubungan toxic!" Tegas Ryu ingin menyadarkan Eric.

"Yang kamu jalani dengan Almira hubungan asam sulfat." isi orak Eric mengangkat sebelah alisnya. Kemudian kembali berusaha mendramatisir.

"A...aku tidak tau. Kamu kembalilah latihan, untuk melindungi diri dari Alex." Eric tertunduk, melangkah meninggalkan Ryu.

"Paman! Aku akan melindungi paman darinya." Teriak Ryu Dean mengepalkan tangannya. Dirinya bersumpah akan melindungi sang paman yang begitu mengasihinya. Paman yang menggantikan dirinya menerima pembullyan.

Eric melangkah pergi tanpa berbalik. Mungkin satu hal yang tidak diketahui Ryu Dean. Pamannya yang baik hati, rela berkorban telah menghilang dari sebelum waktu terulang. Hanya untuk melindungi keponakannya yang pengecut, hanya karena tangan-tangan iblis seperti Alex yang menarik Eric ke hal yang lebih buruk dari neraka.

Yang ada saat ini hanya Eric. Pemuda yang tersenyum menyeringai setelah merapikan letak topinya. Menatap ke arah sinar matahari."Terimakasih sudah menarik iblis ini dari neraka. Terimakasih memberkan kesempatan menyelamatkan kak Neil dan Foline. Aku tidak akan membunuh lagi. Tapi akan menjadi pedang-Mu. Untuk menghancurkan hidup orang-orang keji." Sebuah kata penuh air mata tertuju untuk Tuhan.

Bagaikan sebuah air mata darah dari orang yang pernah diinjak dalam lumpur. Kali ini tidak ada lumpur di tubuhnya. Iblis yang akan mengintai iblis-iblis lain. Itulah seorang Otto Celdric.

*

Membuka pintu yang begitu besar. Eric membawa handycam kesayangannya, handycam dengan beberapa stiker beruang. Hal yang manis bukan? Melengkapi bajunya hari ini.

Membawa sebuah brosur, seketika semua lampu di ruangan ini dimatikan, kecuali lampu di panggung. Eric mulai duduk membaca brosur yang dibawa olehnya baik-baik.

Kamera wartawan, serta kamera tim sponsor menyorot langsung pada panggung. Semuanya disiarkan secara live di salah satu stasiun TV.

Ruangan ini benar-benar penuh dan sesak, oleh para meminat otomotif.

Eric tersenyum menyeringai, kala sebuah truk kontainer masuk ke dalam ruangan ini.

Begitu indah bukan? Sama dengan kejadian dimana dirinya diberikan obat tidur oleh Veronica. Kemudian Alex memasukkan tubuhnya dalam tugas kotak. Sebagai pertunjukan aksi sulap di depan seluruh orang di kampus. Masih teringat di benaknya bagaimana indahnya tawa Veronica dan Alex saat itu.

Tapi kali ini.

Kontainer yang terbuka secara otomatis di semua bagian sisi, dalam perkenalkan produk mobil keluaran terbaru merek ternama.

Para wartawan serta Eric mengambil gambar. Senyuman terlihat di wajah sang pemuda. Tangannya gemetar, benar-benar tersenyum.

Mobil yang indah, benar-benar elegan. Ditambah wanita cantik disampingnya. Wanita cantik tanpa sehelai benangpun.

"Aaaagghh!" Suara teriakan Veronica, membuat semua orang berbisik membicarakan semuanya. Petugas di atas panggung juga terlihat kebingungan. Apa ini bagian dari promosi mobil? Mengapa ada wanita tanpa pakaian dalam kontainer?

"Honey, kamu benar-benar cantik..." Gumam Eric diantara ratusan orang penonton tersenyum. Hampir tertawa rasanya dengan permainan ini.

Masih memakai setelan baju Teddy bear yang manis. Teddy bear yang begitu senang untuk bermain.

1
Ayu Octaviany
mudah"n ada yg nolongin anak" panti. semoga aja anak" panti di tolongin ma Erik. menegangkan... di tggu up nya thor
Yani Setyani
Bermainnya eric mah di luar nurul
😁😁😁😁😁
riiina
selalu ditunggu.... selalu merasa kurang meski sudah rutin updatenya...
RahaYulia
nah kaaan....
RahaYulia
semoga aku slh bsr klo brpikir kbakaran itu ulah kepala panti ...
p
Luar biasa
Nur Wahyuni
loh kok kepala panti juga dibunuh sama Zhou... 🤔🤔🤔
Ufi Yani
eric kliling dunia..
Senjaa💞
apapun itu...eric,aku harap km bs menyelamatkan anak2 panti yg tdk berdosa dr kematian,gagalkan kebakaran itu😔😔😔
Eka suci
dia mau jual panti, ternyata Billy ini serakah setelah diasuransikan saat panti kebakaran dan anak anak meninggal dia yg hidup yg paling diuntungkan, curiga pantinya dibakar si bily
Siti Rokayah: lanjutttt
total 1 replies
Amelia Rizeki
ya kan Billy itu daftar asuransi jiwa buat anak2 panti pakai uang pensiunnya....jd dia pasti terlibat lhah....buat klaim preminya
riiina
masih teka teki ini...
yesi yuniar
mantap banget deh pokoknya... kereen 👍👍👍👍
Me mbaca
Ke 12, apa Zhou tega bunuh ayah sendiri ya? atau malah ada teka teki apa ya yang ada hubungannya dengan orang tua Zhou?
yesi yuniar
masih misteri... kenapa billy bisa menjadi korban sang pembunuh berantai kalau pelakunya adalah zhou 🤔🤔
imel
aje gile
yesi yuniar
saatnya berburu chriss zhou.... 💪
Nur Wahyuni
nah itu ric petunjuknya ya di panti asuhan... jangan sampai pantinya kebakaran biar Zhou gak jadi jahat..
evi
ryu di sini masih folos pantesan bisa dibodohi Almira di kehidupan sebelumnya
nurul zakiyah
/Chuckle/ author nya dikatain sama psikopat, ati ati loh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!