NovelToon NovelToon
Sang Penakhluk

Sang Penakhluk

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Beda Usia / Mengubah Takdir
Popularitas:35.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lindra Ifana

~ Dinar tak menyangka jika di usianya yang baru tujuh belas tahun harus di hadapkan dengan masalah rumit hidupnya. Masalah yang membuatnya masuk ke dalam sebuah keluarga berkuasa, dan menikahi pria arogan yang usianya jauh lebih dewasa darinya. Akankah dia bertahan? Atau menyerah pada takdirnya?

~ Baratha terpaksa menuruti permintaan sang kakek untuk menikahi gadis belia yang pernah menghabiskan satu malam bersama adiknya. Kebenciannya bertambah ketika mengetahui jika gadis itu adalah penyebab adik laki lakinya meregang nyawa. Akankah sang waktu akan merubah segalanya? Ataukah kebenciannya akan terus menguasai hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

Dinar melihat ponselnya, ternyata jam 3 pagi ia baru bisa menyelesaikan semua. Sebenarnya badannya gerah karena keringat, tapi tak mungkin ia mandi pagi pagi buta dengan kondisi kelelahan seperti ini.

Akhirnya tak terasa ia tidur juga, tapi sebelumnya ia sudah menyetel alarm ponselnya di jam lima pagi. Paginya ia harus menyiapkan sarapan dan segala sesuatu menyangkut suaminya.

Dinar berpikir setelahnya mungkin ia bisa puas beristirahat karena dia mulai aktif di kampus mulai minggu depan.

Benar saja, dengan badan yang masih sangat lelah ia bangun karena mendengar dering ponselnya. Segera ia pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan, tapi ia menghela nafas kasar setelah membuka lemari pendingin.

Tak ada apapun disana, yang artinya tak sesuatu yang bisa ia masak hari ini. Dan tak mungkin ia membangunkan monster jahat yang pasti masih meringkuk di bawah selimut hanya untuk meminta uang.

Akhirnya ia hanya memasak air, jika tak ada makanan setidaknya ada sesuatu untuk membasahi tenggorokannya. Jam setengah enam pagi ia melihat Bara keluar dari kamar sudah dengan pakaian formalnya. Tanpa mengatakan apapun pria itu langsung pergi.

Dinar pergi ke depan, bahkan pos jaga tempat sang supir bermalam lebih besar dari kamarnya.

"Ckk perasaan semalam halaman ini indah banget, kenapa sekarang rumputnya jadi lumayan tinggi begitu?"

Dinar melihat ke sekitarnya, tak ada mesin ataupun gunting pemotong rumput yang bisa ia gunakan. Tapi jika dibiarkan maka ia yakin itu akan menjadi salah satu daftar kesalahannya nanti, tidak bisa mengurus rumah!

"Assalamualaikum Neng!"

Dinar menoleh ke arah sumber suara. Ternyata di depan gerbang depan rumah yang tingginya hanya sebatas dada berdiri seorang wanita sedang melihat ke arahnya.

"Walaikumsalam Bu," sahut Dinar ramah dan kemudian berjalan mendekat. Dia tak menyadari jika ada tetangga di rumah ini disisi kanan dan kiri rumah dikelilingi tembok tinggi.

"Eneng istri mas bule yang nyewa rumah ini ya? Nggak usah di buka gerbangnya Neng, saya hanya mampir nyapa. Saya Juwita tapi orang orang biasa panggil saya Mak Juwi, saya sodara Mang Surya supirnya Eneng. O iya ini tadi saya masak opor Neng....cicipin ya."

"Ya Allah makasih Mak, saya Dinar. Emak rumahnya dimana, saya kok nggak liat rumah disekitar sini?" tanya Dinar bersyukur saat dirinya lapar ada orang baik yang mengirimi makanan.

"Rumah saya tepat ada di belakang rumah ini Neng, di sebelah tembok rumah ada gang buat lewat. Di belakang ada banyak rumah Neng!"

"Ohhh kapan kapan saya main Mak, ini lagi mau bersih bersih dulu soalnya."

"Ya udah Neng saya tinggal, semoga betah disini."

Dengan bersemangat Dinar pergi ke dapur untuk mengambil sendok, dengan lahap ia makan kupat opor pemberian Mak Juwi.

Setelah selesai makan niatnya akan membersihkan halaman depan, mungkin ia bisa pergi kebelakang untuk meminjam gunting rumput atau alat apapun yang bisa digunakan untuk memotong rumput.

"Enak?"

Dinar hampir saja menjatuhkan mangkok ditangannya karena kaget.

"Ehhh...Krisna? Bagaimana bisa kau datang pagi pagi begini? Bukannya hantu hanya bisa menampakkan diri di malam hari?"

Pria muda itu hanya terdengar tertawa lepas, sungguh Dinar bisa merasakan perbedaan yang jauh antara Bara dan Krisna. Walau kakak beradik tapi sifat mereka berbeda seperti bumi dan langit.

Jika Bara arogan dan selalu marah marah maka Krisna adalah sosok ramah dan suka tertawa. Tak ada rasa canggung ketika sedang berbicara dengan putra kedua Whisnu Wirabumi itu.

"Aku bukan hantu, aku hanya pria tampan yang ingin menemani kakak ipar kesepian sepertimu. Setidaknya ini bisa menebus rasa bersalahku padamu, karena diriku kau harus terikat dengan monster kaya raya tapi menyebalkan itu!"

Kali ini Dinarlah yang tertawa karena mendengar seorang adik menyebut kakak kandungnya sebagai monster menyebalkan.

"Boleh aku bertanya padamu adik ipar? Waktu itu kau mengatakan jika aku masih murni, tapi malam itu ketika aku sadar aku menemukan banyak...," sebelum bisa menyelesaikan kata katanya Krisna sudah memotong kata katanya.

