Rise Of The Cruel Antagonist

"aarghh ...., Nara sialan, Nara sialan ...!" umpat Lana dengan keras, saat ini Lana sedang ada di gudang bersama dengan Aruna.

sementara Aruna yang melihat tingkah lana sama sekali tidak terkejut, lagian mereka sudah bersama hampir setiap hari dan tentu saja Aruna bisa mengetahui sikap asli Lana lebih dari siapapun.

"ada apa lagi sih ..?" Aruna dengan nada malas bertanya.

"Nara sialan itu, dia udah mulai berani lawan gue, dia bahkan bilang yang nggak-nggak di depan semua orang. yang lebih bikin gue kesel lagi, dia fitnah gue di depan Nevan sama teman-temannya," kesal Lana dengan emosi yang menggebu-gebu, "gue benci banget sama Nara, gue benar-benar benci sama dia ...!"

"terus sekarang lo mau apa, preman yang gue bayar aja kalah sama Nara, kayaknya emang udah takdir lo deh kalah sama kakak lo sendiri." Aruna dengan santai.

"gak! gue nggak sudi kalah sama Nara, Nara harus mati, dia harus matiin ....," teriak Lana dengan frustasi dan menjambak rambutnya sendiri, Lana tidak menerima kalau dirinya telah dipermalukan oleh Nara di depan para siswa dan siswi.

Lana sangat takut kalau reputasinya akan hancur, dia tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya jika para siswa dan siswi benar-benar menjauhinya, dan mencemoohnya dengan berbagai kata-kata yang kasar dan buruk.

Lana juga tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya jika Nara kakaknya justru menjadi semakin bersinar, semakin disukai oleh banyak orang, dan semakin disayang oleh orang tua mereka.

Aruna terdiam yang dia tahu Nara sangat menyayangi Lana apapun yang terjadi, tapi ketika mendengar cerita dari Lana, Aruna justru merasa aneh seolah-olah Nara telah berubah.

Tapi Aruna sendiri bingung di mana yang berubah dari Nara, sikapnya masih terlihat menyayangi Lana, perhatiannya juga masih ada, bahkan sikap memanjakannya saja masih terlihat jelas. Tapi entah mengapa Aruna selalu merasa kalau ada yang berubah dari Nara, tapi dia sendiri bingung gimana perubahan itu.

"Lo ngerasa nggak sih kalau kakak lo kayaknya udah berubah, dia kayaknya udah nggak terlalu care lagi sama lo, tapi dari gerak-geriknya dia seolah-olah masih orang yang sama kayak dulu," Aruna, karena tidak bisa berpikir di mana perubahan yang terjadi pada Nara, Aruna lebih memilih bertanya kepada Lana, lagian mereka satu rumah dan selama ini Lana lah yang menikmati perhatian dari Nara.

Lana terdiam dan mencoba untuk berpikir, dia juga menyadari kalau kakaknya sepertinya telah berubah, tapi juga terlihat tidak berubah. sikapnya masih sama seperti dulu, tapi Lana juga menyadari kakaknya sepertinya tidak sama seperti dulu, Lana kebingungan.

"gak, gue nggak ngerasa kalau ada yang berubah dari Nara, dia tetap kakak gue yang bodoh yang mudah gue tipu. "

Aruna yang mendengar itu kembali mencoba untuk berpikir," apa mungkin kakak lo udah curiga sama lo?"

Lana yang mendengar itu justru tersenyum sinis, dia selalu merasa otak Nara tidak mungkin berpikir sampai ke sana. di dalam pikiran Lana Nara adalah seorang kakak yang sangat tolol, dia rela melakukan apapun hanya untuknya.

"itu lebih nggak mungkin lagi, Nara itu cuman babu bagi gue, lagian dia sayang banget sama gue nggak mungkin dia curiga sama gue, gue cuma merasa mungkin ada orang yang mempengaruhi dia."

Aruna merasa kalau itu juga masuk akal,"apa mungkin keira," gumam Aruna.

beberapa hari ini Aruna juga merasakan perbedaan dari Keira, ketika di rumah Keira tidak akan lagi mencari masalah dengannya atau lebih menghindarinya.

Keira juga tidak lagi sering marah-marah ketika dinasehati oleh ayah mereka, dia akan mendengarkan ceramah dari ayahnya, dan tidak pernah membantah seperti dulu lagi.

" kayaknya sih iya, gue juga ngerasa kalau akhir-akhir ini keira berubah, mungkin dia yang udah mempengaruhi Nara."

"ini nggak bisa dibiarin, Nara nggak boleh terpengaruh sama keira dia harus tetap jadi kakak gue yang paling bodoh. sekarang kita harus apa?"

"gue juga gak tau ....," bingung Aruna, sekarang dia juga merasa tertekan, jika sampai Keira merubah sikapnya, secara otomatis ayah mereka akan kembali mempercayai Keira dan hubungan antara ayah dan anak yang sudah lama merenggang selama bertahun-tahun bisa saja kembali utuh.

Aruna tidak bisa membayangkan kalau hari itu benar-benar terjadi, dia harus memikirkan cara bagaimana menyingkirkan Keira secepat mungkin, hanya dia yang boleh menjadi satu-satunya putri di dalam keluarga meskipun dia hanya anak tiri.