Dinda tidak sadar sudah meninggal sampai dia berubah menjadi wanita tua dengan empat anak dan dua menantu perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Karena tidak ada bantuan dari sistem maka Adinda harus memutar otak untuk menemukan anak-anak.
Jika saja dia tidak berkeinginan membawa anak-anak turun gunung, semua ini tidak akan terjadi.
"Adik ipar kedua, bawa Arui ke rumah walikota. pastikan mereka semua selamat disana.Arui kau harus memastikan keselamatan mereka. ibu akan mencari mereka dengan cara berpencar"
Arui tidak lantas mengiyakan dia sangat khawatir dengan keselamatan ibunya yang sudah tua.
Dia berkata," tidak Ibu, aku akan mengirimmu ke rumah walikota. Nanti aku akan pergi bersama yang lain mencarinya"
Begitu juga dengan Zhangkai yang bersikeras,"kakak ipar, jangan khawatir aku akan mencari mereka, pergilah bersembunyi dulu"
Bahkan Nyonya Zang juga memintanya untuk menghindari kerumunan dengan pergi ke rumah walikota. Di sini Adinda mulai merasakan ketidaknyamanan menjadi seorang wanita tua.
Kenapa semua orang tidak percaya jika dia mampu melakukannya.
Aduh.
"Ada apa dengan kalian? ini bukan waktunya untuk bersembunyi. Semua orang terlepas dari tua dan muda harus bergegas. Tapi para gadis harus pergi menyembunyikan diri sendiri.
Mereka tidak mampu kehilangan anak-anak lagi.
"Tapi bu...
" Ah tidak ada tapi-tapian, ketika kita sedang berdebat ,anak-anak sudah pergi jauh"
"kakak ipar...
"Zhangkai jangan lihat aku sebagai wanita yang tua. Aku masih memiliki banyak energi sekarang. Ketika kau tidak ada aku bisa menangani semua hal. Kupikir kau meremehkan aku sebagai wanita Hem "
Zhangkai menggarukkan kepalanya tidak nyaman. Jelas dia ingin memberikan kenyamanan untuk kakak ipar tertuanya ini.Tapi dia juga tidak bisa menafikan jika kakak ipar ini sangat mampu.
Kakak ipar ini sudah menarik satu keluarga ke gunung dan selamat sampai sekarang.
"Jadi apa kata mu?"
"Ini...
Nyonya Zhang juga ingin mencegahnya tapi dia tidak memiliki kemampuan. Kakak ipar pertama ini berbeda dengan mereka para wanita desa.
Melihat semua orang tidak bisa menjawab ,Adinda menegakkan dadanya dan berkata "Ayo pergi"
Arui tidak tahu apa yang dia pikirkan tapi dia berjalan ke depan untuk menunjukkan di mana kediaman walikota yang tertinggal.
Mediaman walikota yang tertinggal sudah tidak jauh dari lokasi kerusuhan. Dan lagi di rumah yang besar itu memiliki plakat yang tidak di tanggal sebelumnya.
inilah sangat mudah ditemui.
Karena mereka masuk dengan cara tidak sah ,mereka memilih untuk pergi di pintu belakang.
Dengan kunci universal Arui membawa semua orang masuk ke dalam rumah dan kemudian menutupnya lagi.
Alian dan yang lain terkejut tapi tidak lagi merasa bangga dengan kemegahan di rumah kediaman walikota ini. Mungkin kegembiraan yang asli sudah hilang karena ketidakhadiran dua bocah
"Oke semua orang sudah selamat dan kalian jangan berlarian jangan membuat masalah yang tidak perlu" kata Adinda kepada para gadis.
"kakak ipar ,apa kau tidak berubah pikiran" tanya nyonya Zhang khawatir.
"Kenapa aku harus berubah pikiran, itu adalah anak dan keponakanku. Pada masa sekarang semuanya menjadi masalah besar. Lebih cepat mereka ditemukan maka itu lebih baik" bantah Adinda.
"Oke ibu kalau begitu, Ibu bisa mengikuti aku dari belakang" kata Arui mengalah.Ibu menghawatirkan adik kecil ,dia pasti tidak akan menghentikan ibu.Dia hanya bisa mendukung nya dengan cara ini.
Tapi siapa tau adinda langsung menolak."tidak kita harus mencari mereka dengan cara berpencar" Kat Adinda
"lho kenapa harus berpencar bu ?"
"Jika kita mencarinya dengan cara berpencar kemungkinan besar untuk bertemu lebih banyak. Entah bertemu atau tidak semua orang harus kembali ke sini sebelum gelap"kata Adinda.
Arui ingin menyangkal tapi dia tahu ibunya memiliki kemauan yang keras. lagi pula mereka memiliki tempat bersarang yang bagus di sini.
Dengan begitu mereka bisa kembali ketika ada sesuatu yang tidak baik.
Segera tiga tim dibentuk, Arui berjalan dengan Ahong dan Adinda serta Zhangkai berjalan sendirian.
Mereka berpancar seperti yang direncanakan. Meskipun arui merasa tidak nyaman melihat ibunya pergi dengan cara seperti itu. Tapi dia tahu jika sang Ibu lebih pintar dibandingkan dengan mereka.
Adinda yang dikhawatirkan oleh semua orang, berjalan ke depan. Sebenarnya dia tidak tahu harus pergi ke mana.
Tapi untuk pertama kali dia harus kembali ke TKP.
Rumah tempat mereka berlindung tadi sudah tidak begitu ramai. Mungkin sekelompok orang tadi banyak yang sudah pergi ketika suasana menjadi kondusif.
Tapi ada begitu banyak mayat di sini.
Beberapa keluarga menangisi mayat-mayat itu. Adinda juga melihatnya namun dia tidak memiliki waktu untuk melihat kondisi.
Kembali ke tempat di mana dia kehilangan anak-anak, Adinda melihat sekitar.
Kurang dari lima menit kemudian dia mendapati, sepatu yang familiar.
"Bukankah ini sepatu Aan?"
Adinda mengenali sepatu ini, sepatu yang dijahit sendiri oleh menantu perempuannya.Meskipun tidak bagus tapi cukup familiar dan mudah dikenali.
Adinda berjalan lagi dan menemukan sepatu yang lain.
Dia bersemangat menemukannya dan menemukan sepatu Aceng.
Mungkin kah?
"Sepertinya mereka meninggalkan jejak di sini"Pikir Adinda di dalam hati.
Adinda tersenyum dan berpikir anak-anak sudah cukup pintar sekarang.
Tapi melihat dari cara mereka meninggalkan jejak, artinya anak-anak sadar ketika pergi. Pada saat itu mereka mungkin pergi dengan terpaksa.
Apakah mungkin anak-anak diculik oleh orang yang tidak bertanggung jawab?
Memikirkan hal ini Adinda tidak kalah pusing.
Sayang sekali dia tidak memiliki sesuatu yang bisa melacak keberadaan anak-anak.
Tapi...
Segera Adinda berdiri di sudut dinding dan dia mulai mengacak-acak sistem.Siapa tau ada sesuatu yang bisa dia gunakan untuk melacak orang hilang.
Tapi sekali lagi dia tidak menemukan apapun yang bisa dia gunakan.
Sayangnya.
Lama Adinda berpikir.
Karena tidak memiliki jalan lain lalu dia mulai mengobservasi letak dari sepatu-sepatu yang dia temukan.
Anak-anak mungkin meninggalkan jejak yang lain.
Tapi ketika dia mulai mengurusi menelusuri jejak dia tidak menemukan apapun selain daripada jejak kereta kuda.
Oh kereta kuda, tunggu dulu.
"Jadi kelompok orang itu sudah membawa anak-anak pergi dengan kereta kuda?"
Adinda mulai berdebar kencang. Jika anak-anak diculik dan pergi dengan kereta kuda artinya orang itu akan membawa anak-anak pergi menjauh dari sini.
Anak anak akan menemukan jalan pulang jika mereka masih berada di kota tapi jika sudah keluar dari kota mungkin ini sudah terlambat.
"Sudah setengah jam berlalu ketika anak-anak hilang. Jadi ini belum jauh"
Dalam kondisi normal perlu waktu setengah jam menggunakan kereta kuda. Tapi saat ini ada begitu banyak pengungsi di mana-mana. Perjalanan ini mungkin akan terhambat.
Memikirkan hal seperti itu Adinda kembali bersemangat.
Segera Adinda menampilkan peta yang awalnya dia beli.Dia menggunakan peta ini sebenarnya untuk melihat ke arah mana jejak roda kereta kuda.
Setelah dia melihat dengan benar rupanya kereta kuda ini mengarah ke pintu gerbang.
"benar sepertinya mereka akan pergi dari kota" katanya di dalam hati.
ini adalah kabar yang bagus.
Adinda tidak tinggal diam dia lantas berjalan cepat menuju pintu gerbang. Hanya saja tubuhnya sudah tua sangat mengecewakan . Dia tidak bisa berlari kencang seperti layaknya orang muda.
Hanya berlari selama sepuluh menit saji dia sudah ngos-ngosan."Sial aku membenci tubuh tua ini" katanya di dalam hati.
Setelah istirahat sejenak,Adinda berjalan cepat lagi.Dia berlari lagi tapi sayangnya tubuh ini tidak mendukung sama sekali.
"Huf ..huf..huf...
"Aaahhhh tubuh sialan, setelah ini aku akan mengkonsumsi suplemen kesehatan.Baru kepala tiga sudah hancur hancuran"
Adinda yang malang segera berniat untuk melakukan perawatan tubuh dari luar dan dalam.Dia tidak bisa menahan kerugian ini.
Tiga puluhan masih muda, ok.
Karena tidak sanggup berlari dia akhirnya duduk di pinggiran jalan dan berniat untuk beristirahat.
Tapi Along dan Ahou yang juga bergerak mencari orang melihat keberadaannya dari jauh.
"Ahau apakah itu ibuku?"
Ahau melihat dan mengangguk "sepertinya itu memang Bibi pertama"
Along lantas bergegas menuju ke arahnya ,dia berteriak ,"Ibu kenapa kau di sini"
Melihat putra keduanya ,Adinda malah senang. Dia bertanya ,"apa kalian menemukan mereka?"
Wajah keduanya segera berubah,"maaf Ibu kami kehilangan mereka dan tidak tahu kemana harus pergi mencarinya lagi?"
"Astaga satu lagi anaknya yang bodoh, mereka tidak memiliki harapan" pikir Adinda di dalam hati.
Adinda tidak memperlihatkan wajah kesalnya. Tapi dia mengeluarkan dua pasang sepatu di dalam saku celananya.
"Sepatu ini adalah milik Aceng dan juga Aan.Di lihat dari lokasi kejadian, mereka dibawa pergi dengan kereta kuda. Ibu menelusuri jejak kereta kuda dan menemukan mereka di bawah menuju pintu gerbang"
Ahh.
Dua sepupu ini menggarukkan kepala dengan wajah yang malu. Mereka sudah berputar ke mana-mana dan tidak menemukan jejak apapun dari dua anak kecil itu. Tapi ibunya yang sudah tua menemukannya tanpa dengan sangat mudah bisa dibayangkan siapa yang bodoh di sini.
"Oh jadi mereka diculik dan dibawa ke pintu gerbang?" tanya keduanya.
"Tentu saja, ayo pergi ke sana" kata Adinda.
Sekali lagi Adinda dihentikan oleh putranya dan kali ini adalah Along."Ibu sebaiknya pulang pergi saja ke rumah walikota. Kami akan menemukan mereka"
Adinda memutar matanya dengan jijik"Hah dengan otak kalian yang sebesar ke otak kedelai, apakah kalian berani mengatakan kalian akan menemukannya?"
"Eh ini..
Dua orang yang bodoh kembali terdiam karena dimaki oleh Adinda.
"Sudah jangan banyak pikir, Along gendong ibu dan berlari cepat ke pintu gerbang. Saat ini tidak mudah melalui jalan utama dengan kereta kuda. Tapi kita bisa mencari jalan kecil untuk tiba lebih dulu di pintu gerbang sebelum mereka"
Along menatap ibunya dengan mata sebesar lonceng.
Menggendong ibu? serius?
Adinda membenci putra nya dengan tiba-tiba.Jika dia tidak kelelahan berlari,mana mungkin dia minta digendong.Tapi Along putra nya tidak berbakti, menggendong ibu kandungnya sendiri harus pikir pikir dulu.
"Kenapa,kau tidak mau?"
"Ibu...
"Aku jijik di gendong kamu tapi Aan ku sedang dalam masalah, kita harus buru-buru ke gerbang kota.Jika terlambat mereka akan pergi "
"Bisakah seperti itu Bibi?"
"jika tidak seperti itu apa kau masih memiliki ide bagus lainnya?" kata Adinda yang kesal karena mereka berdua menghabiskan banyak waktu hanya untuk mengobrol.
Adinda tidak ingin mendengar jawaban apapun dia lantas meminta Along untuk menunduk dan membiarkan dia naik ke punggung putranya itu.
Untung saja tubuhnya kurus dan ini tidak berat bagi alam yang selalu memikul banyak hal di punggungnya.
"Cepat lah"desaknya lagi.
Along menahan nafas,dia pikir ini ibu nya sendiri.
Fisiknya yang menyerupai wanita tua membuat dia tidak memalukan digendong oleh pria muda seperti sekarang. Along juga tidak berpikir menggendong ibu kandungnya adalah hal yang memalukan.
Jadi sesuai perintah dia berlari kencang bersama Ahau yang kebingungan dengan tingkah bibinya yang aneh.
Berkat petadi benaknya ,Adinda mengarahkan keduanya melewati jalan-jalan kecil. Tidak banyak orang yang melewati jalan kecil saat ini. Jadi dengan mudahnya tiga orang ini bergerak menuju pintu gerbang.
Benar saja, kurang dari sepuluh menit berlalu mereka sudah melihat pintu gerbang. tapi masalah lain ada di sini
Pintu gerbang tidak ditutup oleh siapapun karena saat ini para penjaga tidak ada di tempat.
Tapi ada begitu banyak kereta kuda di sini , karena di depan terjadi sebuah kerusuhan lainnya.
Kerusuhan di sini sangat berbeda dengan kerusuhan sebelumnya. Di sini para pengungsi menghentikan kereta kuda yang lewat demi mengemis makanan.
Satu persatu kereta kuda yang lewat tidak bisa bergerak maju hanya karena para pengungsi yang kelaparan.
Tapi bagus juga, dengan begitu Adinda bisa menemukan kereta kuda yang membawa anak-anak pergi.
"Ibu aku akan pergi melihat lihat"kata Along yang sudah menurunkan Adinda lagi ke tanah.
Adinda tidak lagi merasa lelah ,dia tidak peduli dengan along.
Dia berkata,"Cari gerbong yang biasa nya bisa menampung banyak orang atau gerbong kereta yang membawa para budak"
Saat ini,ada banyak orang yang mau menjual anak-anaknya demi makanan.Wajar jika fenomena ini terjadi.
Ini sah menurut hukum kerajaan tapi terkadang mereka juga menculik orang yang di anggap bisa di jual mahal.
Apalagi Aan dan Aceng adalah laki-laki yang mudah di jual.
Penjelasan ini masuk akal.
Along dan Ahou segera berpencar mencari orang.Adinda juga pergi melihat lihat.
Hanya sebentar, sudah ada berita.
Sebuah pertengkaran tejadi di depan.
😗😗😗😗
punya keajaiban jg gk ya?
lanjuuuttt...🙏🥰