"Aku tidak melampaui batasku, ckk bukankah kau sudah memaafkan aku? Jadi tidak usah dibahas lagi tentang apa yang terjadi malam itu. Simpan tenagamu untuk menghadapi kakakku. Apa ibuku baik padamu?"

"Maksudmu Nyonya...ehh ibu Wening? Memang ada apa? Hei Krisna, jangan pergi dulu!"

Tapi bukannya menjawab, pria berbaju putih itu malah melangkah pergi meninggalkan dirinya. Dan seperti biasa, kaki dan tubuh Dinar seperti sangat berat untuk digerakkan. Jangan untuk mengejar, bahkan suaranya sekarang seperti tersumbat tak bisa dikeluarkan.

*

"Apa lingkungan rumah itu aman?" tanya Bara pada sang supir, mereka masih ada dalam perjalanan menuju perusahaan.

Kebetulan pagi pagi sekali Anom memberi kabar jika pagi ini ada rapat semua dewan direksi, dan Baratha diminta hadir untuk perkenalan.

"Sangat aman Tuan, saya mengenal hampir semua warga yang tinggal disekitarnya. Semua orang baik. Dan jalan di depan rumah adalah jalan kampung, bukan jalan utama yang sering dilewati orang luar," sahut sang supir bernama Mang Surya itu.

"Jam makan siang nanti kita pulang sebentar, gadis itu sangat ceroboh! Bisa saja dia membuat kekacauan dirumah."

"Baik Tuan. Hanya mengingatkan, malam ini kita jadi berkunjung ke rumah Tuan Candranata."

"Aku tahu," sahut Bara menatap sinar kemerahan di ufuk timur. Dan tak henti ia mengumpat dalam hatinya karena dimanapun ia memandang hanya wajah gadis kampungan itu yang ada di otaknya.

Sengaja ia menempatkan Dinar di kamar belakang karena tak mau setiap saat melihat istrinya. Karena ada didekat gadis itu membuat jantungnya tidak baik baik saja.

1
Yuyun Yunita
mangkanya bara jgn apa² pake emosi.. dibodohin orang mau
🤣kl sdh menikah itu belajar berbicara dari hati ke hati jika ada pasangan kita yg bengkok kita yg lurusin bukan dibiarkan saja y sdh akan bengkok permanen
Yuyun Yunita: hooh.. kua kira pemikiran org kaya itu tdk dangkal tp ternyata trll membesar besarkan ego... pantes aja bnyk anak muda dr kalangan atas banyak yg songong mgkn krn mereka otak nya pada dangkal 🤣
Nuraisah alnajar: Mara ya mbak hahaha
total 2 replies
MaLovA
kagak ada becanda blog, cepet pulang gihh, gemes gue
Mak Lyly
ayolah Barata pulang temui dinar sebelum kamu menyesal jgn biarkan wening bahagia
Eka Burjo
nah loh sedikit demi sedikit kejanggalan muncul, masihkah kamu bego, bara🙄
MaLovA
baraa... mana baraa thor
lama amat ngumpet nya
Eka Burjo
ku kan ikuti alur ceritanya aja, meski ku tak suka karena yg jahat masih bahagia 🙄
Eka Burjo: oke Mak, ku kan slalu menunggu update nya, up tiap hari y Mak Thor 🤭
Lindra: ho oh...kali ini emak ksh alur lambat
total 2 replies
Eka Burjo
zia, jodohnya Anom ni, cocok
Akbar sama Denis aja🤭
Yuyun Yunita
mantap ini kl zia disandingkan dgn Anom... biar hidup Anom gak lempeng2 banget🤣🤣sedikit kasih warna Thor kayaknya seru🤣🤣
Mak Lyly
zia kamu anak kecil kenapa ikut2an biarkan para pemburu cinta berperang😂
Yuyun Yunita
jelas dikeroyok lah kan penjagaan dinar ketat banget dari Anom 🤣🤣
Nuraisah alnajar
Othor kasi anom sma dinar aja... Budu amat tu c bara sih
Eka Burjo
yodah sih ngapain Dinar ngurusin Akbar, biar aja bonyok
Mak Lyly
alah akbar mau ngapain sih segala nyamperin dinar, mau di keroyok pasukan Anom kamu??
SATRIA
Assalamu'alaikum, mampir thor, saling suportnya 🙏
Yuyun Yunita
ternyata Anom cucu kandung kakek malik jg😮 pantesan membela mati²an kl soal menyangkut wirabumi🤗

generasi penerus wirabumi ternyata pada baik² sprt Krisna Anom dan bara
tp kl bharata mah terlalu gk bs mengatur emosi krn dr kecil bara tak terdidik dr wirabumi tp dr keluarga ibunya
Mak Lyly
love sakebon untuk mu anom...
tetap semangat author...
Eka Burjo
baratha tolil
Yuyun Yunita
tuhkan bener memang si bharata itu bule bongok 😖yg terlalu terlalu egois karena seorang pria sejati semarah apapun dia oleh pasangannya pasti nya tidak mendengarkan satu pihak dan seharusnya bara itu sadar dgn dinar menyerahkan kesuciannya berarti dinar benar² tulus untuk nya.. karena itu adalah suatu hal yg dinar jaga selama ini... ish... dasar bara minta ditampol kayaknya😖😡
Yuyun Yunita
semoga dengan dinar menunjukkan kartu itu bisa sedikit membuat si bara bule bongok itu sadar.... 😖🙄
Eka Burjo
apa ya julukan yg pas buat Wening, musuh dalam selimut, ular berkepala dua, atau duri dalam daging, ah pokoknya yg jelek buat Wening semua lah, atau iblis lebih tepatnya ya😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